Salin Artikel

DPRD Cimahi Sebut Nasi Kotak yang Diduga Sebabkan Keracunan dari Katering Langganan

Nasi boks tersebut sengaja disiapkan untuk 350 peserta undangan kegiatan reses anggota DPRD Kota Cimahi fraksi PPP Eddy Sofyan oleh pengusaha katering langganan.

Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Kota Cimahi, Totong Solehudin mengatakan, nasi boks yang dipesan dari pengusaha katering tersebut bukan kali pertama yang mereka pesan.

"Sebelumnya sudah pernah (memesan). Kami juga sudah biasa memesan. Dalam partai besar sudah biasa kami lakukan," ungkap Totong, Selasa (25/7/2023).

Namun pada kegiatan reses yang digelar di Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Sabtu (22/7/2023), pihaknya tidak mengetahui proses penunjukan penyedia katering.

"Kami melakukan sesuai SOP, penunjukan diserahkan ke panitia lokal. Siapa yang ditunjuk, tentunya yang memenuhi syarat. Kalau Setwan hanya memfasilitasi, jadi mereka bekerja dulu nanti kami bayar," kata Totong.

Pada saat kegiatan, Sekretariat DPRD Kota Cimahi hanya sebagai fasilitator kegiatan reses. Pihaknya hanya berperan sebagai pendamping dari panitia lokal yang dibentuk anggota dewan terkait.

"Karena ini menyangkut orang banyak, kami serahkan kegiatan itu kepada panitia lokal. Siapa yang ditunjuknya, tentu yang memenuhi syarat. Kami memang tidak langsung (ikut campur). Tugas kami hanya memfasilitasi (reses)," papar Totong.

Bahkan, pada kegiatan tersebut, 2 orang dari sekretariat DPRD Cimahi ikut keracunan seperti ratusan peserta reses.

"Itu 1 orang berada di rumah sakit, yang satunya juga karena ikut mengkonsumsi menyusul ikut masuk rumah sakit juga," beber dia.

Sebagaimana ditetapkan pada rapat Badan Musyawarah (Banmus) bahwa kegiatan reses anggota DPRD Kota Cimahi dijadwalkan digelar pada tanggal 21-22 Juli 2023.

Dari keterangan yang didapat, peristiwa keracunan massal ini bukanlah unsur kesengajaan melainkan musibah yang musti ditanggulangi bersama.

"Memang tanggal 21 dan 22 Juli ini memang waktunya reses anggota DPRD Kota Cimahi. Jadi semuanya sudah teragendakan. Reses ini adalah produk yang dibuat di Banmus. Maksimal setiap anggota mengadakan reses dengan jumlah maksimal 500 peserta. Tapi untuk kejadian yang kemarin ini, ada di 350 undangan peserta," jelas Totong.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/25/161330478/dprd-cimahi-sebut-nasi-kotak-yang-diduga-sebabkan-keracunan-dari-katering

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com