Salin Artikel

Dinkes Tasikmalaya Temukan Akun Medsos Jual Bantuan Susu Stunting

Tim verifikasi dinas pun menyebut akun-akun medsos tersebut langsung dihapus usai muncul pemberitaan di salah satu media.

"Memang betul ada lima kasus dari penerima yang hendak dijual oleh orangtua, tapi di periode awal (Juni 2023). Tapi tidak seperti diberitakan seolah-olah masif. Di beberapa kecamatan ternyata tìdak ada setelah dicek (Juli 2023). Malah kita temukan akun-akun yang jual (menawarkan) di media sosial (medsos), akunnya palsu dan sudah dihapus. Enggak tahu maksudnya seperti apa?" jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada Kompas.com di kantornya, Rabu (26/7/2023).

Hal itu pun, tambah Uus, berbanding terbalik kenyatannya dengan tampilan susu bantuan stunting yang ditawarkan di akun palsu medsos masih terbungkus utuh.

Sedangkan, pembagian susu di Puskesmas yang sesuai dengan diagnosa berkelanjutan oleh dokter bungkus susu bantuannya sudah dicopot.

Jadi, susu bantuan yang ditawarkan di medsos masih berbentuk bungkus utuh itu disebut seolah-olah mengada-ada dan berbanding terbalik dengan kondisi susu pembagian di tiap Puskesmas.

"Terus saat pembagian dusnya (susu) justru sudah dicopot saat dibagi di Puskesmas tiap kecamatan, beda dengan di medsos yang dusnya masih utuh," tambah Uus.

Meski demikian, Dinas Kesehatan Tasikmalaya bersama seluruh jajaran Puskesmas terus mengawasi pembagian susu penanggulangan stunting tersebut.

Seperti lima kasus pada periode awal Juni 2023 yang hendak dijual susu pembagiannya sudah membuat pernyataan bawah bantuan resmi asupan gizi akan diberikan ke anaknya.

Hal itu setelah mendapatkan edukasi dan penjelasan dari Dinas Kesehatan kalau bantuan susu tersebut hasil diagnosa dokter sesuai dengan SOP Kementerian Kesehatan RI.

"Setelah diberikan edukasi dan pemahaman semuanya (kelima penerima bantuan periode awal) masih diberikan bantuan. Pemberian susu ini tak asal bagi saja ya, ini dilakukan terukur harus jelas dan sesuai dengan konsultasi dokter. Harus diawasi di Puskesmas oleh dokter. Ada juga aturan apabila ditemukan hal lain saat pemeriksaan, dokter Puskesmas harus berkonsultasi dengan dokter spesialis anak," ujar dia.


Pembagian bantuan susu penanggulangan stunting ini, lanjut Uus, dibagikan bertahap dalam tiga tahap sesuai dengan hasil pemeriksaan berkelanjutan dokter di Puskesmas.

Setiap tahap pembagian, penerima akan diperiksa kembali perkembangan tumbuh kembang anaknya oleh dokter Puskesmas.

"Kita bagikan tiga tahap, supaya mereka kembali (diperiksa di Pukesmas) pemberian susunya kita pantau sesuai dengan SOP Kemenkes. Bagaimana pemberian kepada anak pun ada SOP-nya oleh Puskesmas. Tahapan ini kita berikan susu secara bertahap. Misal seminggu harus datang baru diberikan lagi. Kita timbang, kita berikan lagi paket yang kedua. Kalau tak terpantau, khawatir tidak datang lagi ke Puskesmas," kata dia.

Dinkes Tasikmalaya pun selama ini menekankan adanya pemberitaan dan isu bantuan susu penanggulangan stunting masif di masyarakat dan lewat medsos adalah tidak benar.

Mereka telah memverifikasi langsung ke tiap kecamatan dan tak ditemukan adanya penerima bantuan susu berupaya menjual baik secara langsung ataupun lewat medsos.

"Dari lima kasus itu (periode Juni 2023) sudah membuat pernyataan tak akan mengulang perbuatannya. Jadi bukan seperti diberitakan masif. Kita sudah melibatkan lintas sektoral. Tidak benar seolah-olah masif di beberapa kecamatan bukan gitu. Itu terjadi bulan Juni saat membagikan PMT tersebut di tahap awal," pungkas dia.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/26/114737378/dinkes-tasikmalaya-temukan-akun-medsos-jual-bantuan-susu-stunting

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke