Salin Artikel

Pindah dari Rumah Dinas Jelang Akhir Masa Jabatan, Ridwan Kamil: Hantunya Sudah Dibersihkan

KOMPAS.com - Ridwan Kamil bersama istrinya, Atalia Praratya, pindah dari rumah dinas Gubernur Jawa Barat (Jabar) atau Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jabar, pada Minggu (3/9/2023).

Pria yang akrab disapa Emil itu bersama keluarganya akan kembali menetap di rumah pribadinya jelang akhir masa jabatannya sebagai Gubernur Jabar pada Selasa (5/9/2023).

Emil mengatakan, selama tinggal di rumah dinas tersebut, terdapat banyak momen penting dalam hidupnya, salah satunya saat putra sulungnya, Emmeril Kahn Mumtadz, meninggal dunia.

Selain itu, dia menambahkan, rumah itu juga memberinya energi dan semangat untuk membangun Jabar.

"Sedih ya tapi itulah kehidupan, tidak ada di bumi ini yang kita mampu genggam selamanya," kata Emil, dikutip dari TribunJabar.id.

Gedung Pakuan, lanjut Emil, menjadi tempat tinggal yang aman dan pengingatnya untuk selalu amanah dalam menjalankan tugasnya sebagai gubernur.

Dia pun berpesan kepada Gubernur Jabar selanjutnya yang akan menempati rumah dinas tersebut.

"Hantu-hantunya sudah dibersihkan jadi aman. Rajinlah berolahraga karena ada fasilitas olahraga. Cintailah petugas secara ikhlas, mereka adalah keluarga," ujar Emil.

Dalam kesempatan itu, Emil kembali mengucapkan terima kasih kepada warga Jabar yang telah memberinya semangat untuk mengabdikan diri.

Keliling Indonesia dan dunia

Sebelumnya, Emil juga kembali berpamitan kepada warga Jabar saat menghadiri acara West Java Festival 2023.

"Mulai minggu depan Pak Ridwan Kamil sedang berlibur, keliling Indonesia dan dunia, jangan dicari," ucap Emil, Sabtu (2/9/2023).

Didampingi Atalia, Emil pun mendoakan masa depan Jabar agar diberkahi dan dijauhi dari berbagai macam kendala.

"Cikini ke Gondangdia, hari ini kita semua bahagia. Cikampek ke Cijaura, walaupun kami capek lima tahun, yang penting Jabar Juara," tutur Emil berpantun.

"Saya menghaturkan pamit dan terima kasih, sudah memberi kepercayaan kepada kami untuk membangun provinsi kebanggan ini. Saya juga tidak mungkin bisa tetap terlihat sehat, kuat, selama lima tahun, alhamdulillah diberi nikmat oleh Allah SWT," tandasnya.

Harta kekayaan Ridwan Kamil

Jelang akhir masa jabatannya sebagai gubernur, harta kekayaan Emil tak lepas dari sorotan publik.

Usai menjabat selama lima tahun, total harta mantan Wali Kota Bandung itu pun bertambah sekitar Rp 10 miliar.

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Ridwan Kamil, saat mendaftar sebagai gubernur, Emil melaporkan total harta kekayaannya sebanyak Rp Rp 13,3 miliar atau tepatnya Rp 13.305.083.657.

Setahun kemudian, tepatnya 31 Januari 2019, jumlahnya naik menjadi Rp 15 miliar (Rp 15.056.660.315), sedangkan pada tahun 2020, kekayaan Emil turun menjadi Rp 13,5 miliar, tepatnya Rp 13.548.369.232.

Pada tahun 2021 dan 2022, harta kekayaan Emil kembali bertambah menjadi Rp 20 miliar (Rp 20.185.109.678) dan Rp 21,8 miliar (Rp 21.829.518.930).

Terbaru, menurut LHKPN yang diserahkannya pada 31 Januari 2023, total harta kekayaan Emil sebesar Rp 23 miliar, tepatnya Rp 23.764.704.258.

Terkait rincian harta kekayaan Emil bisa dilihat di sini.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/03/152238078/pindah-dari-rumah-dinas-jelang-akhir-masa-jabatan-ridwan-kamil-hantunya

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com