Salin Artikel

Sarkara Madhu, Sukses Kenalkan Madu Indonesia ke Pasar Asia

BANDUNG, KOMPAS.com - Madu sudah digunakan oleh manusia sebagai pemanis alami dan obat tradisional sejak ribuan tahun lalu.

Madu merupakan cairan manis yang dihasilkan oleh lebah dan serangga lainnya dari nektar bunga. Rasa madu menjadikannya sebagai alternatif perasa manis untuk minuman dan makanan.

Sejak dulu, mengonsumsi madu dipercaya berdampak baik bagi kesehatan tubuh manusia, mulai dari meningkatkan imunitas tubuh, menangkal radikal bebas, hingga menyembuhkan penyakit lainnya.

Banyaknya khasiat sebagai suplemen tubuh membuatnya menjadi komoditas pangan bernilai ekonomi tinggi. Hal ini menarik perhatian R Vita Kusumawardhani (41) sebagai peluang bisnis yang dinilai cukup menjanjikan.

R Vita Kusmawardhani merupakan founder Sarkara Madhu. Ia memulai bisnisnya pada 2018 secara door to door di Kota Bandung.

Demi fokus membesarkan bisnisnya, ibu lima anak ini rela keluar dari pekerjaannya di Lembaga Sertifikasi Profesi Geologi Pertambangan Panas Bumi (LSP GPPB).

"Dimulai dari home industry, jadi kita benar-benar di awal belum punya merek. Jadi cuma jualannya biasa saja hingga bisa bekerja sama dengan petani madu dari Garut," ujarnya saat ditemui kompas.com di sebuah cafe di Jalan Talaga Bodas, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (25/10/2023).

Ada empat jenis madu yang diproduksi oleh Sarkara Madhu, yakni kaliandra yang berasal dari nektar bunga Kaliandra. Jenis ini memiliki khasiat membantu meningkatkan hormon, daya tahan tubuh, mengobati tekanan darah rendah dan tinggi serta luka bakar.

Lalu, madu odeng yang berasal dari lebah Apis Dorsata yang berkhasiat untuk berbagai penyakit.

Kemudian, madu hitam dari lebah Apis Mellifera yang mengonsumsi nektar bunga pohon mahoni atau pohon pelawan. Jenis ini memiliki rasa pahit, tetapi kandungan soponin di dalamnya bisa menstabilkan gula darah.

Terakhir, madu putih yang mengandung antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan zat radikal bebas. Kandungan polifenol mencegah risiko penyakit jantung.

"Dari keempat jenis ini punya perbedaan rasa dan khasiatnya. Biasanya konsumen memilih mengonsumsi madu sesuai seleranya," ucap Vita.

Di samping mencari keuntungan, tujuan Vita berbisnis adalah kembali 'membumikan' madu kepada masyarakat. Pasalnya, beberapa tahun lalu madu sempat dilupakan sebagai salah satu asupan pangan yang baik bagi kesehatan.

Dibantu suaminya, Awan Kurniawan (43), Vita terus mengedukasi masyarakat terkait khasiat mengonsumsi madu yang membawa kebaikan bagi tubuh.

Hingga pada 2020 ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, madu banyak dicari sebagai alternatif suplemen alami bagi tubuh.

"Tapi madu dikonsumsi hanya karena diperlukan. Nah di sini kami berusaha untuk membuat si produk madu ini menjadi sebuah kebutuhan untuk kesehatan, dan orang mau sehat secara alami," kata Vita.

Cita-cita untuk memopulerkan madu tak hanya sampai di situ, dengan tagline 'Dari Nusantara untuk Dunia', Vita ingin semakin mengenalkan produknya hingga ke mancanegara.

Perlahan tetapi pasti produknya kini sudah merambah beberapa negara Asia.

"Produk kami sudah ada di Jepang, Malaysia, dan Singapura. Tapi yang memang murni dikirim dari kami ke negara Singapura, selain itu menggunakan pihak ketiga," tutur Vita.

Dia mengklaim madu Indonesia memiliki kualitas yang mumpuni sehingga bisa bersaing di pasar global.

Motivasinya ini bermula dari celotehan sejumlah konsumen dari luar negeri yang menyebut kualitas madu Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

"Orang luar negeri saja bilang madu Indonesia kualitasnya Mercy tapi kenapa dijual dengan harga yang murah. Orang United Kingdom (UK) bilang lebih suka madu Indonesia karena alami," kata Vita.

