Salin Artikel

Ribuan Warga Bandung hingga Mancanegara Padati Asia Africa Festival 2023

BANDUNG, KOMPAS.com - Ribuan warga Bandung, berbagai kota di Indonesia, hingga mancanegara, memadati perhelatan Asia Africa Festival 2023 di Bandung, Sabtu (29/7/2023).

Mereka tumpah ruah di Jalan Asia Afrika, Bandung. Mereka ingin menikmati kemeriahan festival yang 3 tahun ini hiatus akibat pandemi Covid-19.

Dari pantauan, warga tampak memadati sepanjang Jalan Asia Afrika, mulai dari persimpangan Jalan Tamblong-Asia Afrika hingga mendekati kawasan Alun-alun Bandung.

Yanti Mulyanti, warga Cileunyi Kabupaten Bandung mengaku senang Asian African Festival kembali digelar. Ia pun berharap, tahun depan acara ini dapat digelar kembali.

"Seru, ramai, senang banget Asia Afrika Festival ini meriah lagi," katanya.

Yanti tidak sendiri. Masih ada Vito, Anisa, dan Davi, yang merupakan perantau dari Manado. Mereka menyambut positif Asian African Festival 2023.

"Walaupun panas, tapi seru. Kami menikmati acara keren ini. Dan kebetulan, enggak sengaja jadi ketemu sesama perantau seperti dari Bolaang Mongondow, atau Minahasa," kata Vito diamini teman-temannya.

Sebagai informasi, Asian African Festival 2023 dihadiri delegasi dari 17 negara Asia-Afrika, antara lain: Pakistan, Sri Lanka, Libya, Sudan, Filipina, Syiria, Nigeria, Kenya, Korea Utara, Bangladesh, Zimbabwe, India, Laos, Malaysia, Thailand, serta Mozambik.

Selain itu, acara ini menampilkan banyak penampilan seru dari pelaku seni budaya Kota Bandung, antara lain Ega Robot Ethnic dan Manshur Angklung.

Tidak lupa, para penampil dari skala nasional hingga internasional pun hadir di sini.

Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan terima kasih dan selamat kepada seluruh masyarakat Kota Bandung yang hadir memadati kawasan Jalan Asia Afrika. Menurutnya, keberlangsungan Asian African Festival secara luring patut disyukuri.

"Acara ini sudah lama kita nantikan setelah 3 tahun tidak diselenggarkan. Semoga kreativitas seni budaya yang ditampilkan tidak hanya menghibur dan menjadikan kita lebih saling mengenal, tetapi juga dapat menjadi perekat persaudaraan antar bangsa Asia-Afrika," kata Ema.

Ema berharap pelaksanaan Asian African Festival tahun 2023 dapat menjadi salah satu instrumen pertumbuhan ekonomi bagi Kota Bandung.

Menurutnya, salah satu potensi besar di Kota Bandung adalah seni, budaya, dan sumber daya manusia, yang mana pada gelaran ini semuanya ditampilkan.

"Mohon maaf juga, karena selama acara berlangsung, kita menerapkan rekayasa lalu lintas di Jalan Asia Afrika," ucap Ema.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/29/224526178/ribuan-warga-bandung-hingga-mancanegara-padati-asia-africa-festival-2023

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com