Salin Artikel

TikTok Shop Ditutup Sore Ini, Penjual "Online" di Kabupaten Bandung "Live" sejak Pagi

BANDUNG, KOMPAS.com - TikTok Shop rencananya ditutup hari ini, Rabu (4/10/2023) pukul 17.00 WIB.

Dari pantauan melalui aplikasi TikTok sejak pukul 10.00 WIB hingga sekarang, para pedagang online menjual dagangannya melalui siaran langsung dan memberikan diskon besar. Ada yang memberi diskon 70 persen atau membanderol satu barang dengan Rp 10.000.

Salah satunya dilakukan oleh Rohmat (28), pedagang baju asal Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Rohmat menyebutkan, intensitas melakukan siaran langsung dan membuat promosi untuk barang dagangannya meningkat usai pemerintah berencana menutup transaksi jual beli di TikTok Shop.

"Persiapan dari pagi, tapi karena sekarang sudah mau tutup ini media (TikTok Shop), kita live aja sejak pagi tadi. Yang lain juga sama, jelang penutupan beberapa jam lagi masih pada struggle dagang," katanya saat ditemui di kediamannya di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Rohmat mengaku, pihak TikTok sudah menginformasikan soal penutupan dan larangan melakukan transaksi melalui e-mail dan aplikasi.

Pemberitahuan itu diterima sejak pertama kali pemerintah berencana menutup TikTok Shop.

Terkait penutupan tersebut, Rohmat mengaku sangat menyayangkan langkah pemerintah.

Ia menyebutkan, jika alasan pertimbangan penutupan TikTok Shop karena pedagang konvensional, hal itu tidak adil bagi pedagang online.

"Sangat disayangkan dan kecewa karena TikTok memberikan kemudahan, terutama UKM, contohnya yang memproduksi makanan ringan seperti keripik itu bisa langsung transaksi dan nama brand cepet terkenal," ujarnya. 

Jika yang dikhawatirkan para pedagang konvensional di pasar tradisional soal barang impor. Rohmat mengungkapkan, baiknya pemerintah secara tegas menutup akses barang impor.

"Sebetulnya yang dikhawatirkan itu banyaknya barang impor baik barang jadi atau bahan yang harganya lebih murah dari barang lokal. Padahal, kan tinggal pemerintah memberhentikan suplai barang impor, nah kita jualan barang lokal," terang Rohmat.

Meski baru beberapa bulan menggunakan TikTok Shop untuk berjualan, dalam sebulan ia bisa mendapatkan omzet hingga Rp 12 juta.

"Alhamdulilah, baru sebulan penghasilan sudah mendapatkan Rp 12 juta, ini kan bisa di lihat karena kemudahan yang ditawarkan TikTok Shop," ujarnya.

Hal serupa dirasakan Adul Falah (28), penjual sepatu bekas asal Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Adul mengaku melakukan live sejak pukul 8.00 WIB. Biasanya dia berdagang lewat live di malam hari.

Adul mengaku, dirinya menargetkan hari ini bisa menjual 100 pasang sepatu bekas dengan brand luar negeri di TikTok Shop.

Persiapan untuk siaran langsung hari ini terbilang berbeda. Pasalnya, ia mesti beradu dengan para pedagang lain yang juga melakukan siaran langsung di pagi hari.

"Terpaksa harus agak ekstra ini live-nya. Biasanya saya santai, maksudnya peralatan dan tempat nyimpen barangnya enggak serapi sekarang," ujarnya dihubungi melalui telepon, Rabu (4/10/2023).

Adul pun memberi diskon besar untuk konsumennya, yakni 50-70 persen agar barang cepat laku.

"Pada banting harga saya perhatiin dari pagi. Kalau saya sih lebih mainin diskon saja," bebernya.

Soal ditutupnya TikTok Shop, Adul mengaku kecewa. Sebab, dia merasakan manfaat dari aplikasi ini.

"Padahal ini tuh sudah enak dipakai buat dagang, kenapa harus dilarang. Mau gimana melek digital," terangnya.

Adul mengungkapkan, baiknya pemerintah mencari alternatif lain untuk kemudahan para pedagang online yang biasa berdagang di dunia maya.

"Kalau harus ada aturan main ya silakan, atur saja. Saya yakin enggak keberatan juga para pedagang online," ujarnya.

Ditanya terkait berdagang barang lokal, Adul menyebut tak keberatan, tetapi ia meminta barang lokal asli Indonesia harus berkualitas.

"Mau dong, yang penting bisa bertahan hidup. Masa iya saya tolak. Tapi catatannya barangnya harus berkualitas, enggak sembarangan," beber dia.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/04/150856378/tiktok-shop-ditutup-sore-ini-penjual-online-di-kabupaten-bandung-live-sejak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke