Salin Artikel

Bandung Raya Dilanda Cuaca Panas Terik, Imbas El Nino dan Dipole Samudra Hindia

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geosfisika (BMKG) Kota Bandung Teguh Rahayu menjelaskan, keadaan itu terjadi karena adanya fenomena El Nino dan Dipole Positif Samudra Hindia. 

Kedua fenomena itu membuat udara di Bandung Raya menjadi terasa kering. 

El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. 

Sedangkan Dipole Positif Samudra Hindia merupakan terjadinya penurunan suhu Samudra Hindia yang berimbas ke turunnya curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia.

Secara klimatologi, kata Teguh, El Nino dan Dipole Positif Samudra Hindia membuat musim kemarau ini menjadi lebih kering.

"Kondisi ini juga ditandai dengan kondisi awan yang relatif lebih sedikit dibanding kondisi perawanan normal," katanya dari rilis yang diterima, Kompas.com pada Jumat (29/9/2023).

Hal itu, menyebabkan permukaan bumi pada siang hari menjadi lebih panas, lantaran tidak ada penyerapan maupun proses pemantulan sinar gelombang pendek yang dipancarkan oleh matahari. 

Dengan demikian, pada musim kemarau adalah sesuatu yang lazim apabila pada siang hari terasa panas terik tapi suhunya tidak mencapai kategori esktrim.

Selain itu, pada September 2023, posisi semu matahari berada di ekuator atau biasa disebut dengan ekuinoks, sehingga sinar matahari yang dipancarkan semakin banyak.

"Namun sekali lagi, kondisi ini tidak akan menyebabkan suhu maksimum menjadi ekstrim," ungkapnya.


Teguh membeberkan, kondisi panas di permukaan bumi menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara antara satu lokasi dengan lokasi lain, yang menyebabkan meningkatnya kecepatan angin dengan skala lokal.

Panas terik pada siang hari dan angin kencang pada siang hingga sore hari adalah kondisi cuaca yang lazim terjadi pada puncak kemarau.

"Masyarakat diimbau untuk tidak panik. Namun, mempersiapkan diri untuk mengurangi risiko bencana, seperti menggunakan tabir surya apabila sering berkegiatan di luar ruangan pada siang hari," kata dia.

BMKG juga menganalisis, wilayah Jawa Barat didominasi oleh angin timuran. Sejauh ini, tidak terlihat adanya pola siklonik di wilayah Indonesia.

Selain itu, tidak terdapat aktivitas gelombang ekuatorial dan kondisi labilitas atmosfer lokal termasuk pada kategori labil rendah sehingga menyebabkan penurunan proses konvektif di wilayah Jawa Barat pada umumnya, termasuk wilayah Bandung Raya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/09/29/202935978/bandung-raya-dilanda-cuaca-panas-terik-imbas-el-nino-dan-dipole-samudra

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke