Salin Artikel

Pria Bergolok Pemeras Toko Kelontong di Bandung Serahkan Diri

Pelaku yang diketahui berinisial R itu diserahkan keluarganya pada Kamis (24/8/2023).

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan, identitas pemalak penjaga warung itu sebelumnya sudah diidentifikasi.

"Kemudian dilakukan penggeladahan di rumahnya tapi ternyata (pelaku) sudah tidak ada," ucap Budi di Mapolrestabes Bandung, Jumat (25/8/2023).

Polisi kemudian berkoordinasi dengan keluarga dan menyarankan untuk menyerahkan pelaku.

"Kami menyarankan agar menyerahkan sebelum ditangkap polisi dan menyerahkan pada hari Kamis tanggal 24 Agustus 2023 pada jam 15.00 Wib," ucapnya.

Pelaku, kata Budi, merupakan anak berhadapan dengan hukum, karenanya proses hukum akan didampingi Balai Pemasyarakatan (Bapas). Tindakan pelaku ini atas dasar faktor ekonomi.

Namun, dari hasil karifikasi kepolisian kepada warga, pelaku anak yang cukup meresahkan.

"Sering melakukan kegiatan-kegiatan yang meresahkan warga, baik kebakaran dan sebagainya," katanya.

Sejumlah barang bukti yang diamankan yakni sepeda motor, jaket yang digunakan untuk memeras.

Sedangkan sebilah golok masih dalam pencarian.

Polisi juga masih melakukan pengejaran satu orang lainnya yang terlibat dalam pemerasan tersebut.


Diberitakan sebelumnya, aksi pemerasan yang terekam kamera pengawas di sebuah toko kelontong di Jalan Cikondang, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, viral di media sosial.

Berdasarkan rekaman yang beredar, pelaku yang menggunakan jaket dan masker hitam itu terlihat tengah menodongkan sebilah golok ke seseorang di kelontongan tersebut. Pelaku terdengar meminta ponsel dengan nada ancaman.

Kapolsek Coblong Kompol Sumiati membenarkan adanya peristiwa pemerasan tersebut.

Ia mengatakan perisitiwa itu terjadi pada Senin (21/8/2023) sekitar pukul 04.00 WIB. Aksi tersebut menyasar korban yang merupakan penjaga toko kelontongan berinisial SM.

Dari keterangan korban, pelaku pemerasan ada dua orang, yang satu melakukan pengancaman dan pemerasan, satu orang lainnya memantau situasi.

"Dua orang pelaku, satu pelaku menunggu di atas motor beat warna biru satu pelaku masuk ke dalam kios sambil mengeluarkan golok," kata Sumiati, dalam keterangannya, Senin (21/8/2023).

Menurutnya, pelaku sempat mengancam korban dan memintanya untuk menyerahkan ponsel, tapi korban menolak.

Pelaku pun lantas meminta uang senilai Rp 400.000, tapi korban hanya memberikan uang senilai Rp 50.000 dan dua bungkus rokok.

"Setelah itu pelaku meminta lagi uang Rp 100.000 namun tidak diberi, dan pada akhirnya pelaku pergi meninggalkan kios," ucapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/25/151541478/pria-bergolok-pemeras-toko-kelontong-di-bandung-serahkan-diri

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com