Salin Artikel

Menyusuri "Jalan Stum" Jalur Bersejarah Era Kolonial Belanda di Garut

GARUT, KOMPAS.com - Tahun 1890, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) mengundang Bupati Garut ke Bandung.

Dalam pertemuan itu disampaikan Garut telah ditetapkan sebagai daerah pemasok hortikultura untuk Jakarta dan ekspor.

Maka saat itu direncanakan pembuatan jalur kereta api dari mulai Bandung sampai Cikajang. Karena jalur utamanya sudah ada sampai Cibatu maka dibuatlah trek keduanya yaitu Cibatu ke Cikajang.

Ternyata Cikajang dipersiapkan sebagai satu daerah di mana di situ dicoba ditanam komoditas yang berasal dari Belanda seperti kopi, karet, coklat dan lainnya.

Itu merupakan bagian hasil bumi dari sana yang dibawa ke Batavia menggunakan kereta api.

"Nah sekarang ini kami minta pak Beni (Kadistan) untuk melakukan pembicaraan dengan expert yang bisa membuka jalur itu kembali," ujar Bupati Garut, Rudy Gunawan, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (2/10/2023). 

Dari hasil obrolannya dengan salah satu expert, Firmanto, ternyata di jalur lama yang ada sejak 100 tahun itu, terdapat jalan yang dinamakan stum.

Jalan Stum bukanlah sembarang jalan. Jalan ini bukti jalur perniagaan tahun 1890 sebagai jalur produksi hasil pertanian.

"Makanya tadi kang Leo (Firmanto) bilang ada jalan stum yang ada di wilayah Cikajang, Kecamatan Pakenjeng sekarang, dulu masih satu wilayah Cikajang semua,” paparnya.

Karena itu untuk membuka kembali dan menyusuri jalur bersejarah ini kegiatan Super Adventure Deep Forest Challenge (DFC) 2023 digelar di tempat tersebut, 1-7 Oktober 2023.

Selain menyusuri jalur perniagaan era kolonial, masyarakat akan dilibatkan.

“Kan ini ekspedisi 17 kilometer dalam lima hari. Jadi kita ingin mengembalikan kejayaan masa lalu tempat itu sebagai jalur stum, makanya ada lembah yang tadinya ada jembatan jadi tidak ada itu nanti harus dibikin,” ujar Rudi.

Leader DFC, Yudi memaparkan, rute Super Advanture DFC 2023 akan start dari Pendopo Garut ke arah Cikajang, masuk ke Mandala Giri, dilanjutkan ke Gunung Kasang.

“Nanti kita bermain menuju ke jalur rela sampai keluar ke arah Genteng di Batu Tumpang, jaraknya sendiri total itu kurang lebih 17 kilometer," ucap dia.

Mereka di dalam sekitar 5 hari. Mereka akan menyusuri hutan perawan yang belum pernah diinjak kendaraan sebagian. Lahan itu milik Perhutani dan sebagiannya milik warga.

Keluar dari sana, peserta akan berangkat menuju Cisompet ke Kertapoli, lalu Pantai Cijeruk dan finish di Karang Papak.

Deki Fajar, perwakilan komunitas yang terlibat dalam DFC mengaku bahagia dan terhormat bisa terlibat dalam kegiatan ini.

Sebab para peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia ini akan melintasi jalan bersejarah yang dibangun pada era kolonial Belanda pada tahun 1870 di Kecamatan Cikajang dan sekitarnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/03/075215978/menyusuri-jalan-stum-jalur-bersejarah-era-kolonial-belanda-di-garut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke