Salin Artikel

Dugaan Penipuan Masuk IPDN, Warga Karawang Transfer Rp 550 Juta

KARAWANG, KOMPAS.com - Warga Karawang bernama Joko Susilo melaporkan wakil ketua DPRD Purwakarta, Neng Supartini dan mantan pejabat Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) berinisial AZ ke Polres Karawang.

Keduanya dilaporkan atas dugaan penipuan tes masuk taruna IPDN.

Joko mengatakan telah menyerahkan Rp 550 juta yang disebut digunakan untuk mahar dan biaya bimbel tes IPDN.

Kasus ini bermula saat Joko berniat menyekolahkan anaknya di IPDN pada Maret 2023.

"Awalnya dikenalkan teman saya S kepada oknum diduga pejabat (Wakil Ketua DPRD Purwakarta). Dari Neng dikenalkan ke AZ pejabat di pemerintah menjanjikan anak saya untuk lulus IPDN," ujar Joko di Karawang, Kamis (21/9/2023).

Kepada Joko, AZ meminta mahar dan biaya bimbel untuk tes IPDN agar anaknya lulus. Namun setelah tes awal, anak Joko tak lulus. AZ kemudian menjanjikan anak Joko untuk tes masuk taruna Imigrasi.

"Namun pada tes SKD (seleksi kompetensi dasar), di IPDN maupun Imigrasi, anak saya tidak lulus. Sehingga saya menagih uang saya kembali dari AZ dan Neng," katanya.

Joko kemudian melaporkan dugaan penipuan itu ke polsi lantaraan AZ dan Neng tak kunjung mengembalikan uangnya.

Joko mengaku tak bisa menghubungi AZ, karena dia hanya bisa menghubungi AZ melalui Neng. Namun, keduanya dinilai tidak terbuka.

"Setelah ditagih katanya uang akan dikembalikan segera, tapi tidak ditanggapi," ujarnya.

Karena kesal, Joko pun melaporkan AZ dan Neng ke polisi.

Total uang yang diserahkan Rp 550 juta

Joko menyebutkan, total uang yang ia serahkan mencapai Rp 550 juta. Rinciannya Rp 50.000.000 untuk bimbel dan Rp 500.000.000 untuk biaya masuk sekolah kedinasan di IPDN.

"Yang mintanya langsung Neng kepada saya, disaksikam istri saya. Karena saya nggak ada uang cash, akhirnya saya transfer besoknya langsung kepada rekening AZ," ungkapnya.

Joko mentransfer uang sebesar Rp 100.000.000 juta pada 12 Maret 2023, dan sisanya Rp 450 juta pada tanggal 14 Maret 2023.

"Yang bilang biaya Rp 500 juta itu Neng. Nah yang Rp 50 juta untuk biaya bimbel itu, baru AZ yang bilang," terang Joko.

Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Arief Bastomy membenarkan soal laporan dugaan kasus penipuan itu. Ia memastikan menindaklanjuti laporan sesuai prosedur yang berlaku.

Tomy mengatakan, penyelidikan saat ini masuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) awal. Dengan sekitar 3 orang saksi dari pihak korban yang diperiksa.

"Terkait dengan dugaan tindak pidana tersebut kami akan perdalam lagi, dengan meminta keterangan sejumlah saksi dan pelapor," kata Tomy.

Bantahan Neng Supartini

Dikutip dari Tribun Tangerang, Neng Supartini membantah tuduhan Joko. Neng mengaku dirinya hanya merekomendasikan lembaga bimbingan belajar (bimbel) untuk persiapan tes seleksi masuk IPDN.

Saran tersebut disampaikan ketika Joko mengutarakan keinginan mengirim anaknya ke IPDN di Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Sebagai pejabat publik Kabupaten Purwakarta, Neng merasa mesti memberikan informasi ketika Joko yang merupakan warga Kabupaten Karawang menanyakan strategi lolos seleksi IPDN.

"Awalnya ingin cari bimbel, lalu ada beberapa yang saya rekomendasikan," kata Neng saat ditemui wartawan.

"Itu bimbel normatif, ada biayanya, ada Rp 30 juta, Rp 50 juta, itu normatif," katanya.

Terkait transaksi lain, Neng menyatakan bahwa hal itu bukanlah permintaannya.

"Transaksional lain, itu di luar sepengetahuan saya. Sampai sekarang saya tidak mengetahui jumlah transaksi. Mereka juga tidak ada konfirmasi kepada saya," katanya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/21/161655478/dugaan-penipuan-masuk-ipdn-warga-karawang-transfer-rp-550-juta

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com