Salin Artikel

BIJB Kertajati Jadi Pintu Masuk Jawa Barat

Selain menggunakan darat, masyarakat diberikan pilihan melalui transportasi udara melalui BIJB Kertajati. Terlebih bandara terbesar kedua di Indonesia ini menyediakan rute ke tujuh kota besar di Tanah Air dan menuju Kuala Lumpur.

Tak menutup kemungkinan, ke depannya akan menambah rute luar negeri karena per tahun ini BIJB Kertajati melayani pemberangkatan umrah dan haji dari seluruh wilayah Jabar kecuali Bodebek.

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah I Kelas Utama, Yufridon Gandoz Situmeang mengatakan, BIJB Kertajati menjadi pilihan utama masyarakat Jabar dalam menggunakan transportasi udara.

Meski saat ini, hadirnya Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang digadang-gadang akan terkoneksi dengan BRT Transjakarta dan bus shuttle lainnya menuju Bandara Halim Perdanakusumah maupun Bandara Soekarno Hatta.

"Masyarakat punya pilihan, waktu, biaya, dan jangkauan. Jadi kita tidak perlu ada khawatiran, ini adalah bagaimana negara dan pemerintah ini memberikan layanan terbaik," katanya saat ditemui kompas.com di Bandara Husein Sastranegara pada Minggu (22/10/2023).

"Silahkan memilih, tapi saya mengatakan kembali, kalau berangkat dari Kertajati, itu lebih banyak waktu yang dihemat. Selain harga, transportasi, waktu, dan sebagainya," tambahnya.

Dirinya semakin optimistis setelah mencoba Whoosh, untuk menuju Bandara Halim Perdanakusumah dan Bandara Soekarno Hatta masyarakat harus menggunakan moda transportasi lainnya.

Sedangkan, menuju BIJB Kertajati cukup satu kali menaiki bus DAMRI atau travel dari kota keberangkatan. Namun demikian, dia pun tidak memaksa masyarakat untuk mengikuti pilihannya.

"Artinya tetap bahwa peluang besar di Kertajati sangat memungkinkan. Jadi sekali lagi, tapi ini pilihan. Karena orang travelling kan tergantung waktunya. Tapi saya yakin dan optimis. Jawa Barat khususnya adalah bangga menggunakan Kertajati," ucap Yufridon.

Yufridon mengklaim, harga tiket penerbangan dari BIJB Kertajati lebih murah ketimbang Bandara Halim Perdanakusumah dan Soekarno Hatta. Keuntungan pun diterima oleh para maskapai yang akan mendapatkan insentif semisal keringanan biaya parkir pesawat.

"Masih dalam batas tarif bawah. Tapi artinya, jangan khawatir. Tapi sekali lagi saya mengajak bahwa kita semua ada sesuatu experience yang berangkat jadi itu yang belum terasa orang Bandung," katanya.

Dia menyebutkan, pihaknya saat ini gencar menyosialisasikan terkait perpindahan penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara Bandung ke BIJB Kertajati.

"Kita lakukan (sosialisasi) semaksimal mungkin, seoptimal mungkin. Hari demi hari, waktu demi waktu. Ini adalah kebanggaan dari Jawa Barat khususnya dan Indonesia utamanya," ucap Yufridon.

Sementara itu, Direktur Utama PT BIJB Muhammad Singgih mengatakan, menyambut penumpang yang pergi dan datang di BIJB Kertajati setiap minggunya akan hadirkan beragam kesenian khas Ciayumakuning.

"Nanti kan kita udah kerja sama ya dengan dinas pariwisata, kita ada event-event yang sifatnya tradisional, sambutan dan sebagainya," ujarnya.

Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari promosi sektor pariwisata Jabar. Dia pun menjamin, gelaran kesenian tradisional tersebut akan berkelanjutan.

"Supaya masyarakat begitu masuk ke Kertajati, oh ini wilayah Jawa Barat, ada budaya-budaya lokal yang bisa dinikmatin, termasuk juga sekalian sebagai promosi pariwisata itu," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/23/190211978/bijb-kertajati-jadi-pintu-masuk-jawa-barat

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com