Salin Artikel

Cerita Guru di KBB yang Puluhan Muridnya Diduga Keracunan Cimin, Banyak Anak yang Izin Sakit

Dugaan keracunan terjadi saat para korban mengkonsumsi jajanan aci mini yang dibeli dari pedagang di sekitar SD Negeri 3 Jati, Desa/Kecamatan Saguling, Bandung Barat pada Selasa (26/9/2023).

Total ada 32 anak yang mengalami keracunan dan 1 di antaranya meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di RS Dustira.

Neneng adalah salah sat guru yang menyaksikan siswanya membeli cimin di sekitar sekolahnya. Menurutnya pihak sekolah baru melihat pedagang tersebut berjualan di sekitar sekolah.

"Saya juga baru melihat ada jajanan itu, biasanya pedagangnya jualan (makanan) kaya sarang laba-laba gitu, nah waktu itu anak-anak pada jajan cimin itu," ujarnya saat ditemui di Puskesmas Saguling, Kamis (28/9/2023).

Hari itu, dia masih belum mengetahui kondisi para siswa hingga keesokan harinya, ia mendapat laporan banyak siswa yang tak masuk sekolah karena sakit.

"Kemudian ada juga anak yang sekolah tapi bilangnya lemes, ada yang pusing juga," katanya.

Sementara itu, Setiawan (40) mengaku dua anaknya mengalami keracunan usai makan jajanan cimin dan salah satu anaknya harus dilarikan ke Puskesma Saguling.

"Awalnya adiknya dulu kemarin pagi (keracunan) terus dibawa ke bidan, tapi bukannya sembuh malah mual sama diare," ujar Setiawan.

Melihat kondisi anaknya, Setiawan inisiatif mengobati anaknya secara tradisional menggunakan kelapa muda.

"Saya kasih anak saya yang kecil itu kelapa muda sama minyak goreng, Alhamdulillah itunya (mual dan diare) berhenti," kata Setiawan.

Saat kondisi anak bungsunya membaik, giliran anak pertamanya yang merasakan gejala yang sama hingga harus dirawat di puskesmas.

"Pas malamnya jam 8 anak yang ini (besar) terjadi lagi sampai panas dingin. Setelah itu saya kasih kelapa muda sama minyak, Alhamdulillah panasnya agak turun," ucapnya.

Rincian para korban adalah 11 rawat jalan, 14 dirawat di Puskesmas Saguling, 3 anak dirawat di Rumah Sakit Kartini, Klinik Asyyida 1, 1 dirawat di Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK), dan 1 siswa meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan di Rumah Sakit Dustira.

"Sampai pagi ini jumlahnya terus bertambah. Di Puskesmas yang dirawat 14 anak dan 11 rawat jalan, sementara yang lain dirujuk ke rumah sakit. Totalnya ada 32 anak," kata Kepala Puskesmas Burhan saat ditemui, Kamis (28/9/2023).

Petugas puskesmas langsung melakukan penelusuran untuk melakukan pengambilan sampel jajanan untuk selanjutnya dikirim ke laboratorium kesehatan.

"Kejadian luar biasa (KLB) keracunan makanan terindikasi dari jajanan cimin yang berbumbu pedas tapi itu belum bisa kami pastikan penyebabnya. Sekarang tim surveilans dari petugas puskesmas lagi mengambil sampel makanan yang bersangkutan," ungkap Burhan.

Gejala yang dikeluhkan puluhan siswa hampir seragam, mereka mengeluhkan pusing, mual, muntah, sampai diare.

Gejala gangguan ini memicu dehidrasi sehingga pasien harus dibantu alat infus.

"Gejalanya yang ada ke Puskesmas muntah-muntah sama diare itu khas keracunan makanan itu muntah dan diare," sebut Burhan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Bagus Puji Panuntun | Editor: Reni Susanti), Tribun Jabar

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/29/181800278/cerita-guru-di-kbb-yang-puluhan-muridnya-diduga-keracunan-cimin-banyak-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke