Salin Artikel

Kapolrestabes Bandung Sebut Lemparan Gas Air Mata yang Picu Kerusuhan di Dago Bukan dari Polisi

"Bahwa dari kami sedang negosiasi dan kami tidak tahu dari belakang ada yang melempar sesuatu dan kami yakinkan bukan dari kami, dari lemparan itu yang menyebabkan chaos," kata dia di lokasi, Senin (14/8/2023) malam.

Kronologi

Budi menjelaskan kericuhan bermula dari warga Dago Elos di Jalan Ir. H. Juanda atau jalan Dago Kota Bandung memblokade jalan. Massa berhasil dipukul mundur.

Senin (14/8/2023) malam, polisi mendapatkan informasi mengenai penutupan jalan yang dilakukan warga dengan membakar ban di jalan Dago, tepatnya di dekat terminal Dago.

"Lalu dikirimlah anggota terdekat dari Polsek, ternyata memang banyak dan melakukan penutupan jalan," kata Budi di lokasi kejadian, Senin.

Pengerahan pasukan Polrestabes Bandung pun dilakukan dengan bantuan dari Polda Jabar.

Petugas kepolisian dari Polrestabes Bandung yang dibantu Polda Jabar sempat melakukan negosiasi dengan warga.

Negosiasi sempat berhasil, tetapi tiba-tiba ada suara yang diduga letusan atau lemparan gas air mata sebanyak tiga kali di antara kerumunan petugas dan warga.

Kerusuhan

Sontak hal itu yang memicu kerusuhan, warga pun kemudian melakukan pelemparan ke arah petugas.

"Terjadi negosiasai mereka ingin sampaikan laporan kembali dan kami setuju untuk melakukan kembali diskusi laporan di polres. Tapi jam 22.00 ada chaos dan ternyata mereka melakukan pelemparan pada petugas dan membakar ban di jalan," ucapnya.

Budi menegaskan, lemparan gas air mata bukan berasal dari kepolisian.

Polisi akhirnya melakukan tindakan tegas dengan melakukan pembubaran terhadap massa.

"Kita lakukan pendorongan dan berhasil, kami lalu bersihkan jalan dari api pembakaran ban. Sudah dipadamkan dan bisa dilalui," ucapnya.

Kondusif

Hingga pukul 00.00 WIB situasi kondisi jalan dago dinilai Budi telah kembali aman. Jalan yang ditutup pun telah kembali dibuka, sehingga kendaraan yang sebelumnya tertahan, dapat kembali dilalui.

"Ya sekarang sudah kondusif anggota masing-masing stand by," pungkasnya.

Budi menilai ada pihak-pihak didalam kelompok tersebut yang diduga melakukan provokasi. 

"Yang pasti sudah datang ke polres dari kita ini kembali bawa kembali alat bukti yang disampaikan, tapi niat mereka berbebda, kita tidak menolak (laporan), tapi bawa kembali alat bukti. Mungkin ada kelompok di dalam itu yang tidak mau situasi kondusif," ujarnya.

Sementara itu, Rio, salah satu warga mengatakan bahwa aksi ini merupakan kekecewaan warga terhadap sikap kepolisian.

Rio mengatakan pada pukul 14.00 WIB, mereka mendatangi Polrestabes Bandung untuk melaporkan dugaan penipuan pihak yang mengklaim memiliki lahan yang saat ini ditempati warga.

"Jadi kami warga melaporkan penipuan yang menggugat warga. Kita datang ke polrestabes buat laporan, bukan buat demo tadi jam 14.00 WIB. Tapi sampai jam 19.00 WIB tadi, tidak dikasih penjelasan sama sekali dan harus ada bukti sertifikat buat si pelapor. Makanya sekarang, kita lakukan ini sebagai bentuk kekecewaan kita ke pihak kepolisian," ucapnya.

Rio bahkan mengatakan bahwa warga siap melakukan aksi pemblokiran hingga tuntutan mereka atas hak tanah mendapatkan keadilan.

"Aksi ini seminggu ke depan pun kita sanggup. Karena memang ini kita lakukan buat dapat keadilan soal hak atas tanah yang kita miliki dari dulu," tuturnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/15/054727578/kapolrestabes-bandung-sebut-lemparan-gas-air-mata-yang-picu-kerusuhan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke