Salin Artikel

PSSI Izinkan Bobotoh Persib Kibarkan Ribuan Bendera Palestina di GBLA

BANDUNG, KOMPAS.com - Rencana bobotoh mengibarkan bendera Palestina di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dalam pertandingan Persib vs Arema diizinkan PSSI.

Rencananya, pengibaran itu dilakukan saat Persib Bandung menjamu Arema FC di pekan ke-19 Liga 1 2023-2024, Rabu (8/11/2023).

Sebab, PSSI secara resmi menerbitkan peraturan baru terkait pengibaran bendera ataupun atribut tentang Palestina di stadion.

Dalam rilis terbarunya, Senin (6/11/2023), PSSI memperbolehkan para penonton untuk mengibarkan bendera Palestina selama pertandingan Liga 1.

Tak hanya itu, para penonton juga diizinkan untuk membuat koreo berupa dukungan kepada rakyat Palestina. Namun, pesan politik dalam bentuk teks, baik dalam spanduk atau atribut lainnya tetap dilarang di dalam stadion.

Aturan baru diberlakukan menyusul insiden yang terjadi pada beberapa laga pekan ke-18 Liga 1 2023-2024.

Beberapa suporter mencoba mengibarkan bendera Palestina ketika mendukung secara langsung timnya di stadion.

Dikutip dari Tribun Jabar, momen tersebut salah satunya terjadi dalam laga antara Persib Bandung vs PSS Sleman di Stadion GBLA.

Dalam laga tersebut, ada satu pendukung Persib yang membentangkan bendera Palestina di dalam stadion. Namun, steward alias penjaga keamanan stadion kemudian datang dan mencoba melepaskan bendera Palestina tersebut sehingga menimbulkan keriuhan.

Dalam laga lainnya antara PSM Makassar kontra Persija Jakarta juga terjadi hal sama. Namun tidak ada reaksi berlebihan dari steward yang memaksa mencopot bendera Palestina seperti di kandang Persib.

Berbagai tindakan steward itulah yang kemudian memicu perdebatan suporter hingga pada akhirnya Komite Hukum PSSI terpaksa menerbitkan aturan anyar.

Sebelumnya, mengambil tema, "Our Voices Never Be Silenced", satu komunitas bobotoh, Viking Persib Club (VPC), mengungkapkan rencananya untuk membuat koreografi bendera Palestina yang terdiri atas empat warna, merah, hijau, putih, dan hitam pada laga Persib kontra Arema di Stadion GBLA, Rabu.

VPC juga berencana akan tetap memasang 4.000 hingga 5.000 bendera Palestina di Stadion GBLA.

Sebelum aturan baru dari PSSI, VPC sudah menegaskan siap menabrak Regulasi Liga 1 2023/2024 dan Kode Disiplin PSSI 2023.

Pada Pasal 56 Regulasi Liga 1 2023/2024 poin (c) disebutkan bahwa stadion tempat pertandingan berlangsung harus terbebas dari "Spanduk bertuliskan dan/atau menampilkan gambar dengan unsur SARA, politik, provokatif, dan diskriminatif".

Sedangkan Pasal 70 Kode Disiplin PSSI 2023 poin 1, menyebutkan bahwa salah satu tingkah laku buruk penonton dan merupakan pelanggaran disiplin adalah menampilkan slogan berbau keagamaan/religius atau terkait isu politis tertentu, dalam bentuk apapun (secara khusus dengan cara memasang bendera, spanduk, tulisan, atribut, choreo atau sejenisnya) selama pertandingan berlangsung.

Humas VPC, Hendri Darmawan, mengatakan koreografi dan pemasangan bendera Palestina mereka lakukan semata sebagai bentuk empati dari VPC terhadap warga Palestina.

"Kami tahu dan melihat kejadian di Gaza merupakan salah satu bentuk tragedi kemanusiaan," ujar Humas VPC, Hendri Darmawan, dikutip dari Tribun Jabar.

"Kami hanya ingin menunjukkan empati dan dukungan kami untuk menghapus segala bentuk penjajahan, dan segala bentuk tragedi kemanusiaan harus segera dihentikan."

Laga Persib-Arema FC kemungkinan akan disaksikan secara langsung 25 ribu penonton. Sebab, komunitas bobotoh yang selama ini memboikot laga kandang Persib sudah menunjukkan keinginannya mendukung Persib di stadion.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Budi Sartono, mengatakan, pada laga nanti pihaknya akan membuka pintu stadion lebih cepat dari biasanya untuk mencegah penumpukan penonton.

"Polanya sama seperti biasa, tetapi jumlahnya (personel) kita tambah sedikit. Untuk pembukaan pintu masuk pun kita buka lebih cepat, karena jangan terjadi penumpukan di pintu-pintu masuk. Sehingga jam 12 sudah kita harapkan pintu itu sudah terbuka untuk penonton," ujar Budi, di Mapolrestabes Bandung, kemarin.

Jumlah personel untuk pengamanan nanti sekitar 2.640 personel. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan sebelumnya karena adanya peningkatan penonton.

Saat pengamanan, kata dia, penonton yang tidak memiliki tiket dipastikan dilarang masuk ke stadion. Sebab, pemeriksaan tiket sudah mulai dilakukan di zona 4 luar area stadion.

"Yang boleh masuk ke lingkungan GBLA adalah yang benar-benar memiliki tiket dengan menunjukan gelang, selebihnya (tidak memiliki tiket) kita suruh pulang. Insya Allah tidak ada penonton yang tidak punya tiket berusaha masuk kita sudah cegah sebelumnya," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bobotoh Dapat Angin Segar, PSSI Persilakan Bendera Palestina Berkibar di Stadion Saat Laga Liga 1

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/07/111057478/pssi-izinkan-bobotoh-persib-kibarkan-ribuan-bendera-palestina-di-gbla

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com