Salin Artikel

Menjajal Bus Listrik Trans Metro Pasundan Rute Leuwipanjang-Dago yang Kembali Beroperasi

BANDUNG, KOMPAS.com - Bus listrik Trans Metro Pasundan (TMP) koridor 4 kembali mengaspal pada Senin (6/11/2023).

Sebanyak 7 bus disediakan untuk melayani penumpang rute Leuwipanjang-Dago.

Sama seperti bus TMP lainnya, pembayaran menggunakan metode non-tunai atau cashless.

Tarif pun sama yakni Rp 4.900 untuk umum, khusus pelajar maupun mahasiswa, lansia dan penyandang disabilitas sebesar Rp 2.000 per orang, baik jauh maupun dekat.

Bagi penumpang kategori khusus tersebut, terlebih dahulu harus mendaftarkan kartu e-money miliknya ke Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat. 

Bila membayar menggunakan QRIS, penumpang harus menunjukan kartu pelajar atau mahasiswa, sedangkan untuk lansia yakni KTP.

Rute bus koridor 4 ini yakni Terminal Leuwipanjang - Rumah Sakit Imanuel - Taman Tegalega - Pintu Keluar Terminal Tegalega - Astana Anyar RSIA Kota Bandung - Stasiun Bandung Pintu Selatan - Balai Kota - Bandung Electronic Center - Hotel The One-O-One - Taman Radio - Kartika Sari - Rumah Sakit Santo Borromeus - UNPAD Dipati Ukur. 

Dari arah UNPAD Dipati Ukur - Rumah Sakit Santo Borromeus - Kartika Sari - Taman Radio - Hotel The One-O-One - Bandung Indah Plaza - Santa Angela - Bank Indonesia - Pasar Baru - Jalan Dalem Kaum - Jalan Ibu Inggit Garnasih - Pasar Tegalega - Simpang Mohamad Toha - Rumah Sakit Imanuel - Terminal Leuwipanjang.

Diketahui, bus listrik TMP ini sempat beroperasi pada 24-31 Desember 2022. Setelah itu, keberadaan moda transportasi massal ini dihentikan, bak hilang ditelan bumi. 

Bus ini bekas digunakan pada perhelatan G-20 yang berlangsung di Bali pada November 2022. Kemudian dihibahkan untuk menambah armada koridor empat TMP.

Setelah lama menghilang, dan pada awal pekan ini kembali beroperasi, Kompas.com pun memutuskan untuk mencoba bus listrik TMP yang disebut sebagai solusi mengurangi emisi karbon dari ketergantungan penggunaan bahan bakar minyak (BBM).

Menjajal bus listrik Trans Metro Pasundan

Pada Kamis (9/11/2023) siang, Kompas.com menunggu sekitar setengah jam untuk menaiki bus listrik TMP dari halte Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Jawa Barat atau tepat di seberang Balaikota Bandung menuju Terminal Leuwipanjang.

Sebelum menuju kursi duduk penumpang, Kompas.com terlebih dahulu membayar ongkos menggunakan kartu e-money. Hanya berlangsung beberapa detik hingga layar mesin pembayaran berwarna hijau menandakan transaksi sukses.

Siang itu, hanya ada 7 penumpang termasuk Kompas.com yang menaiki bus TMP koridor empat.

Bus pun lalu melaju menuju kampus UNPAD di Jalan Dipati Ukur yang kemudian diteruskan ke Terminal Leuwipanjang.

Bus listrik TMP sempat berhenti sejenak di beberapa titik halte dan non halte yang dilewatinya, meski tidak ada penumpang yang naik maupun turun.  

Tak terasa sekitar 1,5 jam menaiki bus ini, akhirnya Kompas.com tiba di Terminal Leuwipanjang.

Selama perjalanan, tidak terdengar suara deru mesin yang dihasilkan seperti kendaraan bertenaga diesel. Bahkan, getaran mesin bus berwarna dominan biru ini nyaris tak terasa.

Dari segi fasilitas, bus berukuran sedang ini dilengkapi Air Conditioner (AC) yang cukup sejuk. 

Lalu, ada 17 kursi berwarna biru untuk umum, dan dua kursi berwarna merah khusus untuk penumpang prioritas seperti ibu hamil atau menyusui, lansia dan penyandang disabilitas. 

Kemudian disediakan 5 pegangan tangan yang terpasang di batang besi bagian atas bus. Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) pun ditempatkan di belakang kursi sopir, serta dua tong sampah berukuran kecil di depan dan belakang.

Di kaca samping bus ditempel rute yang dilalui untuk memudahkan penumpang.

Dalam bus, penumpang dilarang membawa hewan peliharaan, merokok, cairan berbahaya, senjata tajam dan api, melakukan tindakan asusila serta tidak boleh makan dan minum.

Dari segi keamanan, bus listrik TMP ini dilengkapi dengan kamera dua CCTV. Tak hanya itu, disediakan juga pintu darurat, pemecah kaca darurat, dan alat pemadan api ringan (APAR) yang sewaktu-waktu bisa digunakan penumang bila terjadi insiden.

Respon penumpang

Kembali beroperasinya bus listrik TMP ini direspon positif oleh para penumpang. Mereka menilai bus ramah lingkungan ini lebih nyaman dari moda transportasi massal serupa.

Evi (40) warga Bojong, Kabupaten Purwakarta mengatakan, dirinya sering berpergian ke salah satu rumah sakit di Kota Bandung untuk berobat menggunakan transportasi massal semisal angkot dan bus DAMRI.

Namun ketika mencoba bus listrik TMP, dirinya merasakan fasilitas yang disediakan dalam bus ini memberikan kenyamanan yang lebih bagi para penumpangnya, mulai dari kursi penumpang yang empuk hingga AC yang terasa dingin.

"Enak nyaman enggak ngetem, gak berdesakan juga. Penumpang berapa aja langsung berangkat," katanya kepada Kompas.com di dalam bus listrik TMP menuju arah Terminal Leuwipanjang.

Namun demikian, Evi yang belum terbiasa dengan metode pembayanan non tunai yang diterapkan bus ini membuatnya harus beradaptasi. Tetapi dari segi pelayanan menurutnya sudah sangat bagus. 

"Namanya ibu-ibu gini, belum biasa bayar nge-scan jadi rada gaptek," ujarnya.

Reza Muhammad Firdaus (16), siswa kelas 11 SMA Pasundan 7 mengaku, merasakan perbedaan saat menaiki bus listrik TMP dengan kendaraan lainnya yang biasa ia naiki untuk berangkat dan pulang sekolah.

Perbedaan itu terasa dari suara mesin kendaraan ini yang tidak bising, sehingga tidak mengganggu selama perjalanan.

"Saya baru naik kemarin, dan ada bedanya dari naik DAMRI atau motor, nyaman aja," ucapnya.

Dia menilai harga yang dipatok sebesar Rp 2.000 untuk sekali jalan sangat ramah bagi kantung pelajar. Reza pun bisa mengalokasikan sisa uang bekalnya untuk memenuhi keperluan lain.

"Ongkos hanya bayar Rp 2.000 sekali jalan. Bedanya lumayan jauh dibanding DAMRI yang sekarang nyampe belasan ribu," ujarnya.

Waktu operasional 

Deyan Rediyana Ramadan (28), sopir bus listrik TMP menyebutkan, operasional bus ini dimulai dari pukul 04.30 WIB hingga 19.30 WIB.

Dalam sehari dirinya bisa sampai 10 rit melajukan bus listrik TMP rute Leuwipanjang-Dago yang dibagi ke dalam dua shift.

"Kalau busnya berangkat setiap 5 sampai 10 menit sekali pada pagi hari. Tapi siang hari bisa lebih dari itu, karena penumpang juga sudah mulai sepi," katanya.

Menurutnya, jumlah penumpang yang menaiki bus ini paling banyak didominasi perempuan dibanding pria. Mereka rata-rata merupakan pelajar, mahasiswa dan pekerja.

"Paling banyak yang naik bus pada pagi hari pukul 07.00-09.00  WIB. Sorenya dari pukul 15.00-18.00 WIB, atau jam berangkat dan pulang kerja," ucap Deyan.

Kapasitas bus listrik TMP mampu menampung sebanyak 24 penumpang, terdiri atas 19 duduk di kursi dan lima orang berdiri. Kemudian bus ini juga kecepatan lajunya dibatasi hingga 50 Km per jam.

"Bus ini enak dibawa dalam kota karena transmisinya matic, jadi enggak bisa ngebut-ngebut. Beda dengan diesel yang enak dibawa lari (ngebut)," katanya.

Sementara itu, Petugas Operasional Layanan Temanbus, Lili Suryana mengatakan, saat ini bus listrik TMP yang beroperasi untuk melayani penumpang di koridor empat sebanyak 7 unit, dan satu sebagai cadangan.

"Saat ini seluruh armada bus di koridor ini seluruhnya bus listrik," katanya saat dihubungi.

Adapun bus listrik yang digunakan merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi oleh PT INKA. Pada kondisi baterai terisi penuh, bus ini bisa bertahan seharian digunakan.

"Ini ada tiga vendor yakni, Kemenhub, DAMRI dan PT INKA. Kalau operasional bisa seharian, tapi jangan sampai baterai habis. Jika sudah 25 persen harus segera di cas untuk menjaga keawetan baterai," terang Lili.

Setelah beberapa hari beroperasi, Lili mengklaim belum ada kendala yang berarti. Namun ada faktor eksternal yang menjadi perhatiannya saat musim hujan tiba yakni banjir.

Lili menyebut, banjir bisa mempengaruhi operasional bus listrik TMP. Ketahanan baterai dikhawatirkan akan berpengaruh bila terendam air banjir. 

Oleh sebab itu, bila banjir melanda pihaknya akan memberlakukan pengalihan rute atau yang dilalui bus listrik ini. Selain itu, bus akan dihentikan hingga air banjir surut.

"Saat ini masih normal-normal saja operasional. Tapi bila sudah jalan banjir ada langkah yang akan ditempuh mulai dari jalan dipindah hingga mematikan mesin bus," pungkasnya.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/11/075644978/menjajal-bus-listrik-trans-metro-pasundan-rute-leuwipanjang-dago-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke