Salin Artikel

Warga Parung Panjang Hidup Dalam Debu, Macet, dan Ancaman Tergilas karena Truk Tambang

Truk tersebut menyebabkan kemacetan, jalan rusak, polusi hingga korban jiwa tergilas.

Dalam sebulan terakhir, truk angkutan tambang bertonase berat nekat melintas hingga menyebabkan berbagai masalah di jalan tersebut.

Agnes Agnesia (30), warga sekitar mengatakan, belakangan ini truk-truk pengangkut tambang melanggar jam operasional.

Padahal, aturan jam operasional truk tambang sudah jelas dimulai pukul 20.00 WIB sampai 05.00 WIB.

Larangan itu juga sudah jelas diatur dalam peraturan daerah. Namun, truk-truk tersebut tetap nekat melintas dan akibatnya masyarakat selalu was-was saat di jalanan.

Hampir satu hari pun bisa terjadi kemacetan. Lantas untuk apa aturan jam operasional truk ada kalau pagi buat parkir pinggir jalan, sorenya mereka bisa beroperasi.

"Nah, ini mereka biasanya sudah keluar dan pada parkir di pinggir-pinggir jalan dari mulai sore. Truk itu terus bertambah dan membuat macet. Sudah hampir sebulan ini kemacetan terjadi dan makin parah," kata Agnes kepada Kompas.com, Minggu (19/11/2023).

Hampir setiap magrib atau menjelang malam, arus lalu lintas mulai macet dan semakin malam kendaraan bisa tidak bergerak di jalan tersebut.

Agnes yang bekerja di Jakarta mengaku ketika pulang kerja terpaksa harus bersabar untuk menggunakan ojek online. Meski sudah menggunakan motor, ia mesti berhati-hati melintasi jalan menuju rumahnya.

Selasa malam itu pula, sambung Agnes, tetangganya mengalami kecelakaan tunggal pada pukul 23.52 WIB.

Tetangganya yang bernama Erna Cahyadi itu harus dievakuasi ke rumah sakit menggunakan ambulans.

Namun, satu unit ambulans yang dihubungi tidak bisa melintas karena terjebak antrean atau macet akibat truk tambang.

"Dia pulang ke rumah udah dalam keadaan luka-luka. Terus kita panggilkan ambulans, bayangin aja dia nunggu ambulans berjam-jam, lalu bagaimana nasib ketika ada orang kritis. Terus belum ada sebulan yang lalu juga ada kecelakaan di depan Polsek," keluh Agnes kecewa.

Sepekan terakhir ini, truk tambang muatan batu bertonase berat itu disebut bebas melenggang lewat di luar jam operasional.

Truk pengangkut batu itu melintasi jalan publik telah berlangsung bertahun-tahun sehingga merusak jalan sehingga berbahaya untuk dilintasi.

"Kita memviralkan ini ke media karena sudah muak melihat truk-truk itu, ada berapa ratus jiwa lagi nanti yang akan jadi korban di jalanan. Pemerintah setempat juga seharusnya buka mata, buka hati," imbuhnya.

Warga mendesak pemerintah agar menyetop sementara aktivitas truk tambang sampai masalah-masalah itu teratasi.

Apalagi, jumlah truk tambang beserta beratnya tak sebanding dengan kapasitas dan kondisi jalan publik yang tersedia.

Jalan yang menjadi akses satu-satunya warga Parung Panjang kini rusak parah, jalan berlobang terus bertambah, seperti kubangan besar buat ikan.

Kubangan itu besar dan berbahaya saat dilintasi pengendara motor.

Agnes mengaku pernah menjadi korban, bamper mobilnya rusak. Tak sedikit ia menyaksikan tetangga-tetanggnya yang menggunakan motor terjatuh di kubangan itu.

"Kejadian ini kan paket double combo, udah mah jalanan rusak, kita jadi susah pulang, was was kalau kesenggol ban truk, ada juga kita terlindas. Jadi mau sampai kapan kejadian ini terulang. Pemkab Bogor kalau memang belum bisa memperbaiki jalan, seharusnya bikin peraturan yang bener, tegas dong sama truk truk tambang yang merusak dan mencelakakan warga," terangnya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ilyas (27), seorang warga yang tinggal di perbatasan Parung Panjang - Jasinga.

Ilyas yang sehari-hari menggunakan motor ke tempat kerjanya di BSD Tangerang, merasakan dampak aktivitas truk tambang di jalan Mochamad Toha, Jagabaya.

"Ya secara waktu lebih lama di jalan utama itu karena akses susah, udah gtu jalan rusak sekarang makin parah. Kan tiap waktu truk tambang itu ada. Apalagi di jam sore sampai malam. Kalau siang juga ada cuman enggak ramai," ujarnya.


Ia mengaku berangkat dan pulang kerja selalu khawatir saat melintasi jalan utama tersebut.

Akses untuk motor saja sulit karena macet, ditambah jalan berlubang besar sehingga secara waktu tempuh lebih lama.

Menurut Ilyas, warga sekitar mungkin sudah terbiasa. Namun, bagi warga luar daerah, jangankan luar daerah, beda kecamatan saja khawatir karena risiko yang ditanggung sangat besar.

Dia pun hanya bisa berdoa agar tidak terjadi kecelakaan yang biasa dia saksikan.

"Selama ini ya tiap pulang pakai motor sering banget keserempet-serempet begitu, hampir game over (tewas). Tapi jangan sampai lah," kata Ilyas.

Ilyas berharap agar pemerintah setempat mau menanggapi dengan serius apa yang dirasakan pengendara motor.

Pertama, setiap berangkat atau pulang kerja itu sudah pasti terjebak macet yang diakibatkan keluar masuk truk-truk besar. Jam operasional truk harus diatur karena saat ini mereka seenaknya.

Kedua, kondisi jalan yang semakin memprihatinkan, ada yang berlobang, ada yang retak, ada pula yang bergelombang.

Terutama jalur arah dari Jasinga ke Parung Panjang bisa dibilang lebih rusak di jalur sebelahnya.

Ketiga, debu yang sangat banyak membuat pengendara motor terganggu. Bahkan, debu bisa dilihat dari rumah-rumah atau kios yang berada tepat di pinggir jalannya.

Tidak hanya itu, kondisi hujan seperti sekarang ini ada lumpur dan genangan air yang membuat jalan menjadi licin.

Lalu yang keempat, minimnya kesadaran pengendara truk yang seenaknya parkir di jalan dan mengambil jalur lawan arahnya tanpa mementingkan pengendara motor dan lainnya.

"Semoga bisa ditanggapi dengan serius sama pemerintah. Maksudnya jangan cuman ngomong doang. Hari ini hilang, beberapa bulan kemudian ada lagi. Harusnya secara permanen bikin jalan buat truk dan dibuatkan juga jalan untuk warga," jelas Ilyas.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/19/143353278/warga-parung-panjang-hidup-dalam-debu-macet-dan-ancaman-tergilas-karena-truk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke