Salin Artikel

Perbandingan Kereta Cepat Whoosh dan Kereta Lain Rute Bandung-Jakarta

Selain menggunakan KA Argo Parahyangan, warga bisa menggunakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh.

Dalam bahasa Indonesia, Whoosh merupakan singkatan dari Waktu Hemat, Operasi Optimal, Sistem Handal.

Sesuai namanya, moda transportasi kereta ini mengunggulkan kecepatan sebagai daya tariknya.

Dengan menggunakan Whoosh, jarak Bandung-Jakarta sepanjang 142 kilometer bisa ditempuh sekitar 45 menit saja karena kecepatan kereta ini yang mencapai 350 kilometer per jam.

Setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (2/10/2023), tarif resmi Whoosh yakni Rp 300.000 untuk sekali perjalanan.

Harga tersebut sudah termasuk dengan kereta feeder sebagai fasiltas pendukung untuk menuju Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat.

Selain Argo Parahayangan dan Whoosh, ada dua pilihan kereta lainnya yang berangkat dari Bandung menuju Jakarta.

Berikut perbandingan antara Whoosh dan kereta api lainnya rute Bandung-Jakarta:

Waktu perjalanan

Rute Bandung-Jakarta maupun sebaliknya, Whoosh hanya memakan waktu sekitar 45 menit dalam sekali perjalanan. Bila pulang-pergi (PP) menggunakan Whoosh sekitar 90 menit.

Sedangkan, dalam sekali perjalanan, Argo Parahyangan memakan waktu yang lebih lama yakni sekitar 2 jam 45 menit sampai 3 jam. Kemudian, Serayu sekitar 3 jam 40 menit, dan Cikuray 4 jam 4 menit.

Harga tiket

Pemerintah membanderol harga tiket Whoosh sekali jalan paling murah sebesar Rp 300.000 untuk kelas premium ekonomi, sedangkan harga kelas bisnis dan first class hingga saat ini belum tersedia.

Argo Parahyangan, menyediakan beberapa kelas perjalanan mulai dari ekonomi sebesar Rp 150.000, eksekutif sebesar Rp 200.000, dan luxury dari Rp 380.000 sampai Rp 510.000.

Fasilitas kereta

Empat kereta tersebut dari segi falitas sama-sama menyedikan kursi penumpang yang nyaman, ditambah dengan keberadaan pendingin ruangan atau Air Conditioner (AC) di semua gerbong.

Untuk fasilitas toilet, keempat kereta tersebut secara umum bersih. Colokan listrik juga tersedia di setiap gerbong.

Fasilitas lainnya di setiap kereta jarak jauh selalu menyediakan bagasi hingga restoran kereta api (reska).

Aksesibiltas stasiun

Argo Parahyangan berangkat dari Stasiun Bandung yang berada di tengah Kota Bandung sehingga mudah diakses.

Calon penumpang bisa menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum semisal angkutan kota (angkot) dan bus DAMRI.

Cikuray dan Serayu berangkat dari Stasiun Kiaracondong, Kota Bandung. Meski terbilang stasiun singgah namun cukup mudah di akses.

Bila penumpang menggunakan kereta ini, maka menentukan pilihan turun di Stasiun Pasar Senen atau Jatinegara.

Bila penumpang Whoosh berangkat dari Stasiun Tegalluar, bisa mengaksesnya dengan kendaraan pribadi dan bus DAMRI. Tetapi bila berangkat dari Stasiun Padalarang, saat ini disediakan kereta feeder oleh PT Kereta Api Indonesai (KAI) yang berangkat dari Stasiun Bandung.

Setelah melihat perbandingan keempat kereta tersebut, lantas manakah yang menjadi pilihan warga Kota Bandung untuk bepergian ke Jakarta.

Mega (32), warga Sadang Serang, memilih Argo Parahyangan lantaran dari segi harga cukup terjangkau. Menurutnya, perbedaan yang paling mencolok yakni sepanjang perjalanan menggunakan Argo Parahyangan disuguhi pemandangan indah hamparan pegunungan dan persawahan.

"Harganya murah, terus kalau ke Jakarta juga cuma main jadi tidak dikejar waktu. Paling beda sih, pakai Argo Parahyangan adem lihat hijau-hijau (pemandangan), Whoosh mah gak ada pemandangannya," ujarnya saat ditemui, Selasa (17/10/2023).

Pilihan sama pun diutarakan Wahyudi (33), warga Antapani. Dia mengatakan, setelah mencoba Whoosh sensasinya tidak seperti menggunakan kereta pada umumnya.

"Harga juga beda jauh ya, pastinya milih Argo Parahyangan. Saya pernah coba Whoosh, tapi beda sensasinya aja. Emang mulus cuma ya gitu, berasa enggak naik kereta aja," katanya.

Dia menyebut, Whoosh target pasarnya merupakan kalangan pebisnis yang lebih mengutamakan efisiensi waktu. Sedangkan dirinya, hanya pekerja biasa jadi memilih yang ekomomis.

"Meski beda waktunya cukup lumayan jauh ya, tapi kan akses ke stasiunnya Whoosh cukup ribet. Jadi menurut saya, ujung-ujungnya sama saja," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/18/070204678/perbandingan-kereta-cepat-whoosh-dan-kereta-lain-rute-bandung-jakarta

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com