Salin Artikel

Polisi Bakal Tes Kejiwaan Tersangka yang Aniaya Dokter Gigi di Bandung

BANDUNG, KOMPAS.com – Polisi bakal memeriksa kejiwaan tersangka SS, pelaku yang melakukan penganiayaan terhadap seorang dokter gigi di Bandung.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung, Kompol Agta Bhuwana Putra menyebut segera melayangkan surat permohonan pemeriksaan kejiwaan tersangka ke RS Sartika Asih.

“Jadi hari ini kami akan memastikan untuk mengirimkan surat terkait permohonan ahli kejiwaan kami akan menyurat ke RS Sartika Asih, kebetulan di sana ada dokter spesialis ahli kejiwaan,” kata Agta di Mapolrestabes Bandung, Senin (30/10/2023).

Pemeriksaan kejiwaan terhadap tersangka ini sebagai tambahan keterangan bagi penyidik.

“Sebagai tambahan keterangan, kami akan melakukan pendalaman termasuk hasil pemeriksaan kejiwaan,” ucapnya.

Pemeriksaan kejiwaan ini juga sebagai salah satu pendalaman terhadap motif dari tersangka yang sampai saat ini masih bias.

“Iya, karena memang kami coba dalami karena motifnya itu matang kemudian proses penyidikan berlanjut dan menemukan titik terang,” tuturnya.

Dari kabar yang didapatkan kepolisian, tersangka SS ini memiliki sifat yang provokatif dan diduga melakukan terror secara random, akan tetapi hal ini masih didalami kepolisian.

”Makanya kami akan meminta keterangan ahli kejiwaan terkait sikap provokatif yang selalu dilakukan oleh SS. Jadi nanti secara medis dan secara profesional dapat kami terima,” tuturnya.

Disinggung apakah ada korban lainnya, Agta menyebut bahwa hal itu bisa saja terjadi dan tidak menutup kemungkinan ada korban lainnya, namun hal itu masih dilakukan pendalaman.

“Iya, bisa jadi. Kemungkinan bisa jadi juga merasa dirugikan dan juga merasa tidak terima sikap provokatif dari tersangka,” ujarnya.

Terkait laporan ITE terhadap SS, Agta menyebut bahwa modus tersangka ini melakukan terror melalui medsos.

“Laporan tersebut kami tindaklanjuti bersamaan dengan proses hukum yang sedang dijalani oleh tersangka, kita laksanakan berbarengan,” ucapnya.

Sebagai informasi, kasus penganiayaan ini diungkap Vissi lewat unggah di Instagram-nya. Vissi memperlihatkan foto luka di leher dan wajahnya.

Dalam keterangan gambar itu, dia menuliskan, penganiayanya adalah seorang laki-laki yang membawa tas senapan dan sebilah pisau lipat.

Laki-laki itu datang ke tempat Vissi bekerja secara tiba-tiba. Sedangkan dokter gigi itu mengaku tidak mengenalnya. Vissi mengatakan, sebelum adanya serangan itu, memang ada seseorang yang tidak dikenal menghubungi dan melontarkan ancaman. Penganiayaan itu diketahui terjadi pada Sabtu (21/10/2023) di Paskal 23 Bandung.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/30/193736078/polisi-bakal-tes-kejiwaan-tersangka-yang-aniaya-dokter-gigi-di-bandung

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com