Salin Artikel

Puluhan Halte Trans Metro Bandung Terbengkalai, Dipakai Gelandangan

Di kota-kota besar, di mana sarana transportasi publik bertumbuh, keberadaan halte pun dapat dengan mudah ditemukan di tepian jalan-jalan besar. 

Hal ini pula yang terjadi di Ibu Kota Jawa Barat, Bandung. Kota yang awalnya dikenal dengan keberadaan angkot ke segala penjuru kota, perlahan bertransformasi dengan hadirnya bus kota.

Di era 90-an -misalnya- layanan bus Damri hadir di sejumlah trayek di Kota Bandung. Biasanya bus-bus besar ini melayani jalur yang tergolong jauh di wilayah kabupaten menuju kotamadya.

Lalu, belakangan hadir Trans Metro Bandung (TMB). TMB adalah layanan bus raya terpadu di Kota Bandung yang dioperasikan oleh Dinas Perhubungan Kota Bandung.

Layanan ini secara resmi dioperasikan pada 23 September 2009. Saat ini, Trans Metro Bandung mempunyai lima koridor utama dan satu koridor pengumpan (feeder).

Seiring dengan kehadiran layanan TMB, halte-halte penunjang pun dibangun, untuk memudahkan penumpang naik dan turun dari bus. 

Halte terbengkalai

Namun, kabar terbaru dari Dishub Kota Bandung menyebut, ada 21 titik halte Trans Metro Bandung (TMB) maupun halte angkutan umum yang kini terbengkalai.

“(Sebelumnya) di tahun ini sudah ada 41 titik yang dihapuskan terdiri atas 24 halte angkutan umum dan 17 halte Trans Metro Bandung koridor satu.”

Demikian penjelasan Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Transportasi Dishub Kota Bandung, Panji Kharismadi di Bandung, Minggu (5/11/2023), seperti dilansir Kantor Berita Antara.

Selanjutnya, 41 halte tersebut akan beralih fungsi menjadi rambu bus stop (tempat untuk menurunkan atau menaikkan penumpang). 

Ini, kata dia, sebagai salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk menggantikan halte-halte yang sudah tidak optimal tersebut.

“Untuk menunjang aktivitas layanan angkutan umum kepada masyarakat rencananya kami akan membangun rambu naik turun penumpang serta marka bus stop di 132 titik di Kota Bandung,” kata Panji.

Sementara, untuk 12 halte yang baru diinventarisasi tadi, Panji mengaku Dishub akan melakukan kegiatan pemeliharaan konstruksi skala sedang. 

"Saat ini sedang berjalan,” kata Panji. Namun tak dijelaskan apa pemicu terbengkalainya halte-halte yang telah dibangun dengan konstruksi permanen tersebut.


Revitalisasi

Panji hanya menjelaskan, revitalisasi bertujuan untuk membuat halte-halte di Kota Bandung bisa lebih fungsional.

Dia pun menyebut soal upaya mengedepankan sisi desain konstruksi dan kebersihan yang selalu menjadi sorotan publik.

“Saat ini, kami sedang melakukan upaya baik itu dengan memelihara dari sisi konstruksi, kebersihan dan keindahan bahkan membangun halte dengan bentuk atau desain yang lebih fungsional,” kata Panji.

Panji lantas memastikan untuk menunjang sarana dan prasarana, pihaknya telah menugaskan dua tim dalam melaksanakan pemantauan dan pemeliharaan halte yang tersebar di berbagai titik di Kota Bandung.

“Masing-masing tim berjumlah empat orang, tim tersebut melaksanakan kegiatan pemeliharaan baik konstruksi ringan maupun kebersihan,” kata dia.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengaku mendukung kebijakan yang Dishub Kota Bandung soal revitalisasi halte yang terbengkalai di Bandung.

“Halte tetap halte tidak beralih berfungsi apa-apa, hanya diganti artinya direvitalisasi bentuknya."

"Tidak seperti kemarin lah ya, akhirnya tidak ke-urus malah dipakai gelandangan, dan itu yang tentunya harus kita perbaiki,” kata Ema.

Ema berharap ke depan seluruh fasilitas halte di Kota Bandung dapat berfungsi secara optimal dan mampu menarik animo masyarakat untuk beralih menggunakan transportasi umum.

“Kota Bandung ini kan kota desain ya, semua halte di Bandung itu semuanya nanti tematik, jadi harus benar-benar bisa dimanfaatkan masyarakat termasuk titiknya juga harus benar, tidak asal membuat halte,” kata dia.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/06/133154478/puluhan-halte-trans-metro-bandung-terbengkalai-dipakai-gelandangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke