Salin Artikel

Hilangnya Mata Air karena Penggundulan Hutan Perparah Kekeringan di Karawang

Ini menyebabkan masyarakat hingga petani kesulitan air, terutama bagi mereka yang menggarap sawah tadah hujan. 

Acep menyebut banyak pohon ditebangi tanpa memperhitungkan risiko rusaknya sumber mata air.

"Pohon - pohon yang mampu menyimpan air ditebang. terus sumber mata air dirusak ikut memberikan kontribusi terjadinya kekeringan. Kami sedang membahas soal kekeringan ini untuk segera ditemukan jalan keluarnya," kata Acep di Kantor Pemerintah Kabupaten Karawang, Senin (29/8/2023). 

Acep mengatakan kekeringan juga terjadi di wilayah Karawang bagian selatan yang sebelumnya terdapat banyak mata air. 

Namun karena sejumlah mata air rusak, Karawang Selatan atau yang kerap disebut Loji pun mengalami kekeringan. 

"Sekarang kalaupun ada, airnya sudah tidak deras seperti dulu," kata Acep. 

Dalam pemberitaan sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKP) Karawang Asep Hazar mengatakan, sekitar 1.000 hektar sawah mengalami kekeringan, padahal harus segera menanam.

Sawah yang kekeringan terjadi di area tengah yang tidak dekat dengan saluran irigasi utama seperti di Pakisjaya, Banyusari, dan Jatisari. Hal ini dikhawatirkan akan mengganggu produksi beras di Karawang. 

Asep telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Karawang soal pengerukan irigasi yang mengalami sedimentasi.

Pasalnya, kekeringan sawah tersebut bukan karena iklim, melainkan saluran air yang mengalami sedimentasi.

Asep menyebut Wakil Bupati Karawang juga telah mengecek ke lapangan perihal sedimentasi irigasi.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/28/141651378/hilangnya-mata-air-karena-penggundulan-hutan-perparah-kekeringan-di-karawang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke