Salin Artikel

Industri Tekstil Dipukul Barang Impor, Menteri Teten: Produsen Sekarat

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Republik Indonesia (RI) Teten Masduki mengatakan, produk tekstil saat ini sudah kalah bersaing dengan produk impor dari pelbagai negara, termasuk China.

Ia menyebut, para pengusaha tekstil hingga konveksi rumahan gagal bersaing bukan lantaran kualitas, namun persoalan harga.

"Memang produk mereka (produsen lokal) kalah bersaing, bukan soal kualitas tapi soal harga. Jadi nggak masuk HPP (harga pokok penjualan) mereka, jadi gak bisa bersaing. Nah, tadi saya dapat info banyak bahwa memang banyak indikasi masuknya barang-barang impor pakaian maupun produk tekstil, seperti itu," katanya ditemui saat mengunjungi Pabrik Textile di Jalan Anyar, Kampung Lalareun, Desa Rancakasumba, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (24/9/2023).

Ia membenarkan, banyak ppengusaha tekstil dan konveksi rumahan yang gulung tikar bahkan tutup, terutama di Jawa Barat.

Saat ini, wilayah Kabupaten Bandung, kata Teten menjadi salah satu yang terdampak, pasalnya 60 persen di wilayah Kabupaten Bandung merupakan industri tekstil dan konveksi rumahan, seperti wilayah Majalaya, Cicalengka, hingga Solokanjeruk.

"Saat ini saya lagi minta datanya ke Disnaker Jabar, mulai dari dampaknya seperti apa, berapa pabrik yang tutup dan yang lainnya," ujar Teten.

Teten menambahkan, para produsen di Kabupaten Bandung sudah melakukan berbagai upaya guna bersaingan dengan barang impor.

Tak sedikit para produsen yang ikut berjualan ke lapangan agar bisa bertahan, namun tetap saja masih sulit bersaing.

"Mereka tadinya juga kan para produsen ini menjual ke pedagang, pedagang di pasar apakah tanah Abang, Andir, pasar baru, ya tapi kan tidak bisa bersaing, jadi produsennya langsung motong dengan jualan juga agar bertahan tapi tetap saja gak bisa bersaing," terangnya.

Menurutnya, jika para produsen sudah turun ke lapangan untuk ikut berdagang, itu tandanya para produsen sudah sekarat.

"Jadi ini memang menunjukkan satu fakta bahwa memang mereka ini sudah suffering atau sekarat lah, menghadapi persaingan produk salah satunya produk fesyen," tuturnya.

Ia menambahkan, regulasi yang saat ini membentengi para pengusaha textile hingga konveksi rumahan perlu, dievaluasi dan di perkuat.

Seperti halnya di China, Teten menjelaskan, di sana barang impor yang masuk ke negaranya tidak boleh lebih rendah dibandingkan barang dalam negeri.

"Saya udah liat model di China, itu memang barang masuk yang dari luar itu gak boleh lebih rendah dari HPP, nah itu kalau kita terapkan maka ini akan melindungi industri dalam negeri, jadi betul juga apa yang disampaikan para pelaku usaha di sini, bahwa kita tuh barang dari luar tuh masih terlalu mudah dan murah masuknya, sehingga memukul produksi dalam negeri. Itu saja," jelasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/25/093637878/industri-tekstil-dipukul-barang-impor-menteri-teten-produsen-sekarat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke