Salin Artikel

Setahun Pascagempa, Cianjur Berjuang Bangkit...

Dahsyatnya guncangan pada Senin siang, pukul 13.21 WIB itu memporak-porandakan bangunan, tanah longsor, dan menelan korban jiwa.

Hingga saat ini, Pemerintah dan masyarakat masih terus berupaya membenahi diri, dan berjuang bangkit dari keterpurukan pasca bencana.

Setahun berlalu, masih ada penyintas yang tinggal di hunian-hunian darurat dan ratusan siswa terpaksa belajar di tenda.

Bupati Cianjur, Herman Suherman menuturkan, kendati penanggulangan pasca gempa belum tuntas, namun jika dibandingkan daerah lain yang mengalami hal serupa, penangganan di wilayahnya terbilang cepat.

“Kita setahun ini sudah banyak bangunan dan infrastruktur dibangun. Walaupun masih ada teman-teman kita yang masih tinggal di tenda,” kata Herman kepada Kompas.com di Pendopo Bupati, Senin (20/11/2023) petang.

Disebutkan, keberadaan korban gempa yang masih menempati tenda dan hunian-hunian darurat tersebut bukan tanpa upaya, pemerintah daerah telah menyalurkan dana tunggu hunian.

"Sambil menunggu rumahnya (diperbaiki), mereka telah diberikan dana per bulan besarannya Rp 500.000."

"Inginnya uang itu dipakai untuk sewa rumah atau bangun huntara. Namun, ada beberapa yang lebih memilih di sana (tinggal di tenda),” ujar dia.

Herman menerangkan, progres rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga terdampak gempa masih berjalan, dan saat ini sedang menunggu penyaluran dana stimulan tahap keempat.

Dia berharap, pencairannya cepat terealisasi agar 4.000 kepala keluarga bisa kembali ke rumah masing-masing.

“Saya menyarankan, warga yang kategori berat kalau punya dana, perbaiki dulu, reimburse dulu, daripada nunggu-nunggu nanti (kondisi rumah) lebih rusak lagi,” kata Herman.

Selama proses perbaikan dan pembangunan rumah terdampak gempa, Herman mengaku menemukan berbagai persoalan.

Salah satunya adalah tindakan tak bertanggungjawab dari oknum aplikator dan kontraktor yang meninggalkan pengerjaan sehingga rumah warga menjadi mangkrak.

“Tetapi dengan upaya pendekatan, sekarang sudah dilaksanakan dengan baik, sekarang mulai lancar,” ujar dia.

Pembangunan huntap tahap pertama dan kedua, yakni di Desa Sirnagalih Kecamatan Cilaku dan di Kecamatan Mande telah rampung dan kini sudah dihuni sekitar 350 kepala keluarga.

Sementara relokasi tahap ketiga, ujar Herman, masih proses pembangunan. Lokasinya di pinggiran kota, di kawasan Hutan Kota Cianjur (Hukoci) Babakan Karet.

“Disiapkan untuk 190 kepala keluarga. Mudah-mudahan di akhir tahun mereka bisa pindah,” ucap dia.

Dampak gempa

Herman menyebutkan, bencana gempa Cianjur telah menelan 650 korban jiwa, merusak puluhan ribuan rumah dan ratusan infrastruktur lainnya, sekolah, gedung pemerintahan, tempat ibadah, dan fasilitas kesehatan.

Kekuatan gempa dari sesar Cugenang ini menyasar di 16 wilayah kecamatan dari total 32 kecamatan yang ada, dan menyebabkan ratusan ribu warga tinggal di tenda pengungsian.

Herman memperkirakan jumlah kerugian materi mencapai Rp 2 triliun.

“Besok (hari ini) kita akan menggelar istighosah di Masjid Agung Cianjur yang sedianya akan diikuti 3.000 orang sebagai refleksi setahun pascagempa,” ujar Herman.

https://bandung.kompas.com/read/2023/11/21/065622378/setahun-pascagempa-cianjur-berjuang-bangkit

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke