Salin Artikel

Detik-detik Aksi Begal di Dayeuh Kolot Terekam CCTV, Gagal karena Korban Melawan

Detik-detik peristiwa itu terekam kamera pengawas atau closed circuit television (CCTV) dan beredar luas di media sosial.

Dalam video tersebut terlihat, dua orang pelaku menggunakan sepeda motor putih dengan pakaian tertutup tengah membuntuti korban yang juga menggunakan sepeda motor merah.

Secara tiba-tiba korban menyadari diikuti oleh kedua pelaku. Kemudian korban berhenti, secara spontan salah seorang pelaku coba merampas kendaraan korban.

Dalam rekaman CCTV itu terlihat korban coba melawan. Bahkan korban yang seorang diri tersebut terus berupaya menyelamatkan sepeda motornya.

Sementara pelaku yang menggunakan jaket hitam, melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor yang dikenakannya untuk menjalankan aksinya.

Mohamad Fadlin Auzini (22) korban dari aksi begal yang gagal mengatakan, kejadian itu terjadi pada Sabtu (29/7/2023).

Lokasi kejadian, kata dia, berada tak jauh di tempat dia bekerja yakni di Kompleks Taman Cibaduyut Indah (TCI) Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung.

Fadlin menceritakan, saat itu, baru selesai pulang membeli makan dan hendak kembali menuju tempat bekerja.

Dia tidak mengetahui sedang diikuti oleh para pelaku. Kemudian, Fadlin sadar sedang diikuti, beberapa ratus meter sebelum sampai di tempat ia bekerja.   

"Kejadiannya jam 16.30 WIB, awalnya emang saya enggak tahu diikutin dari mananya. Cuma pas curiganya sudah setelah GOR dekat sini. Saya ngerasa diikutin, ya saya iseng saja narik gas motor saya, eh dia malah ikut ngegas juga. Saya pelan, dia ikut pelan," katanya ditemui di Kecamatan Dayeuhkolot, Selasa (1/8/2023).

Kemudian, dia memberhentikan sepeda motornya dan sempat bertanya kepada dua orang tersebut, terkait maksud dan tujuannya mengikuti dia.

"Pas saya nengok ke belakang, saya enggak kenal. Sama saya ditanya, ada apa, dia enggak ngejawab. Tiba-tiba bawa kunci motor saya. Wah dalam pikiran saya ini mah begal," ujarnya.

Yakin akan dibegal, Fadlin langsung memarkirkan sepeda motornya di tengah jalan. Hal itu dilakukannya guna mendapatkan pertolongan dari orang lain.

Namun, upayanya tersebut tidak mendapatkan respons dari masyarakat yang melihat langsung kejadian tersebut. 

"Makanya saya parkirkan motor ke tengah. Soalnya di situ ada beberapa kendaraan cuma masih jauh. Jadi kalau saya simpan  motor mah pasti pada berhenti. Nah pas parkir ternyata ada bapak-bapak yang merespon saya, pake helm merah kalau enggak salah mah. Cuma enggak ngebantuin, cuma bantuin teriakin aja," kata dia.

"Mereka berdua, saya sendiri. Saya spontan aja langsung ngelawan. Soalnya dia enggak tega ke saya, masa saya tega juga ke dia," kata Fadlin.

Fadlin mengaku kehilangan handphone saat melawan.

Kedua pelaku terlihat ingin merebut motor Fadlin saat dia memarkirkan motornya di tengah jalan. 

"Yang dicarinya emang kendaraan saya. Kalau misalkan emang mau ngambil HP, mungkin pas bawa kunci motor saya dibuang. Cuma pas saya parkirkan motor, mereka juga sama, dan satu orang ngambil mendekati motor saya," terang dia.


Pelaku bawa senjata tajam 

Saat kejadian, dia tidak mengetahui salah seorang pelaku membawa senjata tajam berupa pisau cutter.

Hal itu diketahuinya usai para pelaku kabur dan salah seorang warga yang menyaksikan kejadian tersebut memberi tahu Fadlin agar memeriksa bagian tubuhnya, khawatir ada luka akibat sayatan pisau.

"Pas saya datang ke pos satpam baru kelihatan jaket saya sobek-sobek," tuturnya.

Hanya saja, tidak ada luka akibat pisau yang dibawa oleh para pelaku. Ia hanya mengalami luka memar di bagian tangan dan kakinya.

Saat ini, dia sudah melaporkan kejadian ke Kepolisian Sektor Dayeuh Kolot.

Sementara Kapolsek Dayeuhkolot AKP Suyatno mengatakan, saat ini kasus tersebut tengah dalam penyelidikan. 

Korban, kata dia, baru melaporkan kejadian tersebut kemarin.

"Korban selamat tak ada luka, motornya juga selamat, namun handphonenya korban diambil pelaku," sebut Suyatno.

Suyatno mengaku, telah beberapa kali ke lokasi kejadian untuk mengungkap kasus tersebut. Dia kemudian mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati, apalagi di daerah sepi.

"Itu juga kan telah dibuntuti, terus di lokasi yang sepi kejadian. Maka kami imbau kepada masyarakat selalu berhati-hati terutama di daerah sepi," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/01/174506278/detik-detik-aksi-begal-di-dayeuh-kolot-terekam-cctv-gagal-karena-korban

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com