Salin Artikel

Kronologi Pelajar SMP di Cianjur Tendang Motor yang Tewaskan 2 Orang

CIANJUR, KOMPAS.com – Jajaran Kepolisian Resor Cianjur, Jawa Barat, mengungkap kasus kekerasan anak yang melibatkan pelaku sebayanya.

Polisi telah menetapkan seorang pelajar SMP berinisiap RP (15) sebagai tersangka.

Tersangka menendang sepeda motor yang dinaiki dua pelajar MTs bernama Wisnu (13) dan Denis hingga mereka terjatuh dan meninggal dunia.

“Pasal yang disangkakan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana maksimal 18 tahun penjara,” kata Kepala Satreskrim Polres Cianjur, Inspektur Satu Tono Listianto kepada Kompas.com, Jumat (15/9/2023).

“Namun, karena tersangka di bawah umur, tentu penanganan perkaranya berbeda, ya,” sambung dia.

Tono menerangkan, insiden ini bermula saat kedua korban dalam perjalanan pulang sekolah menggunakan sepeda motor.

Sesampainya di lokasi kejadian, mereka melewati sekelompok pelajar lain yang tengah jalan kaki di pinggir jalan.

“Salah satu dari pelajar-pelajar ini lantas menendang sepeda motor korban hingga terjatuh,” sebut Tono.

Korban yang terluka sempat dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Namun, karena luka yang dialaminya cukup serius di bagian kepala, keduanya meninggal dunia.

“Saat ini kita masih menunggu hasil otopsi jenazah kedua korban guna kepentingan perkara,” kata Tono.

Motif pelaku

Tono mengatakan, dari keterangan pelaku, tindakan yang dilakukannya secara spontan.

“Alasannya spontanitas. Pelaku ini usil, tidak hanya ke korban saja, ke yang lain juga, setiap ada (pelajar) yang lewat. Pokoknya kayak udah preman aja di situ,” kata dia.

Namun, pelaku tidak menyangka bahwa perbuatannya berakibat fatal bahkan menyebabkan korban meninggal dunia.

“Katanya paling hanya jatuh saja, ternyata berakibat fatal,” ujar Tono.

Pelaku kerap berulah

Pihak keluarga korban menuntut pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya yang telah merenggut nyawa.

Terlebih, menurut Dian Permana (25), kakak korban Denis (13), pelaku dikenal sebagai sosok pelajar yang kerap berulah.

“Sering mengganggu pelajar lain, salah satunya ke adik saya. Bukan kali ini saja, dulu juga pernah mau memukul korban,” kata Dian saat ditemui Kompas.com di Polres Cianjur, Jumat petang.

Dian bahkan pernah melaporkan perbuatan pelaku ke pihak sekolahnya.

“Sudah diberi peringatan sama sekolahnya, tapi ya berulah lagi,” ujar dia.

Disebutkan, pelaku bersama komplotannya kerap mengganggu rekannya sehabis pulang sekolah.

Teror fisik yang dialami adiknya sendiri, ungkap dia, sudah setahun terakhir atau sejak korban masuk bangku MTs.

“Adik saya ini kan tipikalnya pendiam, suka takut itu kalau pulang sekolah digangguin. Bahkan, beberapa kesempatan sampai harus saya kawal pulangnya," ujar Dian.

Kenang sosok adik

Dian pun mengenang percakapan terakhirnya dengan sang adik sesaat sebelum menerima kabar duka tersebut.

"Sempat telepon minta uang sebelum pulang sekolah di hari kejadian itu. Baru beberapa menit ada telepon dari bibi yang mengabarkam adik saya meninggal," kata Dian.

Dian awalnya tak percaya dengan kabar tersebut dan mengira penyebab kematian adiknya sebatas kecelakaan lalu lintas.

“Ternyata kejadiannya seperti ini. Motornya ada yang nendang saat pulang sekolah,” ujar dia.

Dian sangat syok, perasaannya campur aduk antara sedih atas kepulangan adiknya dan geram terhadap pelaku.

Dian mengenang sosok sang adik yang selalu bersemangat pergi ke sekolah sejak masih di bangku sekolah dasar.

"Anaknya memang rajin, selalu semangat sekolah. Sejak MI selalu prestasi, rangking terus," ucap Dian lirih.

Sebelumnya, dua pelajar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat berimisial DP (13) dan WF (13) tewas usai terjatuh dari atas sepeda motor.

Kedua pelajar MTs asal Desa Sukakerta, Kecamatan Kadupandak, Cianjur, itu mengalami luka parah di kepala akibat benturan keras ke aspal.

Informasi dari polisi, sepeda motor korban oleng hingga terjatuh setelah ditendang pelajar lain saat berpapasan di jalan.

Berselang dari kejadian, polisi mengamankan enam orang pelaku, sementara jenazah kedua korban dibawa ke rumah sakit untuk diotopsi.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/17/070300478/kronologi-pelajar-smp-di-cianjur-tendang-motor-yang-tewaskan-2-orang

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com