Salin Artikel

Derita Warga Kiaracondong Krisis Air Bersih, PDAM Juga Tidak Mengalir

BANDUNG, KOMPAS. com- Musim kemarau yang berlangsung sejak Juli 2023, berdampak langsung pada warga Kelurahan Babakan Sari, Kiaracondong, Kota Bandung.

Sudah tiga bulan ini, warga di RW 17 Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, sulit mendapat air bersih.

Parsimin, Ketua RW 17, Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Parsimin mengatakan, saat ini hampir seluruh warganya mengalami kesulitan air bersih.

"Air sumur, ada beberapa rumah yang keluar, tapi airnya kuning dan keluarnya kecil, enggak bisa dipakai minum. (Warga) yang begadang semalaman (menunggu air) juga nggak penuh-penuh penampungan airnya," kata Parsimin saat ditemui di Jalan Mekarsari, Babakan Sari, Kiaracondong, Kota Bandung, Senin (2/10/2023).

Parsimin menambahkan, warga yang menjadi pelanggan PDAM Tirtawening juga mengalami kesulitan air bersih. Aliran air dari pipa PDAM sangat kecil dan banyak yang tidak mengeluarkan air.

"Yang pasang PDAM di RT 5 sampai RT 9 kebanyakan terkendala di sana. Malah sebagian besar banyak yang minta dilepas karena sudah berbagai cara minta ke petugas PDAM tetap saja enggak keluar airnya," ungkapnya.

Sri Mulyadi (56) Warga RT 5 RW 17 Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, membenarkan hal tersebut. Sudah tiga tahun ini, aliran air dari PDAM tidak keluar bahkan di musim hujan sekalipun.

"Sudah tiga tahunan sudah saya enggak pakai lagi karena enggak keluar sama sekali airnya, " ucapnya.

Sri Mulyadi pun mengaku sudah pasrah jika sambungan PDAM di rumahnya dicabut.

Sebab, sejak air PDAM tidak keluar, dia mengaku tidak pernah lagi membayar abodemen dan kecewa lantaran petugas PDAM yang datang ke rumahnya pun tidak bisa memberikan solusi.

"Mungkin tagihannya sudah bertumpuk-tumpuk. Tagihan dan surat teguran dari PDAM juga sudah sering ke rumah. Kalau mah dicabut meterannya ya, cabut saja. Tapi enggak dicabut sampai sekarang," tuturnya.

Dede Inudin (41) warga Jalan Mekarsari RT 4 RW17, Kelurahan Babakansari, Kiaracondong, Kota Bandung, adalah pelanggan PDAM lainnya yang mengalami kesulitan air bersih.

Dede mengatakan, untuk mandi dan cuci dia sekeluarga mengandalkan air pompa yang kuning dan berbau. Sementar untuk minum dan memasak dia terpaksa membeli air bersih setiap hari.

"Air dari PDAM enggak keluar sama sekali sekarang, kalau musim hujan pun keluarnya kecil. Sekarang cuma ngandelin air dari sumur, tapi kecil keluarnya, warnanya juga kuning, jadi kalau ngisi penampungan lama penuhnya, bisa seharian," bebernya.

Dede menjelaskan, meski air dari sambungan pipa PDAM tidak keluar, dia tetap membayar abonemen setiap bulannya.

"Tiap bulan tetap bayar abonemennya saja walaupun enggak ada airnya karena takutnya dicabut," tandasnya.

PDAM salurkan air cuma-cuma

Pada Senin (2/10/2023), warga RW 17, Kelurahan Babakansari, Kiaracondong, Kota Bandung, yang kesulitan air bersih bisa sedikit bernapas lega. Sebab, PDAM Tirtawening membagikan 10.000 liter air bersih secara cuma-cuma.

Warga pun berbondong-bondong datang membawa jerigen air beragam ukuran untuk mengantre mendapatkan air bersih yang dikirim menggunakan dua unit truk tanki berukuran masing-masing 5.000 liter.

Direktur Utama PDAM Tirtawening, Sonny Salimi memastikan, air bersih yang dibagikan PDAM secara gratis tidak hanya melayani pelanggan PDAM saja.

"Di RW 17 Kelurahan Babakansari, Kecamatan Kiaracondong, memang disini ada beberapa pelanggan kami ada juga yang bukan, tetapi dalam kondisi kekeringan seperti ini airnya buat semua orang, " kata Sonny saat ditemui di sela-sela kegiatan pembagian air bersih gratis.

Sonny membenarkan bahwa aliran air dari instalasi pengolahan air (IPA) Badaksinga milik PDAM menuju RW 17 Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, selama ini terhambat sehingga banyak pelanggan PDAM yang airnya tidak keluar meski sudah bayar abonemen.

"Air ini kan mengalir secara gravitasi, jadi orang yang terlewati air lebih dulu itu akan mendapatkan pelayanan lebih maksimal di banding yang terakhir. Bukan hanya masalah jauh, tetapi juga ketinggian mempengaruhi. Kalau dalam satu wilayah ada yang lokasinya agak naik tapi debit airnya nya kurang tekanannya kurang, pasti akan terganggu, " jelasnya.

Sonny menjelaskan, pelayanan air bersih untuk warga RW 17 Kelurahan Babakan Sari, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung, terhambat selain karena saat ini debit air yang masuk ke IPA Badaksinga berkurang 50 persen karena musim kemarau, ketinggian lokasi tersebut juga mempengaruhi.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/02/141504978/derita-warga-kiaracondong-krisis-air-bersih-pdam-juga-tidak-mengalir

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com