Salin Artikel

2 Bocah Terjangkit Difteri di Subang, 17 Kontak Erat Diperiksa

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Maxi mengatakan, sudah 17 orang diambil sampelnya dalam penelusuran kontak erat ini.

"17 orang itu terdiri dari keluarga terdekat dan teman sekolah yang berkontak erat. Kebetulan kedua anak ini satu sekolah," kata Maxi melalui pesan singkat, Jumat (6/10/2023).

Kasus difteri anak sembilan tahun di Subang pertama kali dilaporkan pada 30 September 2023. 

Kemudian ada laporan kasus kedua pada 3 Oktober 2023.

Maxi mengatakan, pasien pertama mempunyai riwayat difteri, tapi status imunisasinya belum diketahui.

Pasien pertama disebut mengalami gejala demam selama tiga hari, nyeri menelan, dan ada suara ngorok saat tidur.

Namun tidak ditemukan pembesaran kalenjar, bullneck, dan sesak napas.

"Keluhan diawali demam yang dirasakan sejak tiga hari SMRS (sebelum masuk rumah sakit). Saat ini demam masih ada. Keluhan disertai dengan batuk sejak dua hari. Selain itu juga disertai gatal gatal di seluruh badan sejak dua hari," kata Maxi.

Sedangkan pasien kasus kedua sudah mendapat imunisasi dasar dan tidak ada riwayat difteri.

Pasien ini juga mengalami demam selama tiga hari, nyeri menelan selama lima hari, ngorok saat tidur sejak lima hari, dan sesak napas tiga hari sejak sebelum masuk rumah sakit.

"Keluhan disertai dengan batuk sejak lima hari sebelum masuk RS," kata Maxi.

Maxi mengatakan, pasien pertama dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung lantaran sempat tidak sadar.

Namun sejak dua hari lalu keadaannya membaik dan kini dirawat di ruang perawatan biasa.

"Pasien kedua dirawat di RSUD Subang dan keadaan sudah membaik," kata Maxi.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/06/212224078/2-bocah-terjangkit-difteri-di-subang-17-kontak-erat-diperiksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke