Salin Artikel

Belasan Pelaku Curanmor Jaringan Sukabumi dan Lampung Ditangkap, Motor dan Mobil Dijual Rp 2 juta

BANDUNG, KOMPAS.com - Jaringan Lampung dan Sukabumi yang melakukan aksi pencurian kendaraan bermotor di beberapa wilayah di Jabar diungkap Polda Jabar.

Sebanyak 19 tersangka ditangkap beserta belasan kendaraan bermotor hasil curian kelompok jaringan tersebut.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, pengungkapan jaringan lampung ini berawal dari tiga laporan pengaduan curanmor sejak September.

Setelah dilakukan penyelidikan, polisi menangkap 11 pelaku yang diketahui residivis asal Sukabumi. 

"Para pelaku melakukan pencurian motor di wilayah Bandung dengan menggunakan dua unit roda empat dan membawa kunci astag, dengan titik kumpul di Stasiun Kereta Api  Kiaracondong," kata Ibrahim saat rilis di Mapolda Jabar, Selasa (26/9/2023).

Motor hasil curian para pelaku ini kemudian dibawa ke wilayah Sukabumi untuk dijual ke beberapa orang penadah. 

11 tersangka ini diketahui sebagai buruh, pekerja wiraswasta, hingga petani yang berasal dari Sukabumi.

Sebanyak 11 unit kendaraan motor dan dua unit roda empat serta kunci astag juga berhasil diamankan dari jaringan Sukabumi. 

Sementara 8 pelaku lainnya merupakan bagian dari jaringan Lampung. Para pelaku melakukan aksi pencurian kendaraan bermotor di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat. 

Para pelaku ini berangkat dari Lampung ke beberapa wilayah di Jawa Barat, salah satunya Tasikmalaya Kota untuk melakukan aksinya di area parkiran, pinggir jalan, hingga halaman rumah. 

Dalam aksinya, para pelaku membawa mobil Hiace untuk mengangkut kendaraan hasil curian dan dibekali senjata rakitan untuk mengancam hingga melukai korban apabila melakukan perlawanan. 

"Dari pencurian yang dilakukan, sepeda motor itu dinaikkan ke dalam kendaraan Hiace. Dari kendaraan Hiace ini kemudian sudah penuh, lalu dibawa ke Lampung," ucapnya. 

Menurut Ibrahim, para pelaku sudah melakukan aksinya beberapa kali. Jaringan Lampung ini ditangkap saat petugas patroli jalan tol mencoba mencurigai sebuah mobil Hiace dan mencoba menghetikannya. 

Namun saat dihentikan, kendaraan tersebut tidak mau berhenti dan melarikan diri.

"kendaraan ini tidak mau berhenti malah melarikan diri dan menabrak pintu tol," ucap Ibrahim. 

Aksi kejar-kejaran terjadi antara pelaku dan petugas, sampai akhirnya polisi mengamankan para pelaku di jalan tol.

"Di mana di atas mobil Hiace tersebut didapatkan 3 orang tersangka dan juga 3 unit kendaraan di atas mobil," ucapnya. 

Dari pengembangan penangkapan ini, polisi menangkap lima pelaku lainnya di Vila Tanjungsari, Kabupaten Sumedang.

Barang bukti yang diamankan 5 kendaraan bermotor hasil curian yang rencananya akan dibawa ke wilayah Lampung untuk dijual dengan harga rata-rata Rp 2 juta. 

Selain itu, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa dua pucuk senjata api lengkap dengan 10 butir peluru dan amunisinya serta 4 kunci astag. 

"Tersangka dalam jaringan Lampung sebanyak 8 orang, dalam hasil penjajakan diperoleh hasil konfirmasi polisi cuma ada 2 LP, tetapi ini tetap dilakukan pendalaman kembali mengingat jaringan ini sudah cukup lama beroperasi sehingga dimungkinkan ada kejadian atau laporan polisi lain dilakukan oleh para tsk (tersangka)," kata Ibrahim. 

Atas perbuatan para tersangka, polisi menerapkan pasal 363 KUHP Jo Pasal 55 KUHP Jo 481 dan 480 KUHP, dengan ancaman hukuman paling lama 7 tahun penjara.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/26/171820078/belasan-pelaku-curanmor-jaringan-sukabumi-dan-lampung-ditangkap-motor-dan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com