Salin Artikel

Menteri Pertanian Sebut El Nino Problem Dunia, Minta Petani Berkolaborasi agar Bertahan

"Ini memang menjadi ancaman dan tantangan dunia, saya rasa kita tidak boleh optimis berlebihan, tapi ya pesimis juga tidak benar," katanya ditemui di Kecamatan Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (13/8/2023).

Menghadapi potensi banyaknya lahan pertanian yang mengalami kegagalan akibat El Nino, Syahrul menyebut tengah mengupayakan berbagai cara.

Mulai dari mengintervensi mekanisme pertanian yang ada, hingga temuan-temuan yang bisa membuat tanaman sedikit bisa bertahan dari panas imbas El Nino.

"Kita masih punya lahan-lahan yang berair dalam kondisi apapun. Kita punya lahan lain di lahan kuning airnya pas-pasan. Tentu intervensi mekanisasi, intervensi varitas yang tahan panas, dan percepatan-percepatan dilakukan," ujar dia.

Syahrul menyebutkan, wilayah Kabupaten Bandung menjadi salah satu penyangga dari sektor pertanian terutama sawah.

Saat ini, kata dia, Bupati Bandung Dadang Supriatna tengah mempersiapkan lahan seluas 2.000 hektar untuk mempercepat proses pengembangan pertanian.

"Saya tadi mendapat komitmen dari pak bupati Bandung untuk siap memberikan kontribusi untuk menyiapkan lahan guna mempercepat penyangga itu. Seperti ini yang diharapkan dari para Bupati untuk langsung mengambil sikap," jelas Syahrul.

Dia menambahkan, Presiden Jokowi telah mengintruksikan agar para petani yang telah melalui musim panen supaya bisa menjaga hasilnya.

Jika mampu, lanjut dia, petani harus mempersiapkan diri serta berkolaborasi agar bisa melewati musim El Nino dan kembali melakukan proses penanaman. 

"Dan ini yang didorong oleh pak Presiden, percepatan tanam harus dilakukan. Jadi yang sekarang segera panen, dijaga baik-baik hasilnya, produktivitasnya harus lebih baik. Kemudian segera kita melakukan penanaman kembali. Supaya katakan sampai November, Desember akan panen lagi," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/14/064340478/menteri-pertanian-sebut-el-nino-problem-dunia-minta-petani-berkolaborasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke