Salin Artikel

Ancaman Tanah Bergerak hingga Tsunami Mengintai Sukabumi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jujun Juaeni mengungkapkan, seluruh wilayahnya merupakan daerah rawan bencana.

"Sebenarnya kalau melihat peta rawan bencana seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi rawan bencana," ungkap Jujun kepada Kompas.com ditemui setelah Apel Kesiapsiagaan Bencana di Kantor BPBD di Kecamatan Cikembar, Rabu (25/10/2023).

Jujun menjelaskan, dari wilayah utara hingga selatan, eskalasi dan potensi bencananya ada. Di wilayah utara, di daerah pegunungan, terdapat ancaman gerakan tanah, akibat penggundulan hutan dan lainnya. 

Sedangkan di wilayah Selatan karena berbatasan dengan laut samudera tentunya gelombang tsunami menjadi salah satu ancaman dan potensi bencana.

Selain itu bencana lain yang diakibatkan fenomena laut.

"Sukabumi juga termasuk daerah rawan gempa untuk seluruh wilayahnya," jelas Jujun yang baru menjabat beberapa pekan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga 2022, Kabupaten Sukabumi memiliki 47 kecamatan, 5 kelurahan, dan 381 desa dengan jumlah penduduk 2.761.480 jiwa.

Sedangkan total luas wilayah 4.145,7 kilometer persegi. Kabupaten Sukabumi juga dikenal sebagai kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali.

Berbicara soal personil penanggulangan bencana, Pemerintah Kabupaten Sukabumi tidak sanggup menyediakan. Hal itu disebabkan banyaknya titik rawan bencana. 

"Untuk mengatasinya kami berkomunikasi dan koordinasi dengan para relawan. Baik yang ada di Kabupaten Sukabumi maupun di luar Kabupaten Sukabumi untuk bantuan perkuatan ketika terjadi bencana dan kami membutuhkan personil," ujar dia.

Jujun menuturkan, dalam menghadapi potensi dan ancaman bencana, BPBD Kabupaten Sukabumi melakukan berbagai upaya. Mulai dari pencegahan, mitigasi bencana di setiap wilayah, hingga langkah-langkah kesiapsiagaan.

Di antaranya menggelar apel kesiapsiagaan bencana yang melibatkan berbagai unsur, baik dari pemerintahan maupun para sukarelawan.

"Kita tidak berharap ada bencana, namun bencana itu tidak bisa kita hindari. Sehingga ketika ada bencana kami Pemkab Sukabumi, khususnya BPBD dan relawan sudah siap melaksanakan penanggulangan bencana," tutur dia.

Tentunya, kesiapsiagaan itu bukan hanya apel, tetapi juga mempersiapkan berbagai hal. Di antaranya pemetaan daerah rawan bencana dan kebutuhan-kebutuhan apa saja yang harus disiapkan ketika bila terjadi bencana.

"Jadi bila terjadi bencana jalur evakuasi dan jalur logistik tidak terhambat," kata Jujun.

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukabumi Sambas menambahkan dalam menghadapi potensi dan ancaman bencana di antaranya sudah menggelar sosialisasi dan simulasi hingga ke tingkat kecamatan dan desa.

Dalam sosialisasi dan simulasi melibatkan para Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) untuk upaya pencegahan dan kesiapsiagaan bila terjadi bencana.

Para P2BK ini tersebar di seluruh wilayah yaitu di 47 kecamatan.

"Kami juga sudah menginstruksikan setiap desa atau kecamatan harus ada rambu-rambu rawan bencana, jalur evakuasi hingga titik kumpul," kata Sambas yang baru menjabat 4 bulan.

"Selain itu kami sudah meminta kepada para pemilik penginapan dan hotel di pesisir pantai juga untuk memasang rambu-rambu jalur evakuasi hingga titik kumpul. Ini dilakukan untuk pelayanan kepada para wisatawan bila terjadi bencana," sambung dia.

Apel kesiapsiagaan bencana yang digelar di lapangan Kantor BPBD Kabupaten Sukabumi di Jalan Raya Cibadak-Palabuhanratu, Kampung Ciangsana, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, di antaranya diikuti para pegawai BPBD, P2BK dan organisasi sosial kemanusiaan seperti Sehati Gerak Bersama, DT Peduli, Khatulistiwa.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/25/203916678/ancaman-tanah-bergerak-hingga-tsunami-mengintai-sukabumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke