Salin Artikel

Alasan Mendagri Tito Karnavian Copot Pj Wali Kota Cimahi

KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, mencopot Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan.

Tito menandatangani surat pencopotan Dikdik sebagai Wali Kota Cimahi pada Sabtu (7/10/2023).

Dikdik baru dilantik sebagai Pj Wali Kota Cimahi pada 21 Oktober 2022. Sebelumnya, dia menempati posisi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cimahi.

Tito mengatakan, alasannya mencopot Dikdik dari jabatannya itu karena inflasi yang tinggi di Cimahi, Jawa Barat (Jabar).

"Saya sudah berulang kali mengingatkan, ini inflasi tinggi, harga beras tinggi. Padahal Cimahi itu dikelilingi daerah penghasil cabai. Tidak juga didengar," kata Tito, dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 yang berlangsung secara daring, Senin (9/10/2023), dikutip dari TribunJabar.id.

"Sudah saya copot, saya tandatangani penggantinya Sabtu kemarin, sudah ada penggantinya," sambungnya.

Tito menegaskan, dia sudah berkali-kali mengingatkan agar Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi mengatur inflasi dan menyelesaikan persoalan tingginya harga beras.

"Saya sudah berkali-kali menyampaikan kepada Kota Cimahi, inflasinya tinggi berasnya naik, tidak turun-turun. Saya sudah berkali-kali ingatkan, tidak juga terkendali," ujar Tito.

Menganggap tak ada perubahan, Tito pun memutuskan untuk mencopot Dikdik dari jabatan tersebut.

"Saya minta untuk diganti, dan sudah diganti, dan sudah saya tandatangani hari Sabtu yang lalu untuk diganti dengan wali kota yang baru," tandasnya.

Penjelasan Dikdik

Menanggapi hal itu, Dikdik menjelaskan, data inflasi Kota Cimahi yang digunakan Mendagri sebagai bahan evaluasi itu adalah data hasil penghitungan pada Mei 2023 yang disampaikan pada Juni 2023.

Dia membenarkan Cimahi pernah mengalami inflasi tinggi bahkan menempati posisi ke-6 nasional.

"Semula Cimahi peringkat ke-6, artinya peringkat ke-6 ini termasuk yang jelek. Kalau peringkatnya semakin besar, berarti semakin bagus," ucap Dikdik.

Tingginya inflasi Cimahi saat itu, dia menambahkan, lantaran naiknya harga cabai, daging ayam, bawang putih, dan beras.

Apalagi, Cimahi memang bergantung kepada daerah lain untuk pemenuhan komoditas tersebut.

"Kami mendapat suplai daging ayam dari daerah Priangan dan memang ada ketergantungan yang tinggi," ungkapnya.

"Jadi harganya mengikuti harga di Bandung Raya," imbuhnya.

Inflasi telah turun

Dikdik membeberkan, inflasi di Cimahi sempat mencapai 7 persen pada bulan Januari, namun kini telah turun menjadi 2,30 persen, lebih rendah dari rata-rata Jabar yang sebesar 2,35 persen.

Menurut Dikdik, penurunan itu merupakan hasil sejumlah program yang telah dilaksanakan, seperti operasi pasar murah, gerakan pangan murah, dan penyaluran cadangan pangan pemerintah daerah.

Tak hanya itu, Pemkot Cimahi juga melakukan pengawasan lebih lanjut untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan aman.

"Alhamdulillah peringkatnya turun menjadi peringkat 264. Artinya, kinerja penanggulangan inflasi di Cimahi ini cukup baik," bebernya.

"Hanya saja saya tidak tahu mengapa Kemendagri masih mendasarkan perhitungan pada perhitungan Indeks Pertumbuhan Harga (IPH) pada bulan Juni sebelum kami melakukan laporan terakhir," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/10/102957778/alasan-mendagri-tito-karnavian-copot-pj-wali-kota-cimahi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke