Salin Artikel

Kekeringan, Warga Tegalwaru Karawang Tagih Pembangunan Bendungan

KARAWANG, KOMPAS.com - Masyarakat Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat menagih janji pembangunan bendungan untuk mengatasi kekeringan tahunan di wilayah selatan Karawang itu.

Ade Witarsa, tokoh masyarakat Tegalwaru menyebut pembangunan bendungan merupakan solusi jangka menengah untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya, yang harus direalisasikan.

"Dulu pada 2014 pernah ada wacana pembangunan bendungan. Sudah pernah dibahas di musrembang (musyawarah rencana pembangunan). Bahkan sudah ada penelitian perihal lokasi bendungan," kata Ade di Desa Cintalaksana, Selasa (5/9/2023).

Dahulu rencananya bendungan akan dibangun di atas ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Batu Gajah, Desa Cintalaksana, Tegalwaru. Dahulu berdasarkan informasi, bendungan itu bakal dinamai Bendungan Dugo.

Mantan Kepala Desa Cintalaksana dua periode itu menyebut, kekeringan bukan hal baru di Tegalwaru dan sekitarnya saat musim kemarau.

Menurutnya, kini kekeringan bukan lagi siklus lima tahunan. Berdasarkan kajian pada 2014, saat ia menjabat, kekeringan menyebabkan kerugian Rp 31 miliar per tahun.

Bendungan itu, kata Ade, bakal mengcover 12 kebutuhan air di Kecamatan Tegalwaru dan sebagian Pangkalan.

Adapun di Kecamatan Tegalwaru sendiri ada sekitar 6 desa yang dilanda kekeringan parah. Bahkan menurutnya tahun ini lebih parah ketimbang sebelumnya. Misalnya Desa Kutalanggeng, Desa Cintalanggeng, Desa Kutalanggeng, Desa Cintaasih, dan Desa Mulangsari.

"Bagi-bagi air menurut saya bukan solusi. Masa tiap tahun begitu. Harus ada penanganan jangka panjang, harus ada bendungan. Dengan begitu pertanian di wilayah selatan Karawang yang mengandalkan air hujan juga akan menggeliat. Dan sumber air bersih bagi warga juga otomatis melimpah," kata dia.

Sebab, menurutnya kini air hujan tak tertampung oleh akar-akar pohon. Ada penghijauan memerlukan waktu belasan tahun. Namun ia menyebut kini tak ditemukan lagi adanya penebangan pohon secara liar.

"Dulu saat SD, setelah hujan tudak lama air Curug Cigeuntis langsing bening. Tetapi sekarang harus lama, berjam-jam baru bening. Artinya kan air tak lagi tersaring dan tertampung," kata dia.

Di Kampung Naringgul, Desa Kutalanggeng, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat misalnya, sudah sebulan dilanda kekeringan. Banyak warga di wilayah pegunungan di selatan Karawang ini kesulitan air bersih.

Siti Nurjanah (40), warga Kampung Naringgul mengatakan, sumur-sumur warga telah mengering.

Akibatnya warga harus mengambil air dari Kali Cicaban atau warga sebut walungan. Jaraknya sekitar 200 meter, berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor.

"Beberapa warga, seperti saya membuat sumur di walungan dan mengalirkan ke rumah. Namun biayanya cukup mahal," kata Siti, Rabu (30/8/2023).

Warga pun tengah khawatir lantaran kali yang menjadi andalan turut mengering. Ia menyebut kekeringan tahun ini lebih parah ketimbang sebelumnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang Acep Jamhuri mengatakan, pembangunan bendungan tertunda karena adanya pandemi Covid-19.

"Besok akan kami bahas, akan kami rapatkan," kata Acep.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, akan membangun bendungan skala menengah sebagai penanganan jangka panjang kekeringan di Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan. Bendungan itu bakal dibangun pada 2020.

"Pembangunan bendungan ini dilakukan untuk membantu wilayah kekeringan di Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan. Mereka ini hampir setiap tahun mengalami kekeringan," kata Eka Sanatha yang saat itu menjabat Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Karawang Eka Sanatha, Kamis (22/8/2109).

Keyword foto: Wasyarakat Tegalwaru Tagih Pembangunan Bendungan Atasi Kekeringan

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/05/142534078/kekeringan-warga-tegalwaru-karawang-tagih-pembangunan-bendungan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke