Salin Artikel

Gedung The Historich, Cagar Budaya yang Pernah Jadi Tempat Hiburan Tentara Belanda

KOMPAS.com - Gedung The Historich adalah sebuah bangunan cagar budaya yang ada di Kota Cimahi.

Sebagai kota militer atau kota tentara, gedung The Historich menjadi salah satu jejak sejarah peninggalan zaman Kolonial Belanda di Kota Cimahi.

Lokasi gedung The Historich berada di Jalan Gatot Subroto No 19 Kota Cimahi.

Sampai saat ini baik bangunan maupun area halaman gedung The Historich masih dirawat dengan baik.

Sejarah Gedung The Historich

Dilansir dari laman cimahikota.go.id, bangunan bersejarah ini dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda di tahun 1895 dengan nama Sociated for Officied Cimahi.

Pada saat itu, bangunan ini digunakan sebagai sosio club atau tempat berkumpul para tentara Belanda untuk menikmati hiburan.

Lokasi pertemuan ini dimanfaatkan untuk mengadakan acara hiburan seperti pesta dansa, minum-minum, main billiard dan lain sebagainya.

Gedung ini menjadi salah satu fasilitas militer yang didirikan, mengingat pada masa itu Kota Cimahi dipersiapkan sebagai zona militer untuk melindungi kawasan Bandung.

Hal ini mengingat adanya Lapangan Terbang Andir yang pada saat itu dipersiapkan sebagai pangkalan udara militer.

Arsitektur Gedung The Historich

Gedung The Historich memiliki luas sekitar 870 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas sekitar 3.700 meter persegi.

Bangunan bergaya kolonial ini dapat dikenali dengan adanya tulisan “The Historich” di atas teras dengan empat tiang pilar penyangga berukuran besar.

Pilar-pilar dengan gaya romawi tersebut nampak apik berpadu dengan bangunan berarsitektur tropis Eropa.

Pada bagian teras terdapat lima pintu besar berukuran serupa, dengan tiga pintu dibuat sejajar menghadap ke arah depan.

Pada bagian depan terdapat empat pintu kaca, dan ada pula pintu di sisi samping bangunan.

Selain itu, pada sisi bangunan juga terdapat beberapa jendela tinggi dengan gaya khas bangunan Belanda.

Pada tiap bagian atas pintu dan jendela,terdapat ornamen berbentuk segitiga.

Bagian dalamnya terdiri dari satu ruangan besar atau “Main Hall” dan dua sayap, yaitu sayap timur atau “East Wing” dan sayap barat atau “West Wing”.

Fungsi Gedung The Historich dari Masa ke Masa

Dilansir dari laman TribunJabar.id, Ketua Komunitas Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok menyebut bahwa gedung bernama Societeit Voor Officieren ini tidak hanya digunakan tempat hiburan tentara Belanda dan KNIL, namun juga digunakan sebagai tempat pertemuan anggota Freemason.

Dilansir dari laman cimahikota.go.id, pada era kemerdekaan, gedung ini sempat berganti nama menjadi Balai Pradjoerit.

Nama gedung ini kemudian berganti menjadi Gedung Sudirman, seperti terpampang pada sebuah prasasti di depan bangunan ini.

Setelah itu, bangunan ini juga sempat digunakan menjadi gedung DPRD Cimahi.

Saat ini, gedung ini dikenal dengan nama the Historich yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya Kota Cimahi pada 2022.

Sumber:
cimahikota.go.id  
cimahikota.go.id  
video.tribunnews.com   
jabar.tribunnews.com  

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/04/212209378/gedung-the-historich-cagar-budaya-yang-pernah-jadi-tempat-hiburan-tentara

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com