Salin Artikel

Kemarau Panjang, Sumber Air di Kabupaten Bandung dan Cimahi Turun hingga 60 Persen

BANDUNG, KOMPAS.com - Selama musim kemarau, terjadi penurunan kapasitas air baku di beberapa sumber air di wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi.

Supervisor Humas Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtra Raharja, Harry Faizal, membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan, penurunan kapasitas air baku terjadi di Situ Cileunca, Situ Cipanunjang, Sungai Cisangkuy, Situ Lembang, dan Sungai Cimahi.

Tak tanggung-tanggung penurunan tersebut terjadi mulai dari 30 sampai 60 persen dari kapasitas masing-masing sungai atau situ.

"Ini berdampak pada suplai air, secara global angka penurunannya segitu," katanya dihubungi, Jumat (29/9/2023).

Di Situ Cileunca, sambung dia, air surut mencapai 40 persen dari biasanya. Biasanya jika normal, penurunan air di Situ Cileunca hanya 200 liter perdetik.

"Sekarang angkanya di bawah itu, penurunan 40 persen lainnya ada di wilayah Cimahi," jelasnya.

Harry mengakui jika penurunan kapasitas air baku tersebut mengganggu suplai air bersih ke masyarakat.

Menghadapi situasi itu, pihaknya mengklaim telah melakukan beberapa langkah. Salah satunya rekayasa jaringan pipa.

"Itu kita atur jadwalnya dari 12 jam sekali, terus ada juga yang 8 jam tergantung ketersediaan air bakunya di setiap jalur perpipaan ke tiap konsumen. Karena dari setiap wilayah masing-masing pelayanan Perum Tirta Raharja itu beda-beda," beber Harry.

Antisipasi menghadapi kekeringan lainnya, pihaknya mengirimkan armada tangki air bersih. Pengiriman tangki air bersih, dikhususkan untuk wilayah yang berada di dataran tinggi.

"Sehingga kalau tekanannya kurang dan airnya drop itu dikirim tangki," ungkapnya.

Permintaan air bersih, lanjut dia, tak hanya datang dari masyarakat. Beberapa kantor dan perusahaan pun ada yang meminta dikirim air bersih oleh PDAM Tirta Raharja.

Harry mengatakan, suplai air bersih tak hanya diberikan untuk wilayah Kabupaten Bandung saja.

"Jadi semuanya kita coba jangkau,  seperti wilayah satu Soreang, terus wilayah dua Banjaran, Baleendah, dan wilayah 4 Cimahi dan Cisarua," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mengaku kerap dibantu pemerintah daerah. Semisalnya pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga kerap membantu suplai air bersih.

"Jadi ada permintaan personal ke kita, ada juga yang ke BPBD daerah masing-masing," bebernya. 

Hasil koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) curah hujan maksimal akan turun di Januari 2024.

"BMKG bilangnya bulan November sekarang tapi maksimal harus turun di Januari 2024," tuturnya.

Pihaknya mengimbau, agar masyarakat bijak dalam menggunakan air bersih di tengah musim kemarau panjang.

"Apabila air masih mengalir di jalur segeralah menampung air secukupnya dan menyediakan tempat-tempat penampungan air seperti ember dan toren," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/29/193237778/kemarau-panjang-sumber-air-di-kabupaten-bandung-dan-cimahi-turun-hingga-60

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke