Salin Artikel

Ratusan Kepala Keluarga di Kaki Gunung Cikuray Garut Terdampak Kekeringan

Bahkan, dua RW di antaranya secara rutin harus mendapat kiriman air bersih. 

“Ada tujuh RW yang terdampak, yang parah RW 11 dan 16, ada 220 KK di RW 11 dan 218 KK di RW 16,” jelas Jamjam Jamaludin Malik, aparat Desa Cintanagara saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (10/08/2023).

Menurut Jamjam, kekeringan mulai dirasakan warga sekitar dua bulan lalu akibat kemarau panjang. 

Untuk kampung-kampung yang terdampak kemarau parah, saat ini tiap hari mendapatkan kiriman air bersih menggunakan mobil tangki. Seperti Kampung Siderang. 

“Kita sudah buat laporannya, sekarang sudah ada kiriman air bersih dari lembaga zakat dan anggota DPRD Garut,” katanya. 

Salah seorang warga Kampung Siderang Datar yang tengah menunggu kedatangan pasokan air, Nurhalimah (24) mengatakan, kekeringan mulai dirasakan warga tiga bulan lalu. 

Namun baru satu bulan ini ada kiriman air bersih menggunakan mobil tangki.

“Seminggu dua kali, satu mobil tangki, kadang ada yang tidak kebagian juga,” beber dia.

Di Kampung Siderang, ada tiga titik pembagian air bersih melalui mobil tangki. Di setiap titik pembagian, puluhan tempat penampungan air dari mulai ember, bak, tong, dibariskan warga untuk diisi air bersih dari mobil tangki. 

Menurut Nurhalimah, air bersih yang disuplai lewat mobil tangki, digunakan warga untuk kepentingan memasak.

Sementara, untuk kepentingan mandi cuci kakus (MCK), biasanya dilakukan di sungai kecil yang berada tidak jauh dari kampung mereka. 

“Biasanya pakaian kotor disimpan dalam karung, nanti baru dibawa ke sungai,” ungkap Halimah. 

Kebutuhan air bersih untuk warga, selama ini didapat dari mata air yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari kampungnya.

Di lokasi mata air tersebut, dibangun jamban umum yang biasa digunakan warga untuk kebutuhan air bersih hingga MCK.

Selain datang ke jamban umum, ada juga warga yang memasang selang air dari mata air dan disalurkan ke rumah-rumah setelah disedot menggunakan pompa air. Namun, fasilitas tersebut berbayar hingga tidak semua warga bisa menikmati. 

“Yang pakai pompa juga sekarang kesulitan, karena airnya kering di mata air,” beber dia. 

Karena debit air berkurang, warga mensiasatinya dengan mengambil air malam hari. Namun karena banyak warga yang mengambil dari mata air yang sama, ketersediaan air tidak mencukupi kebutuhan warga.

“Jam 5 pagi juga sudah kering airnya,” katanya. 

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/11/145738778/ratusan-kepala-keluarga-di-kaki-gunung-cikuray-garut-terdampak-kekeringan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke