Salin Artikel

Integrasi Moda Transportasi Menuju Kereta Cepat Terus Diupayakan di Kabupaten Bandung

BANDUNG, KOMPAS.com - Integritas angkutan massal menuju Stasiun Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat tengah dalam pembahasan.

Rencananya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) bakal membangun feeder yang nantinya akan difungsikan untuk mengangkut calon penumpang KCJB atau Whoosh.

Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten Bandung Hilman Kadar membenarkan hal tersebut.

Dia mengatakan, lintasan atau trase Whoosh berakhir di Stasiun Tegalluar. Karena itu, diperlukan alat transportasi yang mengintegrasikan antar transportasi lain menuju Stasiun Tegalluar.

"Karena kebetulan trase atau lintas kereta cepat itu endingnya di Tegalluar, dan Stasiun Tegalluar itu di Kabupaten Bandung, karena wilayah di kita, maka harus dibangun feeder atau biasa disebut angkutan antar moda, jadi diangkut menggunakan moda berbasis jalan," katanya dihubungi melalui telepon, Selasa (31/10/2023).

Hilman menyebut, para penumpang Whoosh tidak hanya dari Kabupaten Bandung saja, namun meliputi Bandung Raya seperti, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Sumedang.

Melihat hal itu, Hilman mengatakan keterlibatan Pemprov penting untuk membahas soal itu.

Bahkan, jauh sebelum perencanaan feeder. Hilman mengungkapkan Pemprov Jabar pernah mencanangkan pembangunan transportasi darat berbasis mono rel. Namun hal itu gagal terealisasi.

"Sekarang kita tengah jajaki transportasi berbasis jalan, nanti mungkin ke arah rel. Kita sedang bahas dengan provinsi, dulu sebetulnya sudah ada rencana Provinsi, membangun lintasan mono rel, salah satunya trase Dipatiukur ke Tegalluar, namun pada saat itu gagal terjadi," ujarnya.

Menurutnya, pembangunan feeder untuk meningkatkan pelayanan bagi KCJB penting untuk disikapi serius, pasalnya tak menutup kemungkinan calon penumpang KCJB bisa meliputi wilayah di luar Jawa Barat.

"Nah salah satu yang bisa dilakukan melalui feeder yang akan melayani masyarakat yang mau ke Stasiun Tegalluar, nah ini sedang dibahas dengan provinsi karena penumpang Kereta Cepat bukan hanya dari Kabupaten Bandung tapi dari Kota Bandung, Cimahi, Sumedang dari Bandung Raya, sehingga perlu pembicaraannya ke tingkat Provinsi," ungkap dia.

Peran kolaborasi antar Dinas Perhubungan (Dishub) di wilayah Bandung Raya, kata Hilman harus terus berkesinambungan guna menyempurnakan proyek nasional seperti KCJB.

"Oh iya penting, itu betul kolaborasi harus ada karena ada wilayah Bandung Raya yah, itu salah satunya begitu," imbuhnya.

Selain koordinasi antar Dishub, pihaknya mengatakan persoalan integrasi angkutan massal juga menjadi pembahasan Tim BP Cekungan Bandung.

Informasi yang didapatnya, BP Cekungan Bandung bakal bekerjasama dengan word bank (Bank Dunia).

"Nah, ini ada juga studi rencana koridor BRT (Bus Rapid Transit) yang sedang dibahas pada saat ini, terkait layanan BRT lanjutan di kawasan Bandung Raya oleh BP Cekungan Bandung, Dishub Provinsi Jabar dan Dishub se-Bandung Raya, bekerjasama dengan Word Bank, yang di bahas salah satunya adalah trase atau koridor di Kabupaten Bandung sendiri, contohnya Koridor Majalaya, Baleendah dan Leuwi Panjang, jadi ada 6 koridor yang dibahas termasuk koridor Stasiun Tegalluar sama Leuwi Panjang yangs sekarang akan di kembangkan itu," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/10/31/205408178/integrasi-moda-transportasi-menuju-kereta-cepat-terus-diupayakan-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke