Salin Artikel

Skywalk Tahap 2 Diresmikan, Harapan Baru PKL Teras Cihampelas

BANDUNG, KOMPAS.com - Skywalk Cihampelas atau lebih dikenal dengan nama Teras Cihampelas, adalah salah satu inovasi Pemerintah Kota Bandung di masa kepemimpinan pasangan Ridwan Kamil-Oded M Danial sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung.

Kawasan ini dibangun untuk merelokasi pedagang kaki lima (PKL) yang memadati sepanjang jalan Cihampelas pada tahun 2017 lalu.

Namun demikian, Teras Cihampelas yang kala itu diproyeksikan menjadi destinasi wisata baru di Kota Bandung hanya ramai di awal saja. Bangunan yang menghabiskan biaya pembangunan sebesar Rp 48 miliar tersebut perlahan menjadi kumuh.

Pendapatan pra PKL yang direlokasi lama kelamaan anjlok, jauh dari pendapatan mereka sebelum direlokasi ke atas pedestrian langit tersebut.

Faktornya berbagai macam, beberapa di antaranya karena sulitnya akses parkir untuk pengunjung dan munculnya PKL baru di bawah skywalk yang membuat pengunjung malas naik ke atas.

Kondisi semakin suram ketika memasuki masa pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun. Ratusan kios-kios kecil satu demi satu ditinggalkan pedagang.

Pada Agustus 2018, Pemkot Bandung memulai pembangunan Skywalk Cihampelas tahap 2.

Namun dikarenakan kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut tidak bisa menyelesaikan pembangunan dan memenuhi target yang ditentukan Pemkot Bandung, akibatnya proyek tersebut dihentikan pada bulan Maret 2019 lalu.

Setelah mangkrak selama empat tahun di masa kepemimpinan pasangan Oded M Danial-Yana Mulyana, Teras Cihampelas tahap 2 akhirnya selesai dan diresmikan oleh Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna, Selasa (19/9/2023).

Skywalk sepanjang 250 meter tersebut cukup cantik dan menarik. Sisi kiri dan kanan dihiasi dahan-dahan pohon yang rindang. Daun daun kering yang berguguran dari pepohonan membuat suasana menjadi lebih estetik.

Di ujung Teras Cihampelas, terdapat spot foto yang cukup menarik karena menampilkan salah satu landmark Kota Bandung yakni Flyover Pasopati.

Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan, Teras Cihampelas tahap 2 ini diharapkan menjadi jawaban untuk para PKL yang selama beberapa tahun ini selalu mengeluhkan sepinya pengunjung yang berimbas kepada minimnya pendapatan mereka.

"Kita sedang berupaya melalui persemian ini Teras Cihampelas bisa kembali direaktivasi. Jujur pada tahap pertama, setelah para PKL kita pindahkan, yang terdengar hanya komplain dan komplain. Karena ternyata tidak mudah mengubah perilaku konsumen yang datang ke Cihampelas untuk bisa tertarik mengunjungi PKL di atas sini," kata Ema saat ditemui seusai peresmian, Selasa sore.

Ema berharap, empat tambahan trase ini bisa menjadi wadah kreatif bagi masyarakat Kota Bandung, dan juga menjadi daya tarik bagi wisatawan.

"Kita bisa bermusik di sini, anak-anak bisa belajar di sini, atau orang dewasa bisa bekerja di sini karena kan ada working space gratis. Ini sangat luar biasa," ujarnya.

Namun demikian, Ema tidak menampik jika masih ada fasilitas yang perlu ditambah, terutama lahan parkir. Lantraan masih minim, Ema mengimbau pengunjung untuk memarkirkan kendaraannya sementara di lahan-lahan parkir yang tersedia.

"Karena lahan di sini tidak murah dan untuk membeli lahan pun tak mudah. Jadi untuk sementara kita budayakan drop off dulu. Atau pengunjung bisa memanfaatkan lahan parkir di Ciwalk atau di depan toko- toko. Kalau bus memang bukan peruntukannya, tapi mereka bisa drop off dulu," ungkapnya.

Dia berharap, ke depan ada gedung parkir ke Teras Cihampelas. Namun Ema mengakui, saat ini belum ada aset Pemkot yang bisa dimanfaatkan untuk lahan parkir.

"Semoga ke depan ada pihak ketiga yang ingin menanamkan investasi untuk gedung parkir agar bisa mengakomodasi kepentingan masyarakat," tandasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi menjelaskan, anggaran yang dikeluarkan untuk menyelesaikan Skywalk tahap 2 ini mencapai Rp. 2,75 miliar.

Menurut dia, kehadiran Teras Cihampelas tahap 2 ini dengan fasilitas-fasidiharapkan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan masyarakat Kota Bandung dan wisatawan

"Konsep area ini core and compliment. Jadi tempat ini ada untuk mengundang masyarakat berkumpul dan berkegiatan di sini. Mereka juga bisa menikmati kuliner di sini. Tentu ini luar biasa," kata Didi.

Selain itu, Didi juga menyebut kawasan ini telah dilengkapi berbagai fasilitas. Untuk keamanan, ia menyebut ada kamera pengawas yang berfungsi memantau situasi di sekitar Teras Cihampelas.

Selain itu, ada pula empat titik jaringan internet nirkabel (wifi) Diskominfo Kota Bandung yang bisa diakses dan dinikmati warga yang berkegiatan.

Didi berharap, kehadiran Teras Cihampelas dapat menjadi destinasi wisata favorit, pusat kegiatan luar ruangan, dan juga memicu terjadinya aktivitas ekonomi yang memajukan pelaku UMKM di sekitar kawasan ini.

Kata pedagang

Di tengah peresmian, para PKL Teras Cihampelas berharap selesainya Teras Cihampelas tahap 2 yang berfungsi sebagai ruang publik membawa angin segar untuk usaha mereka.

Muhammad Septian (23), pedagang topi dan ikat kepala khas Sunda berharap kehadiran pengunjung di teras Cihampelas tidak hanya ramai di awal saja seperti dulu saat mereka pindah dari bawah ke atas Skywalk.

"Harapannya pengunjung jangan ramai awalnya doang, pertengahan bubar lagi, " ungkapnya.

Sejak tahun 2017, Pria yang akrab disapa Tian ini mengaku hanya bisa bertahan dengan pendapatan yang minim. Seminggu ke belakang saja, Tian mengaku baru mendapatkan uang Rp 500.000.

"Bersihnya cuma Rp 350.000. Itu juga kalau weekend saja. Kalau hari biasa paling cuma satu atau dua yang laku. Sering juga enggak ada yang kejual sama sekali, " tuturnya.

Senada dengan Tian, pedagang lainnya, Rizki Akbar (25) memiliki harapan yang sama dengan kehadiran Teras Cihampelas tahap 2 yang baru selesai dibangun.

"Mudah mudahan bisa jadi ramai lagi seperti dulu. Lebih banyak kegiatan biar masyarakat mau berkunjung kesini, " tuturnya.

Soal pendapatan tidak jauh berbeda, Rizki mengatakan, akhir pekan menjadi harapan satu-satunya untuk menjual barang dagangannya.

"Kita di sini cuma mengandalkan hari libur saja. Kebanyakan yang beli dari wisatwan luar kota, " tandasnya.

Adapun empat trase tematik baru di Teras Cihampelas antara lain zona fashion show, zona sirkuit remote control (RC), zona galeri sejarah, dan zona kelas luar (oudoor class).

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/19/223832378/skywalk-tahap-2-diresmikan-harapan-baru-pkl-teras-cihampelas

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com