Salin Artikel

Cerita Lansia di Bandung, 20 Tahun Hidup di Rumah Terbengkalai Tanpa Listrik dan Air

BANDUNG, KOMPAS.com - Seorang wanita lanjut usia (lansia) berusia 70 tahun tinggal di rumah pribadinya yang tidak terurus dan terbengkalai. 

Rumah tersebut berada di Komplek Sukamenak Indah, Blok H RT 06 RW 01, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Pantauan di lapangan, rumah milik Ibu Guritno tersebut layaknya rumah kosong yang tak berpenghuni.

Rumah yang terbilang cukup luas dan berada tepat di hook jalan tersebut sangat mengkhawatirkan.

Pekarangan rumah miliknya mirip hutan rimba. Ilalang setinggi satu meter tidak hanya tumbuh di halaman, namun juga menghiasi depan rumahnya.

Tak hanya itu, terdapat sebuah pohon besar yang sudah lama tumbang dan menimpa bagian samping rumah Ibu Guritno.

Kondisi bangunannya sangat mengkhawatirkan. Bagian atap rumah terlihat sudah runtuh, gerbang garasi rumahnya pun rusak dan berdebu.

Terdapat dua buah kursi sofa di bagian teras rumahnya yang sudah hancur di makan usia. Beberapa kaca jendela rumahnya pun sudah pecah.

Pemandangan bagian samping rumah Ibu Guritno juga tak kalah mengkhawatirkan.

Beberapa bungkus makanan terlihat berceceran. Pekarangan samping rumah yang tidak terawat menambah kesan kumuh rumah yang ditempatinya sejak tahun 1985.

Hingga kini, Ibu Guritno tinggal sebatang kara di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan suplai air.

Ketua RT setempat, Ade Wahdanil, membenarkan jika Ibu Guritno menempati rumah tersebut sejak tahun 1985.

Namun kondisi rumahnya yang terbengkalai tersebut dialami sejak 20 tahun lalu.

Awalnya, ia tinggal bersama suami dan tiga anaknya. Namun, setelah suaminya meninggal dunia dan ketiga anaknya menikah, Ibu Guritno tinggal seorang diri.

"Betul dari tahun 85 tinggal di sini. Dulu mah komplit keluarganya, tapi sekarang suaminya sudah meninggal dan tiga anaknya enggak tinggal di sini lagi," katanya ditemui di lokasi, Senin (2/9/2023).

Ade menuturkaan, Ibu Guritno dan suaminya merupakan pensiunan dari  PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) yang sekarang menjadi PT Dirgantara Indonesia (DI).

"Kalau kondisi rumahnya kaya gini itu setelah IPTN nya bangkrut dan keduanya keluar dari sana, kurang lebih 20 tahun lalu lah," ujar dia.

Pihaknya juga membenarkan jika saat ini Ibu Guritno tinggal di rumah tersebut tanpa aliran listrik dan suplai air.

Sejauh ini, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari Ibu Guritno, warga sekitar secara sukarela bergantian memberikan makan dan minum.

"Makan dan minum dari warga. Jadi warga tidak membiarkan juga," ujarnya.

Saat ini, aktivitas Ibu Guritno hanya berdiam di dalam rumah. Sesekali, Ibu Guritno keluar rumah untuk berkunjung ke rumah salah seorang warga.

"Kalau sekarang aktivitasnya di dalam rumah, kadang keluar rumah. Biasanya dia keluar jam 05.30 WIB minta air dan makan ke warga. Kadang siang juga suka keluar," tuturnya.

Ade menjelaskan, secara fisik kondisi Ibu Guritno sangat sehat, namun terlihat seperti mengalami depresi.

"Kondisi badannya sehat cuma agak depresi," jelasnya.

Tahun 2020, sambung dia, aparat desa setempat ingin membawa Ibu Guritno ke Dinas Sosial. Namun anak-anak dari yang bersangkutan menolak.  

Ade menambahkan, agar bagian depan rumah Ibu Guritno tidak nampak seperti rumah kosong, pihaknya menyebut kerap meminta sebagian warga untuk ikut membersihkan.

"Bahkan saya sebulan sekali ngeluarin uang Rp 150 ribu untuk membersihkan depannya. Kalau ke dalam terasnya kita gak boleh, dia pasti marah," ungkapnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/02/141727878/cerita-lansia-di-bandung-20-tahun-hidup-di-rumah-terbengkalai-tanpa-listrik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke