Salin Artikel

Pekerja Migran Indonesia Rentan Terpapar Radikalisme, BP2MI Gandeng BNPT

Benny mengatakan, potensi kian terasa pada pekerja migran yang berada di negara-negara berkembang, yang memudahkan akses informasi melalui internet.

"Karena potensinya juga tidak kecil. Kita harus waspadai," kata dia saat ditemui di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (20/11/2023).

Benny mengungkapkan, kelompok penyebar radikalisme, menyasar buruh migran yang bekerja di luar negeri, lantaran mereka kerap dilanda masalah kesepian.

Hal itu, terbukti dalam beberapa kasus. Para PMI, kata Benny, merasa memiliki sahabat untuk bisa diajak berbicara banyak hal, tanpa mengetahui bahwa dia sedang didoktrin atau dicuci otaknya.

"Mereka bekerja niatnya untuk masa depan, tapi setelah di luar negeri, mereka kesepian tidak punya keluarga. Kemudian kelompok-kelompok radikal menginfiltrasi kemudian mencuci otak mereka," ujar Benny.

Mereka umumnya menganggap kelompok penyebar radikalisme sebagai sahabat atau saudara. Tak heran jika lalu, para pekerja migran ini bersedia memberi sumbangan dengan kedok donasi untuk kegiatan sosial.

"Jadi banyak uang PMI yang kemudian menjadi donar bagi kegiatan-kegiatan yang sebetulnya, awalnya dianggap sosial padahal untuk kegiatan radikal tadi," terang Benny.

Gandeng BNPT

Mengantisipasi hal tersebut, Benny mengaku telah bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Hasil kerjasama tersebut, lanjut Benny, akan mempermudah pihak BP2MI mendeteksi adanya penyebaran radikalisme di PMI.

BNPT akan disiapkan untuk mengisi sosialisasi yang kerap dilakukan BP2MI ke wilayah-wilayah yang rentan terhadap pemberangkatan pekerja migran ilegal.

"Kita kemarin sudah kerja sama dengan BNPT. Alhamdulillah nanti di setiap orientasi pra-penempatan atau pembekalan kepada PMI, dari BNPT akan mengisi acara," cetus Benny.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/20/093945578/pekerja-migran-indonesia-rentan-terpapar-radikalisme-bp2mi-gandeng-bnpt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke