Salin Artikel

Cuma 4 Hidran yang Berfungsi di Kota Bandung, PDAM: Prioritas Kebutuhan Masyarakat

BANDUNG, KOMPAS. com- Direktur Utama Perumda PDAM Tirtawening Kota Bandung Sonny Salimi menanggapi permintaan Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung (Diskar PB) terkait permintaan untuk mengaktivasi kembali sejumlah hidran di Kota Bandung.

Sebelumnya, Kepala Diskar PB Gun Gun Sumaryana mengatakan, ada ratusan hidran di Kota Bandung tetapi yang berfungsi hanya empat unit.

Menanggapi hal itu, Sonny mengoreksi, jumlah hidran yang terkonfirmasi pihaknya tidak mencapai 200 unit. Menurut dia, jumlah hidran yang berada satu jalur dengan saluran air minum hanya 90 unit.

"Posisi jumlah hidran di kami 90 hidran, umumnya berada di jaringan distribusi yang ada airnya saat ini, " kata Sonny saat ditemui di Hotel Padma, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Selasa (19/9/2023).

Sonny menambahkan, lantaran harus memprioritaskan kebutuhan air minum untuk masyarakat, PDAM hanya bisa mengalirkan ke empat hidran dengan tekanan air tinggi yang berada di Jalan Cikapayang, Supratman, Kiaracondong dan Buahbatu. Sementara sisanya tidak bisa teralirkan karena ada kebutuhan untuk konsumsi masyarakat.

Sonny mengatakan, sebagai langkah untuk memfasilitasi kebutuhan kedaruratan saat terjadi bencana kebakaran, PDAM Tirtawening akan memberikan bantuan berupa suplai air dengan menggunakan mobil tanki air.

"Kami menawarkan solusi saat terjadi kebakaran, tinggal koordinasi dengan kami, kami akan langsung luncurkan armada kami yang jumlahnya 14 unit lebih. Jadi saat mobil Damkar berangkat ke TKP, mobil tanki kami akan mengikuti, " bebernya.

Solusi yang ditawarkan, lanjut Sonny, akan mempermudah Diskar PB saat memadamkan kebakaran.

"Solusi ini akan lebih efektif untuk Damkar. Mobil Damkar tidak perlu jauh-jauh mengambil air. Biar mobil kami yang hilir mudik, " tuturnya.

Lebih lanjut Sonny menambahkan, hidran-hidran di Kota Bandung bisa saja kembali dialiri air. Namun demikian, hal tersebut harus menunggu realisasi kerjasama antara Perumda PDAM Tirtawening dengan Perumda Jasa Tirta (PJT) II yang mengelola air di waduk Saguling.

Menurut Sonny, berdasarkan perhitungan, kebutuhan air di Kota Bandung termasuk untuk hidran mencapai 6.000 liter per detik.

Saat ini, dari beberapa sumber air baku yang dimiliki oleh PDAM Tirtawening hanya mampu 2.000 liter perdetik.

"Lewat kerjasama dengan PJT II akan menambah 3.500 liter per detik. Jika ini terealisasi maka bisa memenuhi kebutuhan kota Bandung termasuk untuk hidran, " jelasnya.

Kerjasama dengan PJT II menurut Sonny hanya tinggal satu langkah lagi agar bisa terealisasi pada bulan Januari 2024 mendatang.

"Harus mendapat persetujuan dari Pj Wali Kota Bandung. Kalau memang bisa disepakati pimpinan awal tahun 2024 pembangunan konstruksi bisa dilakukan," tandasnya.

Damkar kerap kesulitan air

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Gun Gun Sumaryana mengatakan, pihaknya kerap kesulitan mencari pasokan air baku ketika menghadapi kebakaran terutama di musim kemarau.

"Cuma ada empat yang sering kita manfaatkan. Tetapi sebenarnya titiknya ada ratusan, " ungkap Gun Gun saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Senin (18/9/2023).

Lebih lanjut Gun Gun mengatakan, pihaknya sudah meminta kepada Perumda PDAM Tirtawening untuk mengalirkan kembali air ke hidran lainnya agar bisa mendapatkan akses air lebih mudah ketika terjadi kebakaran.

"Kita sudah berkoordinasi dan bersurat dengan PDAM agar minimal di titik-titik di objek vital debit airnya mencukupi karena memang kalau ada kebakaran debit air di hidran harus mumpuni, " tuturnya.

Di tempat yang sama, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengaku sudah sering meningatkan kepada PDAM Tirtawening untuk menambah debit air baku tidak hanya untuk kebutuhan komersil saja, tetapi juga untuk kebutuhan hidran agar memudahkan upaya pemadaman ketika terjadi kebakaran.

"Kita sudah sering mengatakan ke PDAm Tirtaweing yang pertama adalah meningkatkan volume air baku yang selalu jadi persoalan. Ini selalu jadi persoalan yang harus dioptimalkan, " tegas Ema.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/19/165504678/cuma-4-hidran-yang-berfungsi-di-kota-bandung-pdam-prioritas-kebutuhan

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com