Salin Artikel

Fenomena Lagu Partai Politik, Tingkatkan Popularitas, Tak Jamin Dongkrak Elektabilitas

Nada dan lirik lagu tersebut bahkan sampai terngiang-ngiang di kepala karena sangat gampang ditemui dan didengar di berbagai platform media sosial

Salah satunya lagu dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan lirik:

PAN PAN PAN selalu terdepan

PAN PAN PAN pasti ada harapan

PAN PAN PAN hidup semakin mapan...

Lagu dan lirik yang dinyanyikan kader PAN dari kalangan artis ini sangat gampang ditemui di beberapa media sosial, seperti Instagram dan Tiktok.

Ada juga lagu yang dinyanyikan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

AHY menyanyikan lagu berjudul "Perubahan dan Perbaikan" dengan penggalan lirik SIAP SIAP SIAP.

Namun, apakah lagu-lagu tersebut dapat memengaruhi elektabilitas partai politik?

Guru Besar Komunikasi Politik Universtias Pendidikan Indonesia (UPI) Karim Suryadi berpendapat, lagu partai bisa jadi meningkatkan popularitas partai, tapi tidak dengan tingkat keterpilihan.

"Sebenarnya kita bisa membaca ex pose facto. Ada partai yang lagunya terus-menerus didengungkan karena punya TV, tapi kalau kita lihat hasil pemilunya kan tidak signifikan kenaikannya. Itu artinya lagu itu bisa membantu mempopulerkan partai, tetapi bukan jaminan untuk mendongkrak, dengan kata lain efektivitasnya rendah," kata Karim saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Karim mengatakan, berdasarkan riset, tingkat elektabilitas partai politik ditentukan lewat perilaku anggota legislatif.

Bagaimana anggota legislatif merespons kebijakan pemerintah yang menyangkut kepentingan publik dan memposisikan kehadiran partai di tengah ruang publik atau kontestasi pemilihan kepala daerah.

Jadi, alih-alih memaksa menciptakan lagu, lebih baik para kader partai melakukan aktivitas sosial dan turun langsung ke masyarakat.

"Contoh ketika bencana datang, partai hadir, ada pendidikan politik memberikan advokasi. Nah, kampanye pelayanan seperti ini belum banyak dilakukan di Indonesia," tuturnya.

"Jadi saya merekomendasikan partai tidak memaksakan membuat lagu, meskipun biasanya lagu bagian dari instrumen jati diri partai. Tapi mengandalkan mendulang suara melalui lagu menurut saya efektivitasnya rendah," tambah Karim.

Namun, dalam lingkup simbol, selain lambang, bendera, dan pakaian, lagu bisa menjadi alternatif penting dalam mempopulerkan partai.

Sebab, lagu melibatkan dan menyentuh emosi pendengar secara tidak langsung dan lebih mudah diterima.

Masyarakat lebih gampang mengingat lirik dan nada daripada lambang partai dan warna bajunya.

"Jadi dalam konteks branding penting karena akan meningkatkan popularitas. Tapi branding itu ditentukan oleh nilai yang dilekatkan publik kepada mereka. Untuk membangun nilai kepercayaan, kemanfaatan itu tidak bisa searah dibangun oleh lagu, tapi lewat ruang dialog. Sehingga publik bisa menyampaikan apa yang mereka mau," jelasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/16/052000178/fenomena-lagu-partai-politik-tingkatkan-popularitas-tak-jamin-dongkrak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke