Salin Artikel

Cegah Kasus Tabungan Siswa Dibawa Kabur, OJK Kenalkan Program Simpanan Pelajar

Meski hal ini telah lama dilakukan, namun upaya itu semakin diintensifkan demi mencegah terulangnya kasus tabungan siswa Rp 800 juta dibawa kabur mantan kepala sekolah (kepsek) di SDN 1 dan 3 Pakemitan, Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya. 

"Program Simpel telah diunggulkan sejak lama kepada sekolah-sekolah yang bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) di Priangan Timur dan perbankan. OJK juga telah mengeluarkan surat edaran agar para siswa mengikuti program Simpel tersebut dengan tujuan untuk mendorong siswa agar gemar menabung sejak usia dini," jelas Plt Kepala OJK Tasikmalaya, Misyar Bonowisanto, kepada wartawan di kantornya, Kamis (27/7/2023). 

Misyar pun mengimbau kepada orang tua siswa dan pihak sekolah untuk menitipkan uang tabungan ke perbankan. 

Tujuannya adalah agar tabungan tersebut terjamin risikonya dan diawasi oleh OJK langsung. 

"Hal ini berbeda dengan menyimpan uang di sekolah yang sulit diawasi keamanannya. Saya berharap agar kasus semacam itu tidak terulang," kata Misyar. 

Selama ini Pemerintah dan Perbankan telah menyediakan layanan untuk menyimpan uang tabungan para pelajar melalui program bernama Kejar atau satu rekening satu pelajar dengan di dalamnya program Simpel. 

Pogram Simpel ini juga memiliki setoran yang sangat rendah mulai dari Rp 1.000 dan tak memberatkan para siswa. 

"Pemerintah dalam hal ini OJK sudah mengeluarkan generic model dengan program Kejar itu adalah satu rekening satu pelajar. Di mana produknya adalah Simpanan Pelajar atau Simpel. Itu menyasar ke siswa mulai dari tingkat PAUD hingga SMA," ungkap dia. 

Saat ini, lanjut Misyar, program ini telah berjalan namun belum berlaku secara keseluruhan di seluruh sekolah. 

Program ini pun bisa dilakukan secara pribadi ataupun kolektif di sekolah untuk membuka rekening tabungannya. 

"Pelajar ke bank konvensional cukup buka rekening Rp 5.000 kemudian di Bank Syariah cukup Rp 1.000 dan sudah punya tabungan resmi," tambahnya. 


Hal senada diungkapkan Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto yang meminta seluruh pelajar sekolah dasar (SD) di wilayahnya supaya tak kapok menabung di sekolah meski ada mantan kepala sekolah (kepsek) bawa kabur tabungan Rp 800 juta. 

Menurutya, perbuatan mantan kepsek tersebut adalah seorang oknum tercela dan tak bisa berimbas kepada sekolah-sekolah lainnya dengan manajemen bagus pengelolaan tabungan siswa. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya akan melibatkan lembaga Perbankan untuk tabungan siswa di sekolah usai adanya kejadian ini. 

"Laporan hal itu (mantan kepsek bawa kabur tabungan siswa Rp 800 juta) telah ditangani dan diawasi sampai saat ini. Hal ini upaya dalam meluruskan permasalahan ini dilakukan oleh Pak Kadis (Dinas Pendidikan) dan jajaran. Kemudian proses pengembalian uangnya akan terus dilakukan pengawasan dengan baik dan mudah-mudahan prosesnya lancar," jelas Ade kepada wartawan di halaman kantornya usai acara HUT Kabupaten Tasikmalaya ke-391, Rabu (26/7/2023). 

Diberitakan sebelumnya, tabungan ratusan siswa sebesar Rp 800 juta di dua Sekolah Dasar (SD) Pakemitan 1 dan 3 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dibawa kabur mantan Plt kepala sekolah tersebut. 

Ratusan ibu-ibu selaku orangtua siswa pun berunjukrasa menagih uang anak-anaknya dikembalikan dan mengadu ke kantor Desa Pakemitan, Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (22/7/2023). 

Sambil membawa tulisan protes, para ibu-ibu tersebut menuntut mantan kepala sekolah anaknya tersebut untuk segera mengembalikan uang hasil menabung anak-anaknya di sekolah. 

Kasus ini pun hampir sama dengan kejadian di Pangandaran, Jawa Barat, belum lama ini. 

Perbedaannya kalau di Pangandaran tabungan siswa dipinjam sejumlah guru dan uang itu disimpan di koperasi. 

Sedangkan di Tasikmalaya, tabungan itu dibawa eks kepsek yang sudah pensiun berinisial IS. 

"Terduga pelaku telah lebih dari 3 kali menjanjikan kepada para orang tua siswa akan memberikan tabungan itu sejak bulan Juni lalu. Namun, hingga kini hal itu tak terealisasi. Kami melakukan aksi protes dan mediasi menagih janji Eks Kepsek. Namun, dalam pertemuan sekarang ini, Eks Kepsek tak hadir. Kami pun hanya ditemui Kepala SDN Pakemitan 3 saat ini, yaitu Wawan," jelas Koordinator Orangtua Siswa SDN Pakemitan 3, Dodi Kurniadi kepada wartawan di lokasi. 

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/27/131111178/cegah-kasus-tabungan-siswa-dibawa-kabur-ojk-kenalkan-program-simpanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke