Salin Artikel

Tidur Saat Rapat Paripurna, Anggota DPRD Pangandaran: Yang Penting Tidak Melanggar

KOMPAS.com - Foto Anggota DPRD Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sedang tertidur pulas saat rapat paripurna beredar melalui pesan WhatsApp (WA) warga Pangandaran.

Usai ditelusuri, peristiwa itu terjadi saat rapat membahas 11 rekomendasi DPRD Kabupaten Pangandaran terkait temuan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), di Gedung DPRD Kabupaten Pangandaran, Rabu (7/6/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

Adapun Anggota DPRD yang tertangkap kamera sedang tertidur itu adalah Tasimin, anggota Dewan yang tergabung dalam Komisi IV dari Fraksi PDI-P.

Selain Tasimin yang tertidur di kursinya, anggota Dewan lainnya juga tampak sibuk bermain ponselnya masing-masing.

Kecaman warga

Salah satu warga Kecamatan Padaherang, Suryadi (35) mengaku kecewa melihat kinerja para Anggota DPRD itu.

"Enak benar jadi Dewan, duduk di ruangannya ber-AC, kursinya empuk, gajinya besar, tapi kerjanya begitu," kata Suryadi, dikutip dari TribunJabar.id.

"Kalau seperti itu (kerjanya tidur dan main ponsel saat rapat), buat apa dipilih lagi. Mending disuruh istirahat saja di rumahnya, apalagi kalau sudah tua," sambungnya.

"Yang penting tidak korupsi"

Menanggapi fotonya yang beredar, Tasimin tak menampik dia sempat tertidur ketika rapat paripurna DPRD Kabupaten Pangandaran. Tasimin mengatakan, saat itu dia mengantuk karena malamnya kurang tidur.

"Waktu itu kan ada tamu sampai larut malam. Biasanya saya tidur jam 21:30 WIB. Nah, kemarin tidur jam 23:00 WIB. Ya, mungkin lelah," ujar Tasimin, Kamis (14/9/2023) malam.

Meski begitu, dia mengaku kejadian itu tak bisa dibenarkan dan siap menerima konsekuensinya sebagai pejabat publik.

"Toh, semuanya sudah terjadi. Manusia ada hilafnya, ada jayanya, ada apesnya. Ya mudah-mudahan tidak terulang lagi (tidur saat rapat)," ucap Tasimin.

"Yang penting tidak melanggar, seperti tidak masuk kerja, tidak membawa uang negara (korupsi), dan tidak merusak rumah tangga orang lain," lanjutnya.

"Namanya juga manusia"

Sementara itu, Otang Tarlian, Anggota DPRD Kabupaten Pangandaran dari Fraksi PKB, menduga Tasimin saat itu memiliki banyak kegiatan sehingga mengantuk saat rapat. Selain itu, menurutnya, foto itu pun diambil ketika rapat belum mulai.

"Kadang-kadang kami menunggu lama, menunggu forum," ungkapnya.

Dia menyampaikan, Tasimin tetap aktif ketika rapat telah dimulai. Sementara terkait anggota Dewan lain yang sibuk bermain ponsei, menurut Otang, hal itu pastilah sesuatu yang penting.

"Akhirnya dia harus jawab, dan saya yakin mereka juga bisa menyimak yang berlangsung di rapat paripurna tersebut," tutur Otang.

Apalagi, dia menambahkan, saat ini adalah tahun politik sehingga para politisi lebih sibuk dibanding sebelumnya.

"Bisa saja mereka punya kegiatan yang dilakukan sampai malam. Namanya juga manusia, pasti punya daya tubuh yang melemah," papar Otang.

Walau demikian, Otang tetap berterima kasih atas pengawasan yang dilakukan media sehingga pihaknya bisa melakukan evaluasi diri.

"Kami juga sadar, Anggota DPRD juga bukan orang yang sempurna. Apabila ada hal-hal yang sifatnya salah atau teledor, kami berterima kasih (telah diingatkan)," terangnya.

"Ke depannya mudah-mudahan kami bisa menjalankan tugas yang semestinya," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/15/141846678/tidur-saat-rapat-paripurna-anggota-dprd-pangandaran-yang-penting-tidak

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com