Salin Artikel

Polisi Akan Selidiki Penyebab Kebakaran TPA Sarimukti Usai Api Padam

KOMPAS.com - Kebakaran tempat pembuangan akhir (TPA) Sarimukti, di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat (Jabar), belum juga padam hingga saat ini.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, gas metan yang terkandung di tumpukan sampah itu menjadi faktor sulitnya proses pemadaman.

"Di Bandung kita tahu ada TPA Sarimukti yang terbakar sudah hampir 2 minggu tidak berhenti, karena itu sama dengan (lahan) gambut," kata Luhut di Cililin, KBB, Selasa (29/8/2023).

"Kedalamannya bisa sampai sekian puluh meter, kalau terbakar di bawahnya ada gas metan," imbuhnya.

Menurut Luhut, setidaknya butuh hujan deras selama tiga hari agar kebakaran bisa langsung padam.

"Untuk menghentikan (kebakaran) itu memerlukan waktu kalau hujan deras sampai 3 hari. Itu pengalaman saya saat ada kebakaran hutan 2015 di Palembang maupun di Kalimantan, kami berjibaku menangani itu," ujar Luhut.

Luhut menyampaikan, saat ini kebakaran juga sedang melanda lahan di sejumlah daerah. Dia menjelaskan, suhu panas dan ketiadaan hujan menjadi penyebab situasi tersebut.

"Kalau ramalan dari BMKG kemarin, bulan ini sama sekali tidak akan ada hujan, paling tidak di Jakarta, gambarnya kelihatan hitam, dan itu jarang sekali terjadi," ucap Luhut.

Selain kebakaran, suhu panas dan rendahnya curah hujan juga bisa memperburuk kadar polusi udara, sehingga menjadi lebih berbahaya bagi balita dan lansia.

"Kebakaran hutan di Kanada itu berkontribusi (menghasilkan) 290 juta ton karbon. Itu hampir sama dengan 1 tahun karbon kita. Jadi kita pun sekarang harus hati-hati untuk menghadapi (cuaca panas) ini," tandasnya.

Proses pemadaman

Memasuki hari ke-12, petugas masih terus melakukan upaya pemadaman di TPA Sarimukti dengan menyisir titik api yang masih menyala dan tumpukan sampah yang mengeluarkan asap.

Komandan Regu Damkar Poswil Cikalongwetan, Yadi Supriadi menerangkan, petugas harus menyuntikkan air ke tumpukan sampah yang masih mengeluarkan asap agar tak terbakar kembali.

"Kami juga masih dibantu pemadaman melalui udara menggunakan helikopter (water bombing), ini sangat membantu sekali, tapi asap masih ada di sebagian tiap zona," terangnya, dikutip dari tribunjabar.id.

Siapkan zona darurat

Sambil menunggu proses pemadaman selesai, zona darurat di TPA Sarimukti siap digunakan untuk menampung sampah dari Bandung Raya.

Zona seluas 2 hektare itu tengah diratakan menggunakan alat berat dan diagendakan selesai hari ini, Rabu (30/8/2023).

"Zona darurat ini ada di sebelah barat, sekarang lagi dikerjakan, mudah-mudahan sore (hari ini) bisa beres," tutur Koordinator Pengelola TPA Sarimukti, Riswanto, Rabu (30/8/2023).

Dia memastikan, penggunaan zona darurat ini hanya sementara. Setelah kebakaran di zona 1-4 TPA Sarimukti berhasil dipadamkan, alur pembuangan sampah akan kembali seperti biasanya.

"Saya kurang tahu (kapan zona darurat dibuka), menunggu arahan saja dari pusat. Kalau luas lahannya tetap, kurang lebih 2 hektare," ungkapnya.

Polisi bakal selidiki penyebab kebakaran TPA Sarimukti

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Ibrahim Tompo menegaskan, pihaknya akan menyelidiki penyebab kebakaran di TPA Sarimukti setelah api benar-benar padam.

"Setiap kejadian kebakaran itu selalu ada uraian sumber api utama yang menjadi titik penyelidikan," bebernya.

Sedangkan saat ini Tim Laboratorium dan Forensik (Labfor) Polda Jabar belum bisa melakukan penyelidikan.

"Tim penyelidik tidak bisa masuk ke dalam TKP padahal itu memerlukan pemeriksaan teknis tim Labfor," tegasnya.

Meski demikian, sejumlah anggota Polda Jabar dari satuan Brimob, Samapta, dan tim kesehatan telah diturunkan untuk membantu proses pemadaman dan evakuasi warga yang terdampak.

"Tim gabungan yang diturunkan dari Polda Jabar, Brimob, Polres Cimahi, Samapta, kesehatan, ada 228 personel," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/08/30/184558078/polisi-akan-selidiki-penyebab-kebakaran-tpa-sarimukti-usai-api-padam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke