Salin Artikel

Warga Temukan Ratusan Butir Peluru di Pesisir Mundu Cirebon

Warga yang menemukan langsung melaporkan penemuan peluru ke anggota TNI dan POLRI setempat.

Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah petugas TNI dari Koramil dan Lanal Cirebon masih berjaga di lokasi. Mereka menjaga sekaligus memeriksa kondisi sekitar.

Meski sebagian besar sudah dibawa ke Polsek Mundu, polisi masih menemukan sebagian peluru lainnya yang masih tersisa. 

Kepada Kompas.com, petugas menunjukan peluru yang sudah dibungkus di dalam kertas. Bentuknya sudah berkarat.

Sebagian bahkan sudah pecah dan tidak berbentuk seperti peluru yang utuh. 

Penemuan peluru dengan jumlah yang cukup banyak ini mengagetkan warga. Mereka cukup khawatir berpotensi membahayakan.

Sarkum, warga setempat menyebut, penemuan ini bermula saat Syarif warga setempat sedang mencari cincin di lahan terbuka.

Dia juga merapikan area kosong tersebut untuk menjemur ikan. 

Tiba-tiba, Syarif menemukan satu buah peluru yang masih cukup bagus. Dia kemudian coba mengorek tanah hingga akhirnya menemukan peluru-peluru lainnya.

“Cari cincin, terus nemu peluru, terus ngasih tau ke saya. Akhirnya saya ke lokasi, dan saya melihat semacam peluru. Banyaklah. Sekitar 200 butir. Kayanya tersimpan tapi sudah tercecer,” kata Sarkum saat ditemui Kompas.com di lokasi. 

Sarkum menyebut, setelah menemukan hal itu, Syarif kaget dan takut.

Kanit Reskrim Polsek Mundu Aiptu Maman Nurjaman langsung mendatangi lokasi untuk proses penanganan agar tidak membahayakan warga.

Peluru dan penemu langsung dibawa ke Polsek Mundu untuk dimintai keterangan.

Berdasarkan informasi penemu, barang berjenis peluru ini diduga berasal dari dasar sungai.

Pasalnya, penemu yang juga pemilik lahan sedang merapihkan area untuk penjemuran ikan di pesisir.

“Kita yang piket langsung ke TKP, ditemukan peluru ini berasal dari dasar sungai yang terbawa saat proses urug lahan kosong. Karena ditemukan di tengah area kosong itu,” kata Maman saat ditemui Kompas.com di Polsek Mundu.

Melihat dari bentuknya, Maman sebut barang tersebut merupakan peluru.

Diduga peluru berkaliber 5,39 milimeter dengan jumlah yang cukup banyak. Namun karena dari dalam air laut, kondisi peluru sebagian besar sudah rusak dan berbau amis.

Setelah dilakukan pemeriksaan dan permintaan keterangan awal, Maman akan mengirimkan ratusan peluru ke bagian Logistik Polres Cirebon Kota untuk diamankan. Petugas juga berencana memeriksa secara lanjut.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/09/144655578/warga-temukan-ratusan-butir-peluru-di-pesisir-mundu-cirebon

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com