Salin Artikel

Pergerakan Tanah di Cirebon, 4 Rumah Retak dan 50 Lainnya Terancam

CIREBON, KOMPAS.com – Sebanyak empat rumah warga di Dusun Gunakarya, Desa Gumulungtonggoh, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, retak-retak, Selasa (22/8/2023).

Kerusakan ini terjadi akibat tebing dekat pemukiman terus longsor hingga membuat tanah pemukiman warga terus bergerak.

Pemerintah desa mendata ada sekitar 50 rumah warga lainnya terancam karena berada di sekitar tebing. Pemdes melaporkan kondisi tersebut kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon untuk segera dicarikan solusi.

Pantauan Kompas.com di lokasi pada Selasa (22/8/2023) petang, kerusakan rumah warga akibat pergerakan tanah masih terjadi. Tembok atau dinding ke empat rumah warga setempat mengalami retak-retak.

Keretakan itu bervariasi dan tersebar di seluruh sisi dinding rumah warga. Bahkan keretakan membuat sebagian dinding terlihat dari bagian dalam ke bagian luar rumah.

Kepala Dusun Gunakarya, Andri Hidayat menunjukan rumah Siti Rokayah (37), yang tinggal di RT 1 RW 7. Rumah Siti terdampak tanah bergerak hingga retak di sejumlah dinding rumahnya.

“Ini rumah yang pertama. Retaknya hampir terjadi di seluruh dinding dalam hingga keluar. Ada yang retaknya berukurannya sekitar dua hingga tiga sentimeter hingga menembus ke sisi sebelahnya,” kata Andri saat meninjau rumah Siti.

Tak hanya di dinding, keretakan bangunan rumah ini juga terjadi di lantai dasar. Sejumlah keramik di rumahnya banyak yang retak dan pecah. Meski berulangkali diganti, keramik tersebut kembali retak dan terbuka.

Sebagai pemilik rumah, Siti Rokayah mengaku lelah memperbaiki retakan yang terjadi sejak beberapa waktu lalu. Pasalnya, hanya hitungan hari dan minggu retakan yang ditambal, kembali terbuka dan membesar.

“Hampir semua retak dan rusak mas. Sudah diganti tuh keramik, retak lagi. Retak lagi. Pintu sudah dipotong disesuaikan, masih macet lagi karena tanah yang tidak stabil. Dibetulin juga berubah terus sih,” kata Siti saat ditemui di rumahnya.

Siti serta anggota keluarga lainya, terus merasa takut adanya potensi ancaman longsor yang akan terjadi. Pasalnya, jarak bagian dapur dan kamar belakangnya berdekatan dengan tebing.

Pergerakan ini terjadi sejak beberapa bulan lalu, dan yang paling dirasa dalam satu pekan lalu. Hingga Siti memutuskan untuk melaporkan ke perangkat desa terkait kondisi tanah bergerak untuk mendapatkan solusi.

Siti takut, pergerakan tanah semakin parah dan mengancam keselamatan dua orang anak serta dua orang tuanya yang tinggal bersama.

Andri menambahkan, pergerakan tanah di sekitarnya akibat kawasan tebing yang terus longsor. Tebing yang sebelumnya kokoh dan berjarak cukup jauh dari pemukiman terus menjorok ke sisi sungai besar.

Kondisi tanah yang amblas membuat jarak antara ujung tebing dengan pemukiman warga juga kian dekat. Hal ini terjadi cukup memanjang hingga kondisi ini mengancam sekitar 40 hingga 50 rumah warga sekitar.

“Sebagian retak-retak, temboknya, lantainya juga. Hari ini ada 4 rumah yang retak, dan rumah yang terdampak ada sekitar 40 hingga 50 menit,” kata Andri.

Andri menerangkan, sejak menerima laporan dari warga tiga hari lalu, dirinya langsung melaporkan kepada perangkat Desa Gumulungtonggoh, serta dilakukan beberapa pertemuan dengan pihak lain termasuk BPBD dan lainnya untuk mencarikan solusi.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/22/223541778/pergerakan-tanah-di-cirebon-4-rumah-retak-dan-50-lainnya-terancam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke