Salin Artikel

Aliran Citarum Tercemar Limbah TPA Sarimukti, Warga di Bantaran Sungai Hirup Bau Menyengat Setiap Hari

Mereka merasakan dampak dari dugaan pencemaran limbah air lindi yang mengalir berwarna hitam kecoklatan, berbusa dan berbau tak menyengat dari pintu outfall Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) TPA Sarimukti.

Air berwarna hitam gelap itu mengalir ke Sungai Cipanawuan dan mencemari Sungai Cipicung yang kemudian mengalir ke Sungai Cimeta dan bermuara di Sungai Citarum hingga perairan Waduk Cirata.

"Ada 3 RW di Desa Sarimukti yang merasakan langsung bau tak sedap dari Sungai Cipicung, RW 13, RW 15 dan RW 12. Kalau dulu enggak separah ini, sekarang airnya bau dan ada busanya," kata warga RW 13 sekaligus anggota BPD Desa Sarimukti, Hari Hartono, Senin (31/7/2023).

Hari menduga, pengolahan air lindi di TPA Sarimukti tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga yang keluar dari penampungan IPAL tidak terolah di dalam kolam penampungan.

Air yang seharusnya keluar dari mulut outfall IPAL TPA berwarna jernih, malah keluar dengan kondisi hitam kecoklatan, berbusa dan berbau menyengat mengalir masuk ke dalam badan sungai Cipanawuan.

"Ini (diduga) berasal dari air lindi TPA Sarimukti yang ditampung di penampungan dan mengalir ke sungai Cipanawuan masuk ke Cipicung ke sananya ke Cimeta dan masuk ke Citarum," papar Hari.

Menurut Hari, pencemaran di sungai Cipicung sudah terlampau parah, pasalnya air lindi yang masuk ke dalam sungai ini diduga mengandung bakteri yang bisa menyebabkan gatal-gatal jika terkena kulit.

"Kalau kena kulit gatal-gatal bahkan kalau yang luka kulit terus kena air Cipicung bisa infeksi sampai borok," ujar Hari.

Padahal Sungai Cipicung berperan penting bagi kehidupan warga Desa Sarimukti baik untuk kebutuhan pertanian maupun pengairan pertanian sawah.

Dengan kondisi ini, warga di bantaran Sungai Cipicung terpaksa mencari sumber air yang lebih bersih untuk kebutuhan mereka.

"Kalau untuk pertanian, warga bikin irigasi ngambil dari hulu sungai Cipicung. Sementara untuk dikonsumsi ada serapan-serapan air yang bisa dimanfaatkan," jelas Hari.


Hari menyaksikan betul bagaimana dahulu air sungai Cipicung menjadi sumber utama warga di 3 RW di Desa Sarimukti untuk beraktivitas seperti mencuci pakaian, bermain anak, ataupun menghidupi persawahan warga.

"Sekarang mah gak bisa dimanfaatkan. Kadang kalau musim hujan busa dari air sungainya bisa sampai tumpah ke atas dan mengeluarkan bau menyengat," tutur Hari.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat Prima Mayaningtyas menyebutkan, Pemprov Jabar sudah menerjunkan tim untuk melakukan investigasi mengenai dugaan pencemaran limbah air lindi dari TPA Sarimukti.

"Kalau hasil penelitian kami, karena aliran sungai Ciganas dan Cipanawuan kan bermuara di sungai Cipicung. Hasil pemantauan kualitas air di sana air Cipicung baik upstreamnya, masih memenuhi baku mutu," klaim Prima.

Prima menyampaikan, pembuktian pencemaran itu musti diukur menggunakan parameter yang menyangkut dengan keberadaan oksigen dalam air limbah seperti dissolved oxygen (DO), chemical oxygen demand (COD), biochemical oxygen demand (BOD), dan total suspended solid (TSS).

"Karena kalau pencemaran air lindi parameternya ada DO, COD, BOD, dan TSS. Warna air sungainya juga akan terlihat hitam pekat. Nah ini sudah kita lakukan penelitian. Kesimpulannya titik hulu di aliran sungai di TPA Sarimukti itu masih memenuhi baku mutu di sungai Cipanawuan dan Ciganas," sebut Prima.

Upaya uji laboratorium sampel air pun juga sudah dilakukan di bagian hilir sungai untuk memastikan adanya pencemaran lingkungan atau tidak di aliran sungai.

"Untuk yang Cipicung downstream ini juga kita lakukan upaya-upaya di atas. Khawatir kalau itu masih terindikasi pencemaran. Kemudian titik hilir yang bermuara di sungai Cimeta downstream juga sudah mempunyai baku mutu. Hanya memang sedikit DOD, yang harusnya 3 miligram per liter tapi masih di 4 miligram per liter. Sekarang kita juga masih perbaiki untuk terus kesana," tandasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/07/31/184604378/aliran-citarum-tercemar-limbah-tpa-sarimukti-warga-di-bantaran-sungai-hirup

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke