Salin Artikel

Pasar Malam di Serang Banten Dibakar Warga Buntut Tewasnya Anak 11 Tahun

KOMPAS.com - Pasar malam di pinggir jalan Palima-Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, dibakar warga, pada Sabtu (28/10/2023) malam.

Sejumlah wahana permainan di area pasar malam yang terletak di Kampung Cilewung, Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten, ludes dilalap api.

Kronologi kejadian

Salah satu pedagang di pasar malam tersebut, Ardi mengaku tidak tahu pemicu kejadian itu.

"Saya kurang tahu persis, cuma saya kaget ada api di wahana mainan," kata Ardi, dikutip dari TribunBanten.com.

Sementara menurut keterangan salah satu warga yang menjadi saksi, Ilham, kejadian itu bermula ketika terjadi keributan di area pasar malam tersebut.

Sekelompok warga yang terlibat keributan itu kemudian membakar sejumlah wahana permainan di pasar malam.

"Dari cerita warga, memang pasar malam ini dibakar," ujar Ilham.

Penyebab aksi pembakaran

Dia mengatakan, aksi itu dipicu tewasnya seorang bocah laki-laki berusia 11 tahun berinisial G akibat tersengat listrik di salah satu wahana permainan pasar malam tersebut.

Korban merupakan warga Desa Kadu Beureum, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang, Banten. Jasad korban pun telah dibawa ke RS Bhayangkara Serang untuk diautopsi.

"Jadi (pasar malam ini) memakan korban satu orang akibat kesetrum. Dari pihak pasar malam mungkin ceroboh atau lalai terkait arus listrik," ucap Ilham.

Keluarga korban yang tak terima kemudian mendatangi pengelola pasar malam, namun pihak pengelola dianggap tidak bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa korban.

"Ya mungkin dari pihak keluarga (korban) tidak terima, sehingga ada yang melakukan aksi-aksi yang tidak diinginkan (membakar pasar malam)," lanjutnya.

Pernyataan polisi

Kapolsek Pabuaran, AKP Ugum Taryana menyatakan bahwa pihaknya kini masih mendalami kasus tersebut.

"Untuk sementara kami (polisi) masih mengumpulkan keterangan saksi," ungkap Ugum.

"Apakah itu sengaja dilakukan seperti itu (dibakar), kami masih membutuhkan saksi-saksi untuk pemeriksaan lebih lanjut," sambungnya.

Dia menjelaskan, polisi juga telah menerima informasi adanya korban tersengat listrik di area pasar malam.

"Anggota Polsek langsung ke TKP mengamankan lokasi dan memeriksa saksi serta membawa korban ke rumah sakit," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunBanten.com dengan judul "Sosok Bocah yang Tewas Kesetrum di Pasar Malam Pabuaran, Diduga Jadi Pemicu Amarah Warga"

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/29/151007278/pasar-malam-di-serang-banten-dibakar-warga-buntut-tewasnya-anak-11-tahun

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com