Salin Artikel

Buruknya Kualitas Bahan Baku Penjual Jajanan Jadi Sebab Seringnya Keracunan di Jabar

Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terulangnya kasus keracunan siswa akibat mengkonsumsi jajanan tidak sehat di Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Kepala Dinas KUK, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, pembinaan ini diberikan kepada para pedagang di area sekolah guna menjamin kualitas dagangannya.

Mereka akan diberikan pemahaman soal pemilihan bahan baku hingga proses pengolahan yang laik.

"Rata-rata usaha mikro kita sudah koordinasi dengan dinas kabupaten dan kota di Jabar untuk melakukan pembinaan," katanya saat dihubungi, Kamis (5/10/2023).

Dengan diberikannya pembinaan tersebut diharapkan para pedagang khususnya di area sekolah bisa menjaga produk dagangannya, sehingga aman untuk di konsumsi khususnya siswa sekolah.

Menurutnya, kasus-kasus keracunan yang menimpa siswa sekolah selama ini akibat dari bahan baku yang buruk kualitasnya.

Selain itu juga, cara atau proses pengelohan yang tidak mengedepankan higienitas alat masak dan tempatnya.

"Mendorong bagaimana proses pembuatan makanan khususnya di tempat-tempat anak-anak sekolah. Anak-anak bisa memilih mana yang bahaya dan tidak. Pedagang juga lebih hati-hati," ucap Taufik.

"Saya lihat pelaku mikro ini tidak memperhatikan bahan baku. Tentang prosesnya pun rata-rata tidak mengerti nanti akan dibina," tambahnya.


Terkait pengawasan dan penindakan pedagang nakal, Taufik menerangkan itu menjadi ranah dari Dinas Kesehatan dan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).

Sebelumnya, hasil uji laboratorium sampel jajanan cimin yang diduga menjadi penyebab 35 siswa SD Negeri Jati 3, Desa Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat keracunan diumumkan Dinas Kesehatan Jabar.

Kepala Bidang P2P Dinkes Jabar, Rochady mengatakan, hasil uji laboratorium ditemukan bakteri dalam jajanan tersebut.

"Tapi kalau dilihat memang tendensi membuat diare itu yang Bacillus Cereus yang di bahan bakunya di terigu dengan tepung singkongnya kalau dilihat dari hasil lab," ujarnya, Kamis (5/10/2023).

Dia menduga, jajanan cimin itu terpapar bakteri tersebut pada proses produksi atau pengolahannya, sehingga menyebabkan orang yang mengkonsumsinya mengalami diare atau keracunan. 

"Mungkin bahan bakunya terpapar bakteri yang bisa menyebabkan diare," tambah Rochady.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/05/182907278/buruknya-kualitas-bahan-baku-penjual-jajanan-jadi-sebab-seringnya-keracunan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke