Salin Artikel

Korban Sebut Miras Oplosan yang Tewaskan 14 Orang di Subang Lebih Hambar

SUBANG, KOMPAS.com - Kasus minuman keras oplosan di Kampung Cipulus, Desa Sagalaherang Kaler, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, menewaskan 14 orang.

Sedangkan 4 korban lainnya kritis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng Subang dan 5 korban dirawat di Puskesmas Jalancagak, dan mulai membaik.

Kasubbid Toklng Bid Kimbiofor Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Badan Reserse Kriminal Polri, Kompol Faizal Rachnad mengatakan, telah mengamankan barang bukti sisa miras oplosan yang diminum oleh puluhan korban.

"Di TKP kami sudah amankan empat botol sisa miras oplosan, serta bahan campuran tambahan lainnya yang diduga dioplos lagi oleh para korban dengan racikan lainnya," kata Kompol Faizal dikutip dari Tribun Jabar, Kamis (2/11/2023).

Selain itu, pihaknya juga mengambil sampel dari para korban yang meninggal dunia usai pesta miras oplosan. Sampel yang diambil di antaranya darah, urine, dan cairan lambung.

Namun demikian hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian untuk hasil laboratorium Forensik terhadap sampel tersebut.

Panik

Ditemui di Puskesmas Jalancagak, Selasa (31/10) malam, Albab (30), salah seorang korban selamat mengatakan, ia dan belasan rekannya mengonsumsi minuman keras oplosan, Sabtu (28/10/2023) malam, saat salah seorang teman mereka hajatan pernikahan.

"Total minuman yang dibeli ada 16 liter atau botol. Minuman tersebut dibeli di warung biasa yang kemarin dihancurkan warga," ujar Albab.

Minum-minuman miras oplosan tersebut sudah biasa diminum dirinya dan teman-temannya saat ngumpul-ngumpul.

"Kalau kami lagi ngumpul-ngumpul, baik di acara ulang tahun komunitas kami maupun acara hajatan rekan kami, memang selalu mengkonsumsi miras. Karena maklum juga saya dan rekan-rekan ini tak suka ngopi, lebih suka minum miras oplosan," katanya.

Miras oplosan tersebut dibeli dengan harga mulai Rp 22.000-28.000.

"Ada yang per liter, ada juga per botol," ujarnya.

Itu pula yang kemudian mereka lakukan pada hajatan pernikahan teman mereka di Sagalaherang.

"Namun ada yang berbeda rasanya dibandingkan dengan biasanya. Kemarin, saat kami minum miras oplosan tersebut rasanya sangat hambar, atau enggak ada rasanya," kata Albab.

Albab mengaku, tak mengetahui apakah miras oplosan yang mereka minum itu dioplos ulang oleh rekan-rekannya atau tidak.

"Kalau dioplos ulang saya tidak tahu, saya hanya mengkonsumsi aja apa yang disajikan oleh rekan-rekan," katanya

Namun, setelah beberapa jam, Albab mengaku kaget, rekan-rekannya banyak yang masuk rumah sakit bahkan meninggal dunia.

"Saat di lokasi tak apa-apa, tapi tiba di rumah, rekan-rekan ada yang jatuh pingsan hingga dibawa kerumah sakit dan meninggal dunia," terangnya

Albab mengaku sangat menyesal pesta minuman keras Sabtu lalu telah banyak merenggut korban.

"Semua korban yang meninggal semuanya rekan dan saya turut prihatin juga. Semoga ini jadi pelajaran untuk kita semua agar tak mengonsumsi miras oplosan lagi," ungkap Albab.

Albab juga mengaku kapok, dan janji nggak akan mengkonsumsi miras oplosan lagi dikemudian hari.

"Saya kapok dan tak akan mengonsumsi miras lagi. Ini juga datang ke puskesmas karena panik, ada sesuatu yang mulai dirasa di perut.

"Mata dan lambung serta kepala pusing. Makanya langsung diperiksa ke puskesmas takut tambah parah dan menjadi korban meninggal seperti rekan-rekan yang lain," katanya.

"Untung saja, setelah diperiksa, kata dokter masih aman dan sehat, cuma butuh diinfus. Setelah diinfus saya diperbolehkan pulang," ujarnya

Menyusul jatuhnya belasan korban tewas, penjual minuman keras oplosan, NN (56) dan istrinya, RR (46), ditangkap dan ditahan polisi. Keduanya ditangkap saat melarikan diri ke wilayah Kabupaten Bandung Barat.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Miras Oplosan yang Renggut Nyawa 14 Orang di Subang Ternyata Dicampur Lagi oleh Korban

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/02/071609878/korban-sebut-miras-oplosan-yang-tewaskan-14-orang-di-subang-lebih-hambar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke