Salin Artikel

"Restorative Justice" untuk Bayi Tertukar Buntu, 2 Ibu Kompak Laporkan RS Sentosa

Pihak rumah sakit yang bertanggung jawab atas kelalaian yang menyebabkan bayi tertukar mengajukan mediasi atau restorative justice dengan dua ibu dari bayi tertukar tersebut di Mapolres Bogor, Cibinong, Rabu (30/8/2023) lalu.

Namun, upaya damai tersebut tidak menemui kata sepakat.

Kini, kedua ibu atau korban bayi tertukar tersebut melaporkan RS Sentosa ke polisi, Jumat (1/9/2023).

Laporan itu dilayangkan karena tidak ada kesepakatan. RS Sentosa dinilai tidak bertanggung jawab.

Kedua ibu bayi tertukar bernama Siti Maulia (37) dan Dian (33) datang didampingi suami dan dan para kuasa hukumnya.

"Kemarin pihak RS Sentosa mengajukan RJ (restorative justice) dan ternyata dalam kesepakatan itu deadlock, tidak ada kata sepakat. Akhirnya hari ini kami membuat laporan kepolisian," ujar Rusdy Ridho, kuasa hukum Siti Maulia saat hendak memasuki ruang Unit Reskrim Polres Bogor, Jumat sore.

"Itu juga memang sudah permintaan dari klien kami dan pihak Ibu Dian juga membuat laporan kepolisian," sambungnya.

Para kuasa hukum bayi tertukar, Rusdy dan Binsar Aritonang kompak melaporkan RS Sentosa dengan Pasal 8 Juncto Pasal 62 Undang-Undang (UU) Perlindungan Konsumen.

Dalam laporan ini, pihaknya melayangkan laporan itu kepada RS Sentosa sebagai pelaku usaha bukan individu atau perawat dan bidan.


Rusdy menyebutkan bukti-bukti itu juga bakal ditunjukkan saat laporan ke polisi.

"Kami mau melaporkan pihak RS Sentosa dengan UU Perlindungan Konsumen Pasal 62, karena memang yang akan kita sasar dalam laporan polisi ini pelaku usahanya bukan individu dari perawatnya seperti itu," ungkapnya.

Senada kuasa hukum Ibu Dian, Binsar Aritonang mengungkapkan, tujuan laporan itu untuk meminta pertanggungjawaban RS Sentosa atas apa yang menimpa para kliennya.

Sebab, banyak Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit yang dilanggar hingga membuat dua bayi yang dilahirkan setahun lalu tertukar dari ibu biologis atau kandungannya.

Karena itu, pihaknya melaporkan RS Sentosa dengan pasal yang sama dengan pihak Siti Maulia.

"Ibu Dian dengan ibu siti itu sama, sama sama korban dan merasakan hal yang sama," ujarnya.

Binsar mengatakan bahwa bentuk pertanggungjawaban dari RS Sentosa tak sebanding dengan kerugian inmateriil yang diderita oleh kliennya.

Menurut dia, kerugian tersebut tidak bisa dinilai dengan nominal uang atau jaminan kesehatan dan beasiswa yang diberikan RS Sentosa

"Kalau ganti rugi tidak ada yang bisa menilai kerugian yang mereka atau klien kami hadapi, satu tahun jauh dari anak kandungnya sendiri, siapa yang bisa menilai kerugian itu?," terangnya.

Ia berharap, laporan ini segera diproses oleh polisi supaya ada pertanggungjawaban dari rumah sakit, apa pun itu bentuknya.

"Tapi kami, seperti yang saya bilang tadi untuk menunjukan tanggung jawab rumah sakit itu seperti apa, atas kejadian ini. Saya rasa semua juga tahu penawaran-penawaran rumah sakit yang disampaikan terkait pendidikan ataupun kesehatan itu sudah ditanggung oleh negara juga kan," ungkapnya.

"Jadi saya rasa penawaran tersebut, sudah patutnya kami tolak," imbuh dia.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/01/185628378/restorative-justice-untuk-bayi-tertukar-buntu-2-ibu-kompak-laporkan-rs

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com