Tantangan berbisnis madu

Vita mengaku, berbisnis ini bukan hal yang gampang. Ditambah lagi, banyaknya produk sejenis yang dipasarkan dengan harga yang sangat murah. Namun, dia tidak ingin berburuk sangka soal kualitas produk milik kompetitornya.

Dirinya yakin konsumen akan memilih produk dengan kualitas baik. Terbukti, saat ini dalam satu bulan Sarkara Madhu bisa laku hingga 1,5 ton. Konsumennya pun beragam, bahkan ada sejumlah instansi pemerintah yang memesan hingga ratusan botol.

Menurutnya, hal paling susah dalam membangun bisnisnya yakni mengajak masyarakat mengkonsumsi madu sebagai suplemen harian. Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai mengenal produk Sarkara Madhu.

"Untuk usia 40 tahun ke atas edukasi mudah, tapi di kalangan anak muda gak mudah. Padahal kan madu itu untuk kesehatan, meski bukan seperti obat tapi banyak manfaatnya," tutur Vita.

Di tingkat produksi, Sarkara Madhu sangat mengandalkan cuaca. Hal tersebut berpengaruh pada kadar air madu yang dihasilkan.

"Jadi bagaimana cuaca kadar madu itu. Ketika cuacanya lembab atau musim hujan kadar airnya akan lebih banyak. Sedangkan bila cuacanya kemarau kadar airnya akan lebih sedikit atau lebih kental," katanya.

Selain itu, Vita juga cukup tertantang menjaga kelestarian alam demi kualitas produknya terjamin, khususnya untuk madu hitam. Jenis ini, tidak bisa sembarangan dipanen.

"Jadi kita istilahnya panen lestari. Pawang tidak mengambil hasil madu hitam seluruhnya, harus ada yang disisakan. Ini agar si lebahnya balik lagi ke sarangnya," ucap Vita.

"Limbah setelah esktrasi masih bisa dipergunakan untuk pembuatan lilin dan juga sabun dari sarang lebah," tambahnya.

Khusus di lingkungan produksi, pihaknya sudah melakukan pemisahan sampah organik dan non-organik. Hal ini untuk memudahkan pengelolaan sampah.

Menjadi UMKM Binaan Bank Indonesia Jabar

Vita menyebutkan, Sarkara Madhu menjadi binaan BI Jabar sejak tahun 2022. Tahapan demi tahapan dilaluinya hingga akhirnya terpilih dan masuk 30 besar.

"Awalnya kami daftar via link di Instagram. Dikurasi panjang hingga menjadi 30 besar," katanya.

Menjadi UMKM binaan BI Jabar memberikan dampak positif bagi kemajuan bisnisnya. Produk Sarkara Madhu menjadi lebih mudah dipasarkan dan meningkatkan jumlah penjualan produknya ke kota hingga luar negeri.

Dia mengungkapkan, BI Jabar memberikan banyak pengetahuan soal pemasaran produk dan lainnya. Bahkan, produk Sarkara Madhu sering diajak untuk mengikuti pameran di berbagai kota.

"BI itu juga mengadakan workshop atau lokakarya, ini jadi pelajaran buat kita yang ingin merintis usaha UMKM. Jadi diajari juga mulai dari bikin kemasan hingga pemasaran," ucap Vita.

Setiap mengikuti pameran yang diadakan BI Jabar dan semacamnya, Sarkara Madhu selalu mendapatkan konsumen baru. Bahkan ada beberapa perusahaan besar hingga publik figur yang ingin bekerjasama dalam bisnis madu.

"Ada yang mau beli merek Sarkara Madhu, ada juga perusahaan yang ngajak kerja sama. Tapi yang pasti kami selalu dapat buyer-buyer baru setiap kali mengikuti pameran," tutur Vita.

Oleh BI Jabar, dirinya diberikan pembekalan terkait pemanfaatan digital untuk pengembangan usahanya.

Penggunaan teknologi berbasis internet semisal website dan pemasaran melalui e-commerce memperluas jangkauan penjualan produknya hingga ke pelosok Tanah Air dan mancanegara.

"Diajarkan Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SIAPIK) soal keuangan dan strategi marketing. Digitalisasi juga mempermudah transaksi, jadi bisa tahu untung dan ruginya. Udah langsung kelihatan dari aplikasi SIAPIK," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/30/163252078/sarkara-madhu-sukses-kenalkan-madu-indonesia-ke-pasar-asia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